Penting Gak Penting #11: Saya Bukan Senior

0
1008
Foto pejuang Muhammadiyah surabaya berpose bersama diambil dokumen pribadi AZA

KLIKMU.CO

Oleh: Cak Farhan*

“Pak Han ini senior, kalo sesepuh itu Mbah Bagong” kata Pak Jo memperkenalkan pada tamunya dalam suatu acara pertemuan informal.

“Mohon maaf, saya bukan senior, saya ketua disini”, kata Pak Han berusaha menjelaskan pada tamu dihadapannya.

“Senior dan ketua kan sama saja Pak Han, posisinya sama-sama diatas, sama-sama dihormati disegani”, kata Pak Jo menjelaskan balik.

“Ya beda banget Pak Jo, ketua itu jabatan terpilih, melalui proses pemilihan, ada upaya usaha supaya terpilih”, jelas Pak Han.

“Seseorang dipanggil sebagai senior juga karena usaha dan kerja keras hingga ia memiliki kelebihan tertentu dibanding yuniornya, dan kelebihan itu lebih dari sekadar usia tapi juga ilmu pengetahuan pengalaman kemampuan tertentu melebihi yang lain, yang untuk memilikinya butuh usaha kerja keras bahkan lebih dari itu harus Istiqomah konsisten sepanjang waktu dan usia. Tidak ada senioritas yang instan”, kata Pak Jo menjelaskan pendapatnya.

“Ketua punya otoritas yang sah dan diakui”, kata Pak Han dengan nada tinggi.

“Senioritas punya power yang disegani dan diakui juga, karena itu dipanggil sebagai senior”, bela Pak Jo tidak mau kalah.

“Wes-wes ojo debat-debatan, isin malu didepan tamu. Ketua, senior, yunior atau sebutan panggilan apa aja gak penting”, kata Pak Bagong mencoba mendinginkan suasana.

“Penting”, kata Pan Han dan Pak Jo berbarengan.

“Nah gitu kompak, monggo diminum dulu ben adem gak tegang”, kata Pak Bagong sambil menyuguhkan kopi panas.

“Sampean iku yo ngawur, ngomong ben adem disuguhi kopi panas, kudune es sueger”, kata Pak Jo.

“Makanya ojo debat ae, gara-gara panggilan ketua dan senior aja digawe rame. Mau dipanggil senior, sesepuh, mbah kung, apa aja gak penting. Karena yang penting bukan dipanggil apa tapi melakukan apa, bisa memberi manfaat apa, seperti kata Rasulullah, sebaik-baik manusia adalah yang paling banyak manfaatnya bagi orang lain”, kata Pak Bagong mengutip penjelasan Pak Ustadz.
“Cocok sampean dipanggil sesepuh, penjelasannya mantap”, kata tamunya yang terdiri dari Anak Muda Muda sambil mengacungkan jempol.

*Aktivis Muhammadiyah tinggal di Ngagel Surabaya

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini