IPM Gelar Sidang Tanwir di Tahun Politik, Ada Apa?

0
3424

WAWANCARA EKSKLUSIF
dengan
VELANDANI PRAKOSO
Ketua Umum Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Muhammadiyah (PP IPM)
Periode 2016-2018

Sebagai Organisasi Otonom (Ortom) Muhammadiyah yang bergerak pada segmen pelajar dan remaja, serta memiliki jejaring organasasi dari tingkat pusat di ibukota hingga ranting di desa/kelurahan/sekolah, IPM layak diperhitungkan eksistensinya dalam kancah pergerakan pemuda Indonesia.

IPM yang berlambang perisai pena ini juga tercatat beberapa kali mendapat penghargaan dari Kemenpora RI sebagai Organisasi Kepemudaan (OKP) teladan tingkat nasional karena ketertiban organisasi dan ragam prestasi yang ditorehkan.

Hari ini, Jumat-Ahad (2-4/2), bertempat di Kota Martapura, IPM menggelar Sidang Tanwir di tahun politik 2018. Adakah nuansa dan agenda politik tertentu yang diusung dalam perhelatan pertemuan kader se-Indonesia tersebut? Berikut petikan wawancara eksklusif M. Syaikhul Islam Pemimpin Redaksi KLIKMU.CO dengan Velandani Prakoso Ketua Umum PP IPM, Jumat (2/2).

PP IPM menggelar Sidang Tanwir 2-4 Februari 2018 di Martapura. Apa yang urgen dan mendesak dari pertemuan kader se-Indonesia ini?

Pada Tanwir ini ada 4 agenda, yaitu melaporkan kebijakan tengah periode PP IPM periode 2016-2018, laporan perkembangan Pimpinan Wilayah IPM se-Indonesia, evaluasi gerak dan pelaksanaan program organisasi, dan mempersiapkan Muktamar berikutnya.

Tanwir kali ini mengusung tema yang luar biasa; Optimalisasi Gerakan Keilmuan, Kemandirian, dan Keadilan Sosial untuk Mewujudkan Pelajar yang Berkemajuan. Apa makna yang ingin disampaikan?

Terkait tema yang diangkat; pertama, gerakan keilmuan menjadi identitas dari IPM itu sendiri yang memiliki spirit pencerahan di kalangan pelajar yang mencerdaskan. Kedua, gerakan kemandirian bermuara pada integritas yang sangat penting ditanamkan dalam diri kader IPM. Dan ketiga, keadilan sosial yang diejawantahkan menjadi aksi pembelaan teman sebaya, sehingga terwujud perilaku prososial di kalangan kader IPM dan seluruh pelajar Indonesia.

Selain sebagai ajang konsolidasi organisasi dan silaturrahim kader se-Indonesia, lantas apa target utama yang ingin dicapai dari Tanwir kali ini?

Pada ajang Tanwir kali ini adalah adanya Resolusi Martapura sebagai semangat dan komitmen bersama untuk menjadikan IPM sebagai rumah minat dan bakat pelajar disertai nilai-nilai Islam sebagai komponen masyarakat Islam yang sebenar-benarnya.

 

Sidang Tanwir IPM kali ini berada di tahun 2018, di mana ini adalah tahun politik karena tahun depan kita akan menyongsong perhelatan Pemilu. Apakah ada kaitan khusus Tanwir ini dengan agenda politik?

Tanwir ini sebagai agenda wajib bagi PP IPM yang dilaksanakan satu kali dalam satu periode sebagai refleksi kebijakan setengah periode. Tidak ada kaitannya dengan agenda politik sama sekali.

IPM beberapa kali terpilih oleh Kemenpora sebagai organisasi kepemudaan (OKP) teladan. Organisasi anda dinilai memiliki ketertiban, prestasi, dan kreativitas yang baik. Apa tanggapan anda dan apa pekerjaan rumah yang masih harus dibenahi?

Pembangunan komunitas kreatif sebagai strategi kultural gerakan pelajar berkemajuan untuk melakukan transformasi individu, sosial, dan kebudayaan di tengah masyarakat global. Selain itu, juga memperkuat basis massa dan struktural yang ada pada masing-masing tingkatan, dari Ranting hingga Pusat. Bahwa IPM memiliki peran dalam sejarah pembentukan identitas pelajar muslim Indonesia.

Sebagai organisasi yang bergerak pada ranah pelajar/remaja, tentu banyak tantangan dakwah yang dihadapi, baik dari kalangan internal, maupun eksternal. Bisa anda jelaskan?

Itu merupakan serangkaian transformasi penting di tubuh IPM yang menjadi petunjuk bagaimana dinamika gerakan ini terus hidup. Hal tersebut tidak saja terlihat pada diskursus formal, melainkan juga sikap IPM dalam merespons realitas.

Dari masa periodesasi jabatan yang relatif singkat, yakni 2 tahun, apa misi utama kepemimpinan anda dalam gerakan pelajar di Indonesia?

Ada 3 misi utama; pertama, penguatan ideologi dan paradigma gerakan, kedua, menguatkan habitus iqra’ di kalangan pelajar, dan ketiga, mengembangkan jaringan organisasi dengan semangat berbagi dan berkolaborasi. (ICOOL)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini