KLIKMU.CO
Oleh : Kyai Mahsun Djayadi*
Sesaat sebelum berlabuh, Thariq memutuskan untuk tidur sebentar. Dalam tidurnya, ia bermimpi bertemu dengan Nabi Muhammad yang dikelilingi orang-orang Muhajirin dan Anshar. Mereka membawa pedang yang terhunus. Lalu, Nabi Muhammad bersabda kepada Thariq:
“Janganlah gentar, wahai Thariq. Sempurnakan apa yang ditakdirkan Allah bagimu untuk melakukannya!”
Kemudian Thariq terbangun dan merasa yakin kemenangan ada di pihaknya. Ia memberitahukan mimpi ini kepada prajurit-prajurit muslim yang ada di kapal bersamanya.
Menurut sejarah barat, kemenangan pasukan muslim dalam penaklukan Andalusia banyak dipengaruhi oleh semangat juang yang berhasil dikobarkan oleh Thariq dimana dia memerintahkan untuk membakar semua kapal sehingga tidak ada jalan untuk melarikan diri selain bertempur habis-habisan melawan musuh sampai meraih kemenangan atau mati sebagai syuhada.
Menurut P. De Gayangos, sebagaimana yang dikutip oleh Ahmad Thomson, berikut ini adalah sebagian isi pidato yang disampaikan Thariq bin Ziyad kepada para prajuritnya:
Saudara-saudaraku seiman, “Ke manakah kalian dapat melarikan diri sementara musuh berada di depan dan lautan berada di belakang kalian? Demi Allah! Tak ada keselamatan bagi kalian kecuali dalam keberanian dan keteguhan hati kalian. Kalian akan segera bertemu dengan musuh yang kuat mengepung kalian dari segala penjuru bagaikan gelombang kemarahan samudera yang bergejolak, dan mengirimkan prajurit-prajurit yang tak terhitung banyaknya pada kalian, bala tentara baju besi dan dilengkapi dengan segala senjata yang pernah ada.
Kalian tak memiliki senjata lain kecuali pedang, tak punya perlengkapan lain kecuali yang telah kalian rampas dari musuh kalian. Oleh karena itu, kalian harus menyerang mereka dengan segera atau jika tidak, maka hasrat kalian untuk menyerah akan tumbuh, angin kemenangan takkan lagi berhembus di pihak kalian, dan barangkali rasa gentar yang bersembunyi di hati musuh-musuh kalian akan berganti menjadi keberanian yang sukar dikekang!
Buanglah segala ketakutan dari hati kalian, percayalah kemenangan akan menjadi milik kita dan percayalah bahwa raja kafir itu tak akan mampu bertahan menghadapi serangan kita. Ia telah datang untuk menjadikan kita tuan dari kota-kota dan kastil-kastil yang dikuasainya, serta menyerahkan pada kita harta karunnya yang tak terhitung banyaknya. Dan jika kalian menangkap peluang yang kini tersedia, maka itu bisa menjadi cara bagi kalian untuk memiliki semua itu.
Di akhir pertempuran ini kalian akan memunguti panenan kebahagiaan dan kesenangan yang melimpah-limpah. Dan jangan bayangkan bahwa sementara aku berkata ini pada kalian, aku berniat untuk tidak melakukannya, sebab hasratku dalam pertempuran ini jauh melebihi hasrat kalian. Apa yang akan aku lakukan melebihi apa yang akan kalian lakukan.
Jika aku membunuh para musuh, kemenangan menjadi milik kita. Jika aku terbunuh sebelum mendekatinya, jangan kalian bersusah payah karena aku, tetaplah bertempur seolah aku masih hidup dan berada di tengah kalian.
Akan tetapi, jika aku terbunuh setelah menewaskan raja mereka itu, tunjuklah seseorang di antara kalian sebagai panglima yang di dalam dirinya terdapat perpaduan antara keberanian dan pengalaman, serta mampu memimpin kalian dalam situasi genting ini, dan menindaklanjuti keberhasilan kita. Jika kalian melaksanakan intruksi-intruksiku, niscaya kita akan menang!”
IBRAH DARI KISAH INI :
Thariq bin Ziyad, sosok pejuang dan pemimpin yang sangat fenomenal. Kemampuan dalam mengkonsolidasikan pasukan serta kepiawaiannya dalam memberi semangat serta memotivasi bala tentaranya dalam berjihad, telah membuahkan keberhasilan demi keberhasilan.
Salah satu motivasi yang berhasil ditanamkan kepada pasukannya adalah perintah Allah untuk berjihad. Salah satunya adalah firman Allah swt :
Wahai Nabi! Berjihadlah (melawan) orang-orang kafir dan orang-orang munafik, dan bersikap keraslah terhadap mereka. Tempat mereka adalah neraka Jahannam. Dan itulah seburuk-buruk tempat Kembali (QS. At-Taubah: 73).
Keberhasilan Thariq bin Ziyad memompa semangat juang anak buahnya, adalah motivasi yang berupa proyeksi keberhasilan perjuangan yang akan mereka petik di hari kemudian (kehidupan akhirat).
Ini adalah janji Allah swt, sebagaimana firmannya :
Allah telah Menyediakan bagi mereka surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya. Itulah kemenangan yang agung (QS. At-Taubah: 89).
Wahai kader pejuang Islam berkemajuan, jika keimanan telah kokoh, semangat jihad telah membara, maka perjuangan tidak akan kenal takut, apalagi khawatir. Mati syahid bahkan menjadi dambaan setiap pejuang.
Dengan demikian harapan kemenangan pun terbentang luas di depan mata.
Semoga.
*Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kota Surabaya