Haedar Nashir: Jangan Tolak Jenazah dan Pasien Positif Korona

0
494
Potongan video petugas pembawa jenazah kasus korona yang ditolak warga di Banyumas. (Klikmu.co)

KLIKMU.CO – “Pasien yang meninggal akibat Covid-19 adalah saudara kita yang harus diperlakukan dengan penghormatan yang baik,” kata Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir di Yogyakarta, Kamis (2/4).

Hal itu seperti menanggapi kasus warga yang menolak pemakaman jenazah yang terpapar korona. Salah satunya tampak dalam sebuah video viral yang memperlihatkan warga di daerah Banyumas, Jateng, melempari batu ke arah petugas pemakaman jenazah korban korona. Dalam video tersebut, beberapa petugas medis terlihat mengenakan alat pelindung diri (APD).

Saat mengangkat jenazah, tiba-tiba seseorang melempar batu ke arah petugas tersebut. Mendapat lemparan batu, seorang petugas pun berteriak, “Jangan lempar batu. Kita juga manusia, Bu!” ujar petugas.

Menurut Tarjih Muhammadiyah, lanjut Haedar, pasien Covid-19 meninggal dunia yang sebelumnya telah berikhtiar dengan penuh keimanan untuk mencegah dan atau mengobatinya. Oleh karena itu, mereka mendapat pahala seperti pahala orang mati syahid.

Jika pemerintah dan para pihak telah menetapkan kuburan bagi jenazah Covid-19 sesuai protokol, tidak seharusnya warga menolak penguburan. Apalagi sampai meminta jenazah yang sudah dimakamkan dibongkar kembali dan dipindahkan.

“Mereka yang terkena positif Covid-19 juga harus disikapi dengan baik. Jika dikarantina di satu lokasi atau menempuh karantina sendiri di kediamannya jangan ditolak warga. Aparat setempat agar dengan bijak memahamkan warga dan jangan ada yang ikut-ikutan menolak,” ujarnya.

Semua pihak diminta berkorban dan menunjukkan keluhuran sikap kemanusiaan dan kebersamaan. Warga yang menolak agar diberi pemahaman, mereka mungkin terlalu panik dan belum mengerti. Peran tokoh dan pemuka agama setempat sangat penting.

“Semoga setelah diberi pemahaman akan berubah. Saat ini tunjukkan bahwa kita masyarakat Indonesia benar-benar berjiwa sosial, gotong royong, dan religius terhadap sesama. Apalagi kepada korban Covid-19 yang meninggal dan keluarganya, yang semestinya kita berempati dan membantu,” tandasnya.

Sikap berlebihan, katanya, justru tidak menunjukkan keluhuran budi dan solidaritas sosial yang selama ini jadi kebanggaan bangsa Indonesia. (Achmad San)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini