Bagaimana Kontribusi Masyarakat Pedesaan Lawan Covid-19 Menurut Pakar?

0
476
Pakar gerakan sosial Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) Dr Oman Sukmana MSi saat menyampaikan materi. (UMM/KLIKMU.CO)

 

KLIKMU.CO – Isu kontribusi pada pencegahan Covid-19 masih menjadi fokus perhatian FISIP UMM dalam Webinar Sosiologi dalam Seminar Nasional yang digelar oleh FISIP Unsri pada Selasa (7/7/2020) melalui aplikasi Zoom. Pakar gerakan sosial Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Dr Oman Sukmana MSi, didapuk sebagai salah satu pembicara utama dalam webinar tersebut.

Kaprodi Kesejahteraan Sosial tersebut membawakan topik Gerakan Sosial Masyarakat Pedesaan dalam Melawan Covid-19. Kepada sekitar 110 peserta dari seluruh Indonesia, Oman memaparkan bagaimana gerakan sosial berkontribusi dalam melawan covid-19.

Menurut dia, banyak jenis gerakan sosial. Tidak selamanya gerakan sosial berperspektif negatif, misalnya identik dengan perlawanan atau pemberontakan tentang suatu hal. Gerakan sosial berbasis kesadaran, peduli pada orang lain, adalah ciri khas new social movement. Sedangkan gerakan sosial yang cenderung dalam konteks melawan atau memberontak adalah tipe gerakan sosial yang lama alias old social movement.

Di sisi lain, kata Oman, perilaku kolektif yang dilakukan oleh sekelompok masyarakat tidak selalu merupakan sebuah gerakan sosial. Faktor pembedanya adalah masalah durasi. Jika aksi tersebut bertahan lama, itu adalah sebuah gerakan sosial. Jika sementara, bisa jadi itu hanya perilaku kolektif.

Sebagai bagian dari masyarakat, masyarakat pedesaan ternyata juga memiliki peran penting dalam melawan persebaran Covid-19. Jamak kita ketahui, melalui pemberitaan media sosial, banyak desa yang kemudian membatasi akses masuk desa dan mengarantina pendatang.

Bahkan tingkat kewaspadaan terhadap orang lain meningkat selama masa pandemi ini. Dalam konteks melawan Covid-19, apakah masyarakat pedesaan tersebut melakukan gerakan sosial atau sekadar perilaku kolektif?

Menurut Oman, gerakan sosial masyarakat pedesaan sudah melebih perilaku kolektif karena diorganisasi. Ada pertimbangan masyarakat untuk melakukan sesuatu dan bertahan lama. Ini sesuai dengan ciri khas gerakan sosial.

”Masyarakat pedesaan melakukan aksi bersama dalam melawan Covid-19 sebenarnya bisa dipahami dalam berbagai perspektif teoritik, mobilisasi sumber daya dan new social movement theory berbasis teori identitas. Jika kita ingin aksi kolektif masyarakat menjadi sebuah gerakan sosial yang berhasil, ada sejumlah faktor determinan yang harus dikuatkan,” ungkap Oman Sukmana.

Dia menyebut harus ada tindakan pengorganisasian gerakan sosial, harus ada leader atau aktor, juga harus ada mobilisasi sumber daya misalnya finansial juga aspek pengetahuan dan hal-hal yang mendukung gerakan. Selain itu, harus ada partisipasi dari partisipan gerakan.

Selain faktor determinan tersebut, juga perlu diperhatikan aspek identitas kolektif, solidaritas, dan komitmen dari masyarakat pedesaan. Selama ini ada indikasi masyarakat yang merasa sehat itu tidak terlalu peduli dan cenderung merasa dirinya baik-baik saja. ”Ini menunjukkan solidaritas di kalangan masyarakat yang kurang maksimal, khususnya masyarakat yang merasa sehat untuk membangun solidaritas pada masyarakat lain,” imbuhnya.  (Achmad San)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini