KLIKMU.CO
Oleh K.H. Abdullah Wasi’an*)
Menurut orang Kristen, Al-Masih itu artinya Juru Selamat. Mereka mendasarkan pada kamus Bahasa Indonesia oleh WJS Purwodarminto, yang mengartikan Al-Masih itu Juru Selamat.
Pertanyaannya sekarang, benarkah pendapat Purwadarminto itu? Dari mana ia mendapatkan kata Al-Masih itu artinya Juru Selamat? Dalam kamus Al-Munawwir diterangkan bahwa kata Al-Masih dari kata kerja (masaha, yamsahu, mashan) memiliki arti ganda yaitu; (1) menghapus, mengurapi, meminyaki. (2) mengukur tanah, banyak berjalan.
Isa Ibnu Maryam disebut Al-Masih karena beliau pernah diminyaki dengan minyak wangi. Beliau juga banyak berjalan.
Jika Al-Masih oleh Purwodarminto diartikan sebagai Juru Selamat, berarti Dajjal juga Juru Selamat. Karena dalam doa yang diajarkan Rasulullah juga disebut-sebut kalimat tersebut. “Allnhumma inni auu’-dzu bika min a’dzabilqobri, wa min fitnatil mahya wal mamaati, wa min fitnatil masiihid dajjal.” Artinya: “Ya Allah, sesungguhnya aku mohon lindungan-Mu dari siksa kubur, dan dari fitnah hidup dan mati, dan dari fitnah masiihid-dajjal.”
Melihat konteks dan arti kalimat ini berarti Al-Masih itu artinya bukan juru Selamat. Bahkan, G.B. Shaw seorang ahli sejarah yang pemah menyelidiki agama Islam dengan netral mengatakan bahwa Muhammad itu mestinya Juru Selamat bagi umat manusia. Dengan kata lain, ia lebih setuju mengatakan bahwa Muhammad itu seorang Juru Selamat.
Lalu, siapakah Juru Selamat menurut Alquran? Menurut Alquran Juru Selamat itu adalah Allah. Bibel pun juga mengatakan hal yang sama. Dalam Yesaya 45: 21 dikatakan: “Bukankah Aku ini Tuhan? Tiada Allah lain daripada-Ku: kecuali Aku adalah Allah yang besar dan Juru Selamat adanya.”
Demikian juga terdapat dalam Yesaya 49: 26, Yesaya 60: 16, dan Lukas 1: 47 yang berbunyi: “Dan hatiku bergembira karena Allah Juru Selamatku.” [*]
