Ibrah Kehidupan #18: Khalifah Utsman Bin Affan, Pemilik dua Cahaya (-6 habis)

1
2764
Umar Bin Khattab Si Garang dan Heroik diambil dari google

KLIKMU.CO

Oleh: Kyai Mahsun Jayadi*

Salah satu peperangan di zaman Rasulullah yang paling krusial adalah perang tabuk. Peperangan melawan kufar quraisy berkolaborasi dengan musyrikin Madinah dan tantara romawi ini dalam situasi “paceklik” hasil panen kurma dan gandum tidak menggembirakan, ditambah lagi sedang musim panas yang sangat terik.

Meskipun demikian Semua sahabat tetap berlomba-lomba mencapai kesempurnaan di sisi Allah dengan berkontribusi sesuai kemampuan mereka masing-masing.

Sebagaimana disebutkan dalam catatan sejarah, pada perang Tabuk ini sejumlah 30.000 pasukan muslim harus berperang melawan 200.000 pasukan sekutu pimpinan Romawi. Saat itulah Rasulullah SAW meminta tiap muslim untuk berkontribusi.

Para sahabat yang dianugrahi harta, berlomba-lomba menginfakkan hartanya untuk mendukung perjuangan. Mereka menyumbangkan harta, tenaga, bahkan jiwanya untuk kemenangan Islam.

Umar bin Khothob radhiallahu anhu (RA), misalnya, menyumbangkan setengah hartanya. Perlombaan menuju kesempurnaan di sisi Allah pun berlangsung. Sahabat Ustam bin Affan pun menyumbangkan sepertiga hartanya.
Sejarah mencatat, Utsman adalah salah satu konglomerat di kalangan sahabat Nabi SAW. Hartanya berlimpah ruah. Maka, kendati jumlah yang disumbangkan hanya sepertiga, nilainya sangat luar biasa. Berapa harta Utsman bin Affan saat itu? Menantu Rasulullah SAW ini mempunyai simpanan mencapai 151.000 dinar. Merujuk harga dinar sebelumnya yang Rp1.844.973, maka harta Utsman itu senilai Rp278.591 miliar.

Jumlah itu tidak termasuk properti di sepanjang wilayah Aris dan Khaibar dan beberapa sumur yang saat ini nilainya tidak kurang dari Rp440 miliar. Total hartanya jadi sekitar Rp719 miliar. Dengan demikian, nilai sumbangan Utsman saat itu sekitar Rp215,5 miliar!

Ubaidullah bin Utbah menceritakan, ketika terbunuh, Utsman RA masih mempunyai harta yang disimpan penjaga gudangnya, yaitu 30,5 juta dirham dan 100.000 dinar. Ini artinya, di gudangnya juga ada harta senilai Rp190 miliar ditambah Rp1,952 triliun.

Sejarah mencatat, pada perang Tabuk tersebut Utsman juga menyumbang 300 ekor unta. Berapa nilai sumbangan unta itu sekarang? Di Indonesia, sapi qurban kelas terbaik harganya tidak kurang dari Rp15 juta. yang pasti, harga unta lebih mahal dibandingkan sapi. Jika harganya dipatok Rp20 juta saja, maka nilai 300 ekor unta tadi sekitar Rp6 miliar.

Menurut versi lain, jumlah total harta Utsman bin Affan radhiallahu anhu tidak kurang dari Rp 7,2 triliun. Jika jumlah ini yang kita jadikan patokan, maka sepertiga harta yang disumbangkan saat itu nilainya kini sekitar Rp2,4 triliun. Subhanallah.
Perjalanan untuk menempuh perang pun dimulai. Rasulullah SAW dan pasukan kemudian meninggalkan Madinah menuju Tabuk yang wilayahnya berjarak 800 km dari Madinah. Perjalanan ini memakan waktu hingga 20 hari. Medan yang mereka lakoni juga sangat sulit. Selain keterbatasan bahan makanan, kaum muslimin juga harus menghadapi panasnya gurun pasir yang diatas rata-rata. Perang ini bahkan dijuluki “Pasukan Jaisyul Usrah” yang artinya pasukan yang dalam keadaan sulit.

Sesampainya di Tabuk, Rasulullah SAW tidak menemukan satu pun kaum musrikin. Romawi dan sekutunya merasa takut dan kuatir setelah mendengar Rasulullah SAW menggalang pasukan. Mereka berpencar ke batas-batas wilayahnya. Rasulullah SAW menghabiskan 10 hari di Tabuk. Namun Ia tidak tinggal diam begitu saja, ekspedisi ini dimanfaatkan Nabi Muhammad SAW untuk mengunjungi kabilah-kabilah yang ada di sekitar Tabuk dan menyebarkan ajaran Islam.

Rasulullah SAW didatangi oleh Yuhanah bin Rubbah dari Ailah untuk menawarkan perjanjian perdamaian dengan beliau dan siap menyerahkan jizyah kepada beliau. Rasulullah menulis selembar surat perjanjian dan memberikan kepada mereka yang kemudian mereka pegang. Akhirnya peperangan pun tidak jadi terlaksana. Setelah 30 hari meninggalkan Madinah, akhirnya umat Islam kembali tanpa terjadi peperangan.

Ibrah dari Kisah Ini:
Adalah kenyataan yang tidak terbantah bahwa para sahabat Nabi mememiliki semangat juang yang tinggi dalam “Izzul Islam Wal Muslimin”. Ketika aqidah sudah mantap terhujam dalam jiwa mereka. Pemahaman ajaran agama Islam juga sudah mendarah daging pada diri mereka.

Maka yang terjadi adalah semangat berkorban menggelora, disertai kesiapan secara fisik berjuang menegakkan kalimah Allah tanpa rasa takut sedikitpun.

Inilah sejatinya hamba Allah yang bertitel “Pejuang”. Maka tidak salah ucapan Syakib Arsalan : Qif Duuna Ro’yika Fil Hayaati Mujaahidan, Innal hayaata Aqidatun Wa Jihaadun” (Tegakkan pandangan hidupmu sebagai Mujahid/ pejuang, karena sesungguhnya hakekat dari kehidupan itu adalah tegaknya aqidah dan Jihad).

Kader 1912 what about you?

Foto Kyai Mahsusun Jayadi Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kota Surabaya diambil dari dokumen pribadi

*Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kota Surabaya

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini