Ibrah Kehidupan #140: Ubay bin Ka’ab, Anggota Dewan Penasehat Khalifah Abu Bakar (-3)

0
1024
Ilustrasi foto diambil dari techcang.free.fr

KLIKMU.CO-

Oleh: Kyai Mahsun Djayadi*

Suatu hari Rasulullah saw bertanya kepada Ubay bin Ka’ab, “Wahai Abu Mundzir (panggilan untuk Ubay bin Ka’ab), manakah ayat dalam kitab Allah swt yang paling besar..?” Ubay bin Ka’ab menjawab; “Allah dan Rasul-Nya lebih tahu.” Kemudian Rasulullah saw mengulangi pertanyaan tadi; “Wahai Abu Mundzir, manakah ayat dalam kitab Allah swt yang paling besar..?” Ubay bin Ka’ab menjawab; “Allah, tidak ada tuhan selain-Nya, Dzat yang hidup dan memberi kehidupan.” Setelah itu Rasulullah saw menepuk dadanya dengan tangannya. Dengan perasaan bahagia Rasul saw bersabda; “Semoga Allah memberikan keberkahan ilmu kepadamu, wahai Abu Mundzir.”

Pada waktu Rasulullah saw keluar dari Madinah, beliau lah yang menggantikan menjadi imam sholat. Karena ilmunya yang dalam, Rasulullah saw mempercayakan beliau untuk mengurusi duta-duta yang dikirim untuk mengajarkan al-Qur’an. Ubay bin Ka’ab termasuk diantara para penulis ayat-ayat al-Qur’an yang turun kepada Nabi Muhammad saw.

Ubay bin Ka’ab, pernah menyatakan keprihatinannya terkait pergeseran nilai yang terjadi pasca wafatnya Rasulullah saw, demikian fatwanya : “Dulu (sebelum Rasulullah saw wafat) kita semua bersama Rasulullah saw dan wajah-wajah kita sama (persepsi dan rasa ukhuwahnya), setelah beliau meninggalkan kita, wajah-wajah kita berbeda-beda ada yang menoleh ke kanan dan ke kiri” (ada kecenderungan kurang istiqomah).

“Barangsiapa meninggalkan sesuatu karena Allah swt, niscaya Allah swt akan gantikan dengan yang lebih baik dari arah yang tidak diketahui. Dan barang siapa bakhil terhadap rizki Allah swt, niscaya Allah swt akan ambil darinya dari arah yang tidak diketuhi.”(sofwah as-shofwah 1/198).
Mengenai ke “alim”-an pribadinya tentang al-Qur’an, dalam riwayat Abdullah bin Amru disebutkan bahwa Rasulullah saw bersabda: wahai para sahabatku, “Ambillah al-Qur’an (belajarlah) dari empat sahabat; Ibn Mas’ud, Salim (budak-nya Khudzaifah), Ubay bin Ka’ab, dan Mu’ad bin Jabal”. Umar bin Khattab berkata terkait dengan kepandaian kedalaman ilmu Ubay bin Ka’ab : “Tuan umat Islam adalah Ubay bin Ka’ab”
Di zaman kekhalifahan Umar ibnul Khattab, dalam aktifitasnya selama berjuang membela ajaran agama Islam beliau ditugasi Umar Ibnul Khattab untuk membantu mengumpulkan ayat-ayat al-Qur’an. Ubay bin Ka’ab termasuk sahabat yang dekat dengan Rasulullah saw dan telah meriwayatkan kurang lebih 164 hadits dari Rasul. Hidupnya didedikasikan untuk mengagungkan al-Qur’an hingga Allah swt, pun mengangkat derajatnya di dunia, dan juga kelak di akherat.

Ubay bin Ka’ab, diriwayatkan memiliki suatu mushaf khusus susunannya sendiri dan ia termasuk diantara para sahabat yang merupakan penghafal Al Qur’an (hafiz).

Ubay bin Ka’ab juga anggota kelompok penasihat yang dibentuk khalifah Abu Bakr sebagai tempat bertanya atas berbagai permasalahan. Dewan penasihat tersebut terdiri dari Umar bin Khattab, Utsman bin Affan, Ali bin Abi Thalib, Abdurrahman bin Auf, Muadz bin Jabal, Zaid bin Tsabit dan Ubay bin Ka’ab sendiri.

Setelah menjadi khalifah, Umar bin Khattab kemudian juga meminta nasihat dari kelompok yang sama. Secara spesifik, ia meminta nasihat mengenai fatwa-fatwa kepada Utsman, Ubay bin Ka’ab, dan Zaid bin Tsabit.

IBRAH DARI KISAH INI :

Ubay bin Ka’ab, salah satu sahabat Nabi Muhammad saw dengan kualitas tinggi. Beliau sebenarnya adalah orang dari kalangan “kebanyakan” bukan orang bangsawan. Tetapi mendapat karunia dari Allah berupa kecerdasan, kekuatan berfikir, serta teguh pendirian dalam membela kebenaran Islam.

Ubay bin Ka’ab, terhitung sebagai salah satu sahabat yang dimuliakan oleh Rasulullah saw dan juga dimuliakan oleh Allah swt.

Kedalaman ilmunya tentang al-Qur’an menjadikannya Nabi Muhammad saw memasukkan dia sebagai salah satu dari empat sahabat paling faham tentang al-Qur’an. Sebagaimana yang diyakini oleh seluruh umat Islam bahwa al-Qur’an merupakan petunjuk bagi kehidupan manusia. Sebagaimana firman Allah :
شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِيَ أُنزِلَ فِيهِ الْقُرْآنُ هُدًى لِّلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِّنَ الْهُدَى وَالْفُرْقَانِ
Artinya : Bulan Ramadlan adalah (bulan) yang di dalamnya diturunkan al-Quran, sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang benar dan yang batil). (QS. Al-Baqarah ayat 185).

Di zaman kekhalifahan Abu Bakar Asshiddiq, Ubay bin Ka’ab menjadi salah satu anggota tim penasihat khalifah. Dewan penasihat khalifah tersebut terdiri dari Umar bin Khattab, Utsman bin Affan, Ali bin Abi Thalib, Abdurrahman bin Auf, Muadz bin Jabal, Zaid bin Tsabit dan Ubay bin Ka’ab sendiri.

Wahai generasi 1912, tidak salah kiranya kita wujudkan “Generasi Qur’ani” yang berkualitas, sehingga Gerakan dakwah kita lebih berkemajuan, berbasis al-Qur’an dan al-Sunnah.

Kaderisasi menjadi sangat urgen untuk memunculkan sosok-sosok kader berkualitas tinggi.

*Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kota Surabaya

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini