Begini Kisah Din Nasihati Sukmawati Sebelum Menyatakan Permintaan Maaf

0
5933
Nasihat Bijak: Prof. Din Syamsuddin saat konferensi pers selepas Pengajian Akbar di SD Muhammadiyah 4 Pucang Surabaya. (Foto: ICL)

KLIKMU.CO – Ternyata, sebelum Sukmawati mengadakan koferensi pers di Cikini Jakarta Pusat tentang permohonan maafnya kepada umat Islam lantaran puisi kontroversialnya, ia telah menemui Prof. Din Syamsuddin mantan Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah.

Dalam pertemuan itu, Sukmawati yang merasa tertekan atas respons umat Islam menyampaikan kegalauan sekaligus meminta nasihat Ketua Dewan Pertimbangan MUI itu.

“Dia datang ke kantor saya. Dia baca ulang puisi itu, lantas minta komentar. Bahwa puisi itu menyinggung umat Islam, saya katakan ya,” kisah Din di konferensi pers selepas Pengajian Akbar yang diselenggarakan oleh SD Muhammadiyah 4 Pucang Surabaya, Sabtu (7/4).

Bait-bait puisi Sukmawati, lanjut Din, memang dinilainya menyinggung perasaan umat karena mengandung makna peyoratif terhadap ajaran Islam, terutama masalah azan.

“Itu mengandung judgmen (penghakiman, red.) dan mengandung penilaian secara peyoratif terhadap ajaran Islam,” ujarnya kepada putri Bung Karno itu.

Setelah mendengar keluhan dan pembacaan puisi Sukma, Utusan Khusus Presiden untuk Dialog dan Kerjasama Lintas Agama dan antar-Peradaban itu menyarankan Sukmawati agar meminta maaf kepada umat Islam secara terbuka.

Sedangkan, terkait sikap Muhammadiyah atas kasus tersebut, menurutnya Persyarikatan tidak memberikan sikap resmi, kecuali sikap pribadi yang disampaikan oleh Dr. Abdul Mu’ti, M.Ed. Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah dan Dahnil Anzar Simanjuntak Ketua Umum Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah.

“Pada dasarnya alam pikiran dan cara pandang Muhammadiyah itu selalu mengedepankan rasionalitas, kerarifan, menggunakan bahasa pendekatan dakwah,” pungkas pendiri dan pengasuh Pesantren Modern Internasional Dea Malela Sumbawa, NTB itu. (ICOOL)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini