KLIKMU.CO
Oleh : Moh.Helman Sueb.,M.A*
إنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِينُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوذُ بِاللَّهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللَّهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ وَ أَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ
اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنِ اهْتَدَى بِهُدَاهُ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ اتَّقُواْ اللّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُم مُّسْلِمُونَ.
يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُواْ رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُم مِّن نَّفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيراً وَنِسَاء وَاتَّقُواْ اللّهَ الَّذِي تَسَاءلُونَ بِهِ وَالأَرْحَامَ إِنَّ اللّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيباً.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلاً سَدِيداً . يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَن يُطِعْ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزاً عَظِيماً
أما بعد
Hadirin jamaah Jumat yang dirahmati Allah!
Allah Subhaanahu wa Ta’ala telah memberikan nikmat kepada kitta semua., sebagai wujud rasa sayang-Nya kepada kita , kenikmatan yang sangat banyak, dan bermacam – macam, sehingga kita tidak akan mampu menghitung, sebagaomana firman-Nya,
وَإِنْ تَعُدُّوْا نِعْمَةَ اللهِ لَا تُحْصُوْهَا إِنَّ اللهَ لَغَفٌوْرٌ رَحِيْمٌ
“Jika kalian menghitung-hitung nikmat Allah, niscaya kalian tidak akan mampu menghitungnya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. An-Nahl: 18)
Marilah kita mencoba merenung, agar kehidupan kita tidak hambar dan penuh kebosanan, yang selanjutnya kita benar-benar merasakan kasih sayang Allah Subhaanahu wa Ta’ala ketika kita sehat., kita dapat bekerja dan berpikir ini merupakan nikmat Allah Subhaanahu wa Ta’ala.
Organ tubuh kita bekerja dengan dinamis dan saling bersinergi, tidak lain semua itu adalah nikmat Allah yang Dia anugerahkan kepada hamba-hamba-Nya.Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada Nabi kita Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, beserta keluarga, sahabat dan pengikutnya hingga akhir zaman.
Hadirin sidang jum’at yang berbahagia ! Marilah kita mengajak diri kita pribadi dan jamaah sekalian, untuk senantiasa meningkatkan ketakwaan kita kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, karena ketakwaanlah barpmeter kebaikan seorang hamba di sisi Allah. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,
إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ
“Sesungguhnya orang yang paling mulia di sisi Allah diantara kalian adalah orang yang paling bertakwa…” (QS. Al-Hujurat: 13)
Hadirin jamaah Jumat yang berbahagia!
Allah Subhanahu wa Ta’ala telah membuat perumpamaan-perumpamaan dan menceritakan kisah-kisah umat terdahulu di dalam Alquran agar kita mudah dalam mengambil pelajaran.
Di antara kisah yang Allah firmankan kepada kita adalah kisah Qarun, seseorang yang kaya raya dalam kehidupan dunianya, namun seseorang yang sombong dan tidak memikirkan tentang akhiratnya akhirnya ia pun merugi di akhirat kelak.
Dalam rangkaian kisah Qarun di dalam surat Al-Qashash, Allah hendak mengajarkan kepada kita bagaimana semestinya seseorang menyeimbangkan kehidupan dunia dan akhiratnya. Allah berfirman,
وَابْتَغِ فِيمَا آتَاكَ اللَّهُ الدَّارَ الْآخِرَةَ وَلَا تَنسَ نَصِيبَكَ مِنَ الدُّنْيَا وَأَحْسِن كَمَا أَحْسَنَ اللَّهُ إِلَيْكَ وَلَا تَبْغِ الْفَسَادَ فِي الْأَرْضِ إِنَّ اللَّهَ لَا يُحِبُّ الْمُفْسِدِينَ
“Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.” (QS. Al-Qashash: 77)
Ayat ini menjelaskan prinsip yang agung, bagaimana hendaknya seseorang menyelaraskan antara kehidupan dunia dan akhiratnya. Setidaknya ada empat poin dari ayat ini yang bisa kita jadikan prinsip dalam mengarungi kehidupan dunia.
Pertama, “Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat.”
Wasiat yang pertama yang disampaikan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala bagaimana hendaknya seseorang menjalani kehidupannya di dunia ini adalah dengan mengejar akhirat mereka. Mengapa? Karena akhirat adalah negeri yang abadi, tempat manusia kembali. Siapa saja yang ingin menggapai akhirat, maka akan mempersiapkan amal sholeh, agar tidak menyesal di akhira kelak, dan sebaliknya, penderitaan hidup didalam penderitaan yang tiada hentinya akan dirasakan, apabila manusia habiskan dunia mereka dengan berfoya-foya dan berhura-hura yang hanya sebentar saja.Allah Subhanahu wa Ta’ala menjelaskan perbandingan masa waktu antara dunia dan akhirat, Dia berfirman,
وَإِنَّ يَوْمًا عِنْدَ رَبِّكَ كَأَلْفِ سَنَةٍ مِمَّا تَعُدُّونَ
“Sesungguhnya satu hari di sisi Rabb kalian adalah seperti seribu tahun dalam perhitungan kalian.” (QS. Al-Hajj: 47)
Hadirin yang dirahmati Allah
Betapa sedikitnya, betapa pendeknya usia kita di dunia! Lalu apakah kita akan korbankan kesenangan yang fana di dunia dengan penderitaan yang tidak ada habisnya di akhirat kelak. Atau relakah kita berletih dan berpeluh di kehidupan dunia ini, menahan syahwat kita, menahan hawa nafsu kita, untuk menyongsong kebahagian yang kekal abadi di akhirat nanti. Tidak hanya dalam perbandingan waktu, dalam skala perbandingan kenikmatan pun kehidupan dunia ini tidak bisa dibandingkan dengan kehidupan di akhirat sana. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
أَعْدَدْتُ لِعِبَادِيَ الصَّالِحِيْنَ مَا لَا عَيْنٌ رَأَتْ وَلَا أُذُنٌ سَمِعَتْ وَلَا خَطَرَ عَلَى قَلْبِ بَشَرٍ. وَفِي بَعْضِ رِوَايَاتِهِ: وَلَا يَعْلَمُهُ مَلَكٌ مٌقَرَّبٌ وَلَا نَبِيٌ مُرْسَلٌ.
“Aku telah siapkan bagi hamba-hamba-Ku yang shalih sesuatu yang (kenikmatannya) tidak pernah dilihat oleh mata, tidak pernah didengar oleh telinga, dan juga tidak pernah terbetik dalam hati manusia.”
Dalam suatu riwayat: “Dan juga tidak diketahui oleh malaikat yang dekat (di sisi Allah) juga para nabi yang diutus.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Alangkah ruginya dan nistanya kita , jika hidup kita hanya untuk menjemput dunia tanpa peduli dengan akhirat kita. Demi dunia yang sedikit saja, orang-orang rela menghabiskan waktu mereka dan mereka pun hanya mendapatkan sebagian kecil dari harta dunia. Marilah kita kejar akhirat insya Allah, dunia pasti dapat dan kita tidak menyesal.
Kaum muslimin yang dirahmati Allah
Kedua, “dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi”
Mengapa Allah memerintahkan manusia yang memang sudah tabiatnya mencintai dunia untuk menjemput kehidupan dunia? Bukankah ini perintah yang sia-sia? Seorang hamba Allah Subhaanahu wa Ta’ala harus dapat berbuat adil, jangan sampai ibadah yang semestinya dapat membuat keluarga sakinah menjadi sia-sia karena tidak memperhatikan kehidupan dunia, anak istri kelaparan misalnya. Nabi Muhammad Saw. Sangat tekun beribadah , tetapi beliau juga berdagang inilah contoh yang sederhana.
Ketiga, “berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu”
Allah Subhanahu wa Ta’ala memperingatkan Qarun yang telah Allah perlakukan dengan baik, Allah anugerahkan dia harta yang melimpah yang disebutkan di ayat sebelumnya bahwa kunci-kunci perbendaharaan harta Qarun di pikul oleh orang-orang yang kuat.
Namun apa yang diperbuat oleh Qarun? Ia malah berlaku sombong enggan berbuat baik dengan cara mensyukuri nikmat Allah Subhaanahu wa ta’ala dan taat kepada-Nya. Lalu Allah tenggelamkan ia bersama harta-hartanya ke dalam perut bumi.
Hadirin yang dirahmati Allah
Apabila kita mendapatkan kebaikan dari seseorang, maka orang tersebut sangat layak mendapatkan kebaikan dari kita.
Bagaimana pula dengan Allah Subhanahu wa Ta’ala yang telah menganugerahkan kenikmatan yang tidak terhitung kepada kita? Walaupun anugerah Allah tersebut jumlahnya sedikit menurut kaca mata materi kebutuhan kita, maka tetaplah kita syukuri karena seseorang tidak akan bersyukur terhadap sesuatu yang banyak apabila ia tidak belajar menysukuri sesuatu yang sedikit.
أَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا، وَأَسْتَغْفِرُهُ العَظِيْمَ الجَلِيْلَ لِيْ وَلَكُمْ، وَلِجَمِيْعِ المُسْلِمِيْنَ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ؛ إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَحِيْمُ
Khutbah Kedua
الْحَمْدُ لِلّهِ الَّذِيْ أَرْسَلَ رَسُولَهُ بِالْهُدَى وَدِينِ الْحَقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّينِ كُلِّهِ وَلَوْ كَرِهَ الْمُشْرِكُونَ أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ أَمَّا بَعْدُ
Hadirin yang dirahmati Allah !
Setelah kita mengetahui beberapa prinsip yang harus dipegangi seorang muslim dalam mengarungi kehidupan dunianya.
Berikutnya Allah Subhanahu wa Ta’ala mewasiatkan yang Keempat, “janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan”
Allah kaitkan dengan Qarun, ia memiliki perbendaharaan harta yang banyak. Dari kehidupan yang bergelimang harta, maka rasa congkak dan melakukan kerusakan di muka bumi itu akan lebih mungkin dilakukan, karena ia memiliki kuasa membenci orang-orang yang berbuat kerusakan. Baik berbuat kerusakan tersebut dilakukan secara fisik; seperti merusak jalanan, bangunan, dll. ataupun melakukan kerusakan yang sifatnya non fisik; seperti berbuat jahat, dengki, hasad, menyebarkan kabar dusta, merusak generasi dengan narkoba dan sebagainya.
Akhir kata kami ucapkan, mudah-mudahan Allah Subhanahu wa Ta’ala terus membimbing kita dalam mengarungi kehidupan dunia ini sesuai dengan yang Dia cintai dan Dia ridhai, amin..
إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَآأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا
اللهم صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ، وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ، كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ، وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ وَبارٍكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَ عَلَى آلِ مُحَمَّد كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَ عَلَى ألِ إِبْرَاهِيْمَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ
اللّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالمُؤْمِنَاتِ وَالمُسْلِمِيْنَ وَالمُسْلِمَاتِ الأَحْيَآءُ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبٌ الدَعَوَاتِ وَيَآ قَاضِيَ الحَاجَاتِ
رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْـفِـرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِيْنَ
رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. اللهم إِنَّا نَسْأَلُكَ الْهُدَى وَالتُّقَى وَالْعَفَافَ وَالْغِنَى. اللهم إِنَّا نَعُوْذُ بِكَ مِنْ زَوَالِ نِعْمَتِكَ وَتَحَوُّلِ عَافِيَتِكَ وَفُجَاءَةِ نِقْمَتِكَ وَجَمِيْعِ سَخَطِكَ. وَآخِرُ دَعْوَانَا
أَنِ الْحَمْدُ لله رَبِّ الْعَالَمِيْنَ. وَصَلى الله عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ.
*Pengasuh Pondok Pesantren Muhammadiyah Babat
my normal comment is