Cermin Diri#174: Istisqa Jam 9, Turun Hujan Jam 1 Siang

0
691
Foto diambil dari Medcom.id

KLIKMU.CO

Oleh: Mushlihin*

Hampir sebulan belum turun hujan. Sawah tadah hujan kekeringan. Banyak tanaman yang meranggas. Para petani kian was-was. Ditambah pandemi dan masalah negeri yang tak kunjung tuntas.

Madrasah Aliyah Muhammadiyah 8 Takerharjo Solokuro Lamongan tidak mau berpangku tangan. Berupaya mewujudkan tema milad Muhammadiyah ke-108. Meneguhkan gerakan keagamaan hadapi pandemi dan masalah negeri. Yakni salat istisqa.

Sekitar jam 6, empat puluhan siswa berkumpul. Berbekal sepeda onthel melewati jalan kampung. Menuju jalan raya propinsi. Terus belok ke jalan pertanian. Menuruni lembah. Rantai sepeda seorang siswa putus.

Jalan kaki ratusan meter tak terelakkan. Sampailah pada padang ilalang. Mereka sarapan. Berteduh di bawah bambu supaya tak kepanasan. Saling berbagi makanan dan minuman. Penuh kekeluargaan. Melestarikan bancakan.

Pukul 9 mereka tayamum. Mengeluarkan sorban, mukena dan sarung. Merapatkan dan meluruskan barisan. Salat dua rakaat dan berdoa minta air hujan. Bertempat di persawahan Kalijero dekat hutan. Imam yang merupakan guru paling sepuh, membaca surah Al-A’la dan Al-Gasiyah dengan mengeraskan bacaan.

Selepas itu seluruh jamaah bubar. Mengayuh sepeda sambil berdebar. Menaiki tanjakan sedikit kurang sabar. Ban belakang seorang siswi meletus ambyar.

Beruntung ada ibu dan kakek berbaik hati. Sepeda mini diangkut motor pakai tali. Sementara si pemilik dibonceng dengan hati-hati. Pas ada gubuk, mereka berhenti. Sejenak menikmati rujak sambal terasi. Mantap sekali.

Setelah itu mereka melanjutkan perjalanan. Beriring-iringan tanpa menyebabkan kemacetan. Setiba di rumah segera bersuci dan berpakaian serta menggunakan wewangian. Berjalan tenang ke masjid menunaikan jumatan.

Sekira pukul satu siang, langit bersih. Terik bikin kepala pening. Jauh ke arah utara laut lepas ada sepotong awan kecil bergerak. Menarik sejumlah awan besar. Hujan deras mengguyur. Sangat lebat hingga air mengalir dan memenuhi sumur. Panas kemarau terkubur. Tanaman layu, berangsur subur. Sebagian besar orang sujud syukur. Biji jagung pun ditabur. Semoga tercapai masyarakat adil dan makmur. Baldatun taiyibatun wa rabbun ghofur.

*Guru MAM 8 Takerharjo Solokuro Lamongan

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini