Catatan Oase Kehidupan #225 : “Ta’awwun Untuk Negeri”, Meneladani Nasehat KH Ahmad Dahlan

0
1703
Foto para pimpinan Muhammadiyah ketika soft launching Muhammadiyah Training Centre di Wonosalam Jombang diambil dari dokumen pribadi denpeyi

KLIKMU.CO

Oleh: M Isa Anshori*

Adalah KH Ahmad Dahlan yang dikenal sebagai pendiri persyarikatan Muhammadiyah. Sebagai organisasi Islam besar, Muhammadiyah dikenal selama ini teguh dan konsisten dalam memperjuangkan persoalan keummatan. Tidak heran kemudian, melalui amal usahanya, Muhammadiyah mampu menghadirkan layanan kemanusiaan berupa sekolah sekolah dan rumah sakit.

Nasehat bijak KH Ahmad Dahlan yang sangat merasuk kedalam qalbu para kader Muhammadiyah adalah kata kata ” Hidup hidupilah Muhammadiyah, Jangan mencari penghidupan di Muhammadiyah “.

Tentu nasehat ini harus dimaknai sebagai nasehat bahwa didalam organisasi Muhammadiyah tak boleh siapapun sebagai kader untuk memanfaatkan Muhammadiyah untuk kepentingan pribadi. Muhammadiyah harus dijadikan lahan persemaian membangun jihad kemanusiaan sebagaimana Al Qur’an mengingatkan didalam surat Ali Imron : 110

Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik “.

Ini juga berarti bahwa lembaga Muhammadiyah merupakan lahan membangun profesionalitas pelayanan. Tentu saja didalam profesionalitas layanan itu, Muhammdiyah tidak tinggal diam, Muhammadiyah memberikan apresiasi bagi mereka yang mengembangkan pengabdian profesional untuk peningkatan kualitas layanan Muhammadiyah kepada ummat. Sehingga akan terjadi sebuah perpaduan yang harmonis berupa keihlasan, para profesional yang mengabdikan diri untuk mengembangkan kualitas Muhammadiyah mendapatkan apresiasi yang sepadan dari organisasi Muhammadiyah.

Harmoni keikhlasan berupa pengorbanan dan penghargaan ternyata menjadi energi yang luar biasa bagi Muhammadiyah. Tak heran kemudian terlihat para kader Muhammdiyah berjibaku mengembangkan layanan kemanusiaan berupa pendidikan, kesehatan dan dakwah. Muhammadiyah hadir tak melulu hanya untuk ummat Islam I Indonesia, Muhammadiyah lahir untuk memberi layanan kepada seluruh ummat manusia. Dipelosok pelosok daerah dimana ummat Islam minoritas, Muhammadiyah tetap istoqomah hadir melayani, terbukti sekolah dan perguruan tinggi yang dibangun Muhammadiyah dibeberapa daerah minoritas, pemanfaatnya justru saudara saudara kita yang bearagama lain. Adalah di Nusa Tenggara Timur dan Papua.

Diusianya yang tak lagi muda, dan tentu dinamika manusia yang cukup tinggi, setidaknya nasehat bijak itu akan menjadi cakram penahan syahwat agar tetap istiqomah didalam layanan tanpa mengedepankan kepentingan pribadi. Muhammadiyah pasti memahami tentang profesional dan keihlasan. Tidaklah berarti bahwa kita yang berprofesi dan mengembangkan profesionalisme di Muhammadiyah tidak diapresiasi, Muhammadiyah pasti memahami arti dari profesional dan penghargaan. Sehingga berprofesi layanan di Muhammadiyah, akan selalu mendapat apresiasi dan penghargaan.

Nah ditengah menjejak hari jadinya, saya kira layak disemai sebuah untaian kata bahwa Muhammdiyah hadir untuk menjaga Indonesia agar Indonesia tetap bijak dalam melayani rakyatnya.

Surabaya,  November 2018

*Pengamat Sosial dan Alumni Universitas Muhammadiyah Surabaya

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini