1 Desember 2024
Surabaya, Indonesia
Risalah

Ibrah Kehidupan #98: Anas bin Malik, bukan Malik bin Anas (-1).

Foto diambil dari fatihsyuhud.net

KLIKMU.CO

Oleh: Kyai Mahsun Djayadi*

Sering kali di antara kita ada yang kacau mengenai dua nama yang sama-sama tokoh Islam, ulama terkenal, yaitu Anas bin Malik, dan Malik bin anas.
Apakah kedua orang tersebut ada hubungan nasab?. Benarkah Malik bin Anas itu putera Anas bin Malik? Jawabannya : Tidak! Tidak ada hubungan antara keduanya. Anas bin Malik adalah sahabat Nabi Muhammad saw, dengan Nasab sebagai berikut:
Anas bin Malik bin an-Nadhr bin Dhamdham bin Zaid bin Haram bin Jundub bin Amir bin Ghunm bin Adi bin Najjar. (Adz-Dzahabi : Siyar A’lam an-Nubala’, 3/395) Beliau berasal dari Bani Najjar suku Khazraj, asli Madinah.
Sedangkan Malik bin Anas, dikenal dengan panggilan Imam Malik bin Anas, adalah tokoh pada zaman Tabi’it-Tabi’iin (tidak menangi zaman sahabat). Silsilahnya adalah :
Beliau adalah Syaikhul Islam, Hujjatul Islam, Imam Dar al-Hijrah, Abu Abdillah, Malik bin Anas bin Malik bin Abu Amir bin Amr bin al-Harits bin Ghainan, bin Khutsail, bin Amr bin al-Harits yang bergelar Bani Dzu Asbah bin Auf bin Malik. (Siyar A’lam an-Nubala’, 8/48).

Yang sedang penulis tampilkan saat ini adalah sahabat Anas bin Malik.
Anas bin Malik termasuk salah satu sahabat yang menjadi pembantu Nabi saw,(selain Ibnu Mas’ud). Beliau menjadi pelayan Nabi saw karena dihadiahkan oleh ibunya, Ummu Sulaim radhiyallahu ‘anha.
Sahabat Anas bin Malik pernah bercerita : Rasulullah saw saat tiba di Madinah ketika usiaku 8 tahun. Ketika beliau datang, Ibuku menggandeng tanganku menemui beliau,
يَا رَسُولَ اللَّهِ ، إِنَّهُ لَمْ يَبْقَ رَجُلٌ وَلا امْرَأَةٌ مِنَ الأَنْصَارِ إِلا قَدْ أَتْحَفَكَ بِتُحْفَةٍ ، وَإِنِّي لا أَقْدِرُ عَلَى مَا أُتْحِفُكَ بِهِ إِلا ابْنِي هَذَا ؛ فَخُذْهُ فَلْيَخْدُمَكَ مَا بَدَا لَكَ
Ya Rasulullah, tidak ada seorangpun di kalangan anshar, kecuali mereka menghadiahkan sesuatu untuk anda. Sementara saya tidak memiliki sesuatu yang bisa saya hadiahkan selain putraku ini. silahkan anda ambil dan jadikan sebagai pembantu untuk keperluan anda. (HR. Abu Ya’la al-Mushili dalam musnadnya).
Anas bin Malik berkhidmat kepada Nabi semasa dia masih kecil, dia berkhidmat dengan nabi selama 10 tahun. Nabi juga selalu mendampingi Anas bin Malik untuk memberi pelajaran pada Anas, misalnya ketika hendak memulai makan, nabi perintahkan Anas supaya membaca doa dan ambil makanan yang berada di hadapan dahulu. Begitu sikap nabi mengajar Anas bin Malik.
Begitulah Anas bin Malik, sejak kecil sudah berada dalam lingkungan yang baik, mendapat didikan langsung dari Nabi Muhammad saw. Telinga selalu mendengan kalimat-kalimat yang baik. Kedua matanya selalu diperlihatkan yang baik dan bermanfaat. Hal inilah yang kemudian membentuk karakter Anas menjadi manusia yang taat beragama. Bahkan ketika sudah remaja Nabi Muhammad saw mendo’akan Anas sebagai beriku : “Ya Allah berilah dia harta dan anak yang banyak, dan berkahilah umurnya” .

Ibrah dari Kisah ini:

Anas bin Malik, seorang sahabat Nabi Muhammad saw, yang sejak kecil dihadiahkan oleh Ibundanya Ummu Sulaim kepada Nabi Muhammad saw sebagai bentuk rasa hormatnya kepada tokoh pujaannya yakni Nabi Muhammad saw.
Ummu Sulaim sendiri, seorang Ibu yang taat beribadah, penyabar, dan termasuk sahabat Nabi (dari kalangan wanita).
Wahai kader 1912, Anas bin Malik hidup dalam lingkungan keluarga Nabi Muhammad saw, dan mendapat didikan langsung dari Beliau, sehingga tumbuh menjadi seorang sahabat yang sholeh dan taat berkhidmah melakukan dakwah Bersama Rasulullah saw.

*ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kota Surabaya

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *