Pelangi Kehidupan #18: Apa dan Siapa

0
1517
Foto diambil dari discover magazine blog

KLIKMU.CO

Oleh: Dzanur Roin*

Lihatlah apa yang di ucapkan dan jangan lihat siapa yang mengucapkan ” Untuk memahami ungkapan tersebut, di butuhkan kebesaran hati dan hati yang lapang. Tidak semua orang bisa menerima, karena kebiasaan kita lebih banyak menuntut daripada manut. Kendatipun itu benar tapi datang dari orang yang kita benci rasanya sulit untuk menerima, apalagi mau melaksanaknya. Tapi kalau itu datangnya dari orang yang kita suka, yang kita idolakan, walaupun itu salah terkadang kita melaksanakan juga walau dengan terpaksa dan enggan untuk mengingatkan akan kesalahannya.  Belajar bisa kepada siapapun, kapanpun, dan dimanapun. Belajar kepada siapapun.

Lihatlah sahabat Ali bin Abi Thalib, sepupu sekaligus menantu rasulullah ini. Ketika melihat anak kecil dia berucap:

Alangkah sucinya anak tersebut, tidak ada dosa yang di lakukan. Tapi ketika melihat orang dewasa, beliau berkata alangkah banyak nya perbuatan baik yang sudah dilakukan”.

Semuanya di pandang dengan positif. sungguh sangat bijak sekali manusia satu ini.  Belajar bisa dimanapun. Alam raya ini adalah pusat ilmu pengetahuan. Apapun yang tersurat dan tersirat adalah sumber ilmu pengetahuan. Belajar tidak terbatas di ruangan atau di tempat tertentu. Jadi dimanapun anda berada, anda bisa belajar. Belajar tentang diri sendiri, belajar tentang kehidupan ini, belajar tentang alam dan masyarakat, dan tentunya belajar untuk menjadi lebih baik lagi dari hari hari sebelumnya. Sebagaimana sabda nabi. Bahwasannya orang yang beruntung  adalah orang yang hari ini lebih baik dari hari kemarin, dan hari esok lebih baik dari hari ini.  Mari kita semua sibuk dengan memperbaiki diri. Bukankah masyarakat yang baik dimulai dari pribadi-pribadi yang baik. Pribadi-pribadi yang baik akan melahirkan keluarga yang baik. Dan dari keluarga yang baik akan tercipta masyarakat yang baik juga.  Belajar bisa kapanpun. Ya, belajar tidak terbatas usia.

Perhatikan hadits nabi “ menuntut ilmu dari buaian ibu sampai ke liang lahat ”. dari semenjak bayi kita mulai belajar. Perhatikan, ketika masih bayi, untuk meminta sesuatu kita menangis, belajar meraih sesuatu dengan cara menggerakkan tangan. Belajar merangkak, belajar berjalan, dan belajar yang lain-lainya. Belajar tidak hanya selesai ketika kita lulus dari sekolah. Atau dari perguruan tinggi saja. Kita harus belajar sampai kapanpun, karena diri ini tidak tahu apa-apa. Kecuali orang-orang yang merasa pandai dan cukup. Sehingga tidak perlu lagi belajar pada kehidupan ini. Sungguh – sungguh sangat berat bagi kita, untuk mengambil tiap kebaikan dari setiap orang yang kita jumpai apalagi yang tidak kita kenal. Perkataan biasa tapi kalau yang mengucapkan orang “besar” apalagi seorang penguasa akan menjadi sesuatu yang luar biasa. Tapi sesuatu yang luar biasa jikalau yang mengucapkan bukan “siapa-siapa” sungguh kurang bermakna.

Hanya orang-orang yang penuh dengan kebijaksanaan saja, yang bisa menerima apa yang diucapkan tanpa melihat siapa yang mengucapkan. Mari kita belajar untuk bisa menerima sesuatu yang arif tanpa melihat siapa-siapa. Ibaratnya telur yang keluar dari dubur ayam  saja kita mau mengambil dan memanfaatkanya.

*Guru di SD Muhammadiyah 12 Surabaya

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini