Mahasiswa Muhammadiyah Deklarasikan Cendekiawan Insitute

0
1072
PC IMM Kota Surabaya, deklarasikan cendekiawan institute untuk lahirkan kader melek literasi dan periset (foto:istimewa)

KLIKMU. CO – Pimpinan Cabang Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (PC IMM) Kota Surabaya melaksanakan sekolah riset sekaligus deklarasi cendekiawan institut bertempat di Universitas Muhammadiyah Surabaya, Jum’at (23/2).

Cendekiawan Institut dibentuk sebagai lembaga literasi untuk memperkuat pola pikir dan karakter masyarakat yang kuat serta mampu bersaing di era milenial.

“Critical thinking harus terbentuk dalam bangsa majemuk agar selalu mampu berinovasi dan kader Cendekiawan Institut berperan dalam perubahan bangsa,” terang Azrohal Hasan, Ketua Bidang Riset dan Pengembangan Keilmuan Dewan Pimpinan Daerah (RPK DPD) IMM Jawa Timur.

Sementara itu, Prof. Dr. H. Zainuddin Maliki, M. Si, Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur yang selaku pembicara, mengkritisi akan budaya Bangsa Indonesia. Bahwa negeri ini bukan bangsa yang disiplin.

“Orang Jepang juga punya waktu 24 jam sehari sama seperti Indonesia, tapi kita belum bisa memanfaatkan waktu dengan baik, contohnya jam karet ketika acara,” tambahnya.

Selanjutnya, kata Zainuddin, budaya mutu kerja. Misalnya, sering dijumpai pekerjaan yang asal-asalan. Termasuk, lanjut Zainuddin, mahasiswa asal mengumpulkan tugas. Akibatnya kita jumpai banyak infrastruktur yang tiba-tiba roboh.

“Kita belum mempunyai budaya monokronik seperti Jepang, misal tidak ada kendaraan lewat di trotoar jalan. Ketika lampu lalu lintas sudah menyala merah mereka akan senantiasa sabar menunggu, tidak banyak tempat sampah di tempat-tempat umum,” imbuh pria yang juga menjabat sebagai Penasehat Dewan Pendidikan dan Kebudayaan Jawa Timur periode 2016-2020 ini.

Sementara itu, Agus Sholikhin, M.Si, dosen Ilmu Falaq Universitas Sunan Ampel Surabaya (UINSA), mengatakan, generasi milenial atau yang disebut generasi Z, sekitar 75% memiliki ponsel. Dan, 25% digunakan untuk media sosial, 54% untuk texting, dan 24% untuk instant messaging.

“Dalam sehari, hampir 7,5 sampai 11 jam digunakan untuk berinteraksi dengan gawai digital untuk menikmati konten dan berinteraksi digital,” ujarnya.

Prof Zainuddin Maliki dan Agus Sholikhin mengupas tuntas peran cendekiawan di era milenial(foto:Istimewa)

Pada akhirnya, kedua pemateri berharap masyarakat Indonesia harus bisa tertib dalam segala hal. Sebab masyarakat tertib akan menjadi pondasi membangun pola pikir dan soft skill yang baik. Sehingga, harapan menjadi negara yang maju dan sejahtera terwujud. (Kholiq)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini