17 Desember 2024
Surabaya, Indonesia
Opini

Perubahan Dimulai dari Diri-sendiri dan Sekarang Juga

Sumber Ilustrasi : senyumlah.com

Oleh: Bobi Puji Purwanto*)

KLKIMU.CO – Setelah mendengar inti cerita dari artikel Darmadi Darmawangsa, di salah satu daerah terpencil sana, terdapat sosok guru yang sangat hebat. Dalam kesehariannya, ia tidak pernah melupakan bukunya yang ada di perpustakaan pribadinya. Dia selalu baca, dan kemudian menulis. Dia menjalani hidup dengan penuh optimis, serta semuanya direncanakan secara sistematik. Ilmunya begitu luas dan dalam.

Pada suatu ketika, kabar kehebatan guru itu terdengar oleh seorang anak muda yang juga berprestasi. Kemudian, anak muda ini mempunyai niat untuk menguji guru tersebut. Dengan penuh percaya diri, dia lalu berangkat menuju daerah terpencil itu. Perjalanan terjal ia tempuh, cuaca panas dan dingin dia rasakan. Dan pada akhirnya ia sampai pada tujuan yang diinginkan. Tempat guru hebat tersebut bertempat tinggal.

Lalu, apa yang anak muda itu lakukan?

Ya, dia sudah bertemu dengan guru hebat itu. Dan dia membawa seekor burung di genggaman tangannya. Dia mau menguji dengan cara memberi semacam pertanyaan kepadanya. Guru itu bisa menjawab dengan baik apa tidak. Begini pertanyaan anak muda itu, “apakah Anda tau, burung di tangan saya ini mati atau tidak?”. Ia punya niat dalam hatinya, kalau misal sang guru itu menjawab hidup, maka ia akan remas burung itu hingga mati. Tapi kalau sang guru itu menjawab mati, maka ia akan melepaskan burung itu dan terbang.

Sangat menarik. Kemudian, apa jawaban guru itu? Ia menjawab begini, “wahai anak muda, nasib burung itu ada pada upaya tangan Anda”. Lalu anak muda tersebut diam. Diamnya bukan karena marah, jengkel, dan tidak puas. Namun dia diam karena kagum mendengar jawaban guru itu. Masya Allah. Dan anak muda itu akhirnya sadar bahwa guru itu memang luar biasa. Serta ilmunya harus terus digalih.

Pelajaran apa yang bisa dipetik?

Sudah sangat jelas, dalam Al-Qur’an surat Ar-Ra’d ayat 11 disebutkan, “Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum hingga mereka mengubah diri mereka sendiri,”. Artinya, Allah berikan kita kesempatan untuk menjadi penentu perubahan. Kalau kita ingin Allah kasih hasil yang terbaik, tergantung kita mau bergerak dan berubah apa tidak. Bener enggak? Ingat, hasil itu Allah berikan berdasarkan proses (perubahan) yang seseorang tempuh. Mau ambil kesempatan itu apa tidak? Insya Allah.

Setidaknya, ada dua point yang bisa memotivasi kita untuk memulai perubahan. Apa saja itu?

Mulai dari Diri Sendiri
Saya memiliki teman. Kegemarannya membaca Al-Qur’an dan dia juga pesilat sekaligus pelatih. Beberapa hari lalu dia diundang ke rumah untuk jadi imam sholat terawih. Di yayasan milik mertua saya. Suaranya begitu merduh. Saya dan dia banyak diskusi juga. Salah satu isi diskusi yang membuat saya tertarik itu tentang motivasinya sebelum melatih murid-muridnya. Apa itu? Dia bilang, “orang yang sering juara itu bisa dikalah oleh orang yang gemar berlatih setiap hari.”

Kalimat itu muncul setelah dia melihatnya di lapangan. Luar biasa. Nyata. Saya tanya, bagaimana maksud kalimat itu? Lalu dia menjawab, “ya, karena orang yang gemar berlatih itu sadar bahwa ia setiap hari harus berbenah. Memperbaharui gerakan silatnya, semakin membugarkan fisik, dan seterusnya. Sedangkan yang sering juara tapi kalah, ia merasa cukup dengan prestasinya. Ia merasa sudah hebat. Sehingga ia tak mau berlatih lagi. Ia tak menyadari perubahan.

Diskusi yang sangat bermakna. Jadi, mulailah perubahan itu dari diri sendiri. Kita wajib sadar bahwa kita harus menjadi lebih baik lagi. Tak ada orang yang tak bisa berubah. Semuanya bisa. Sekarang, kita mau ambil kesempatan itu apa tidak? Dan jika kita sudah ambil kesempatan itu, kapan kita lakukan perubahan?

Mulai dari Sekarang
Ya, kita lakukan mulai sekarang. Jangan berbelit-belit. Jangan menunggu ini dan itu. Perlu kita tau, perubahan di luar sudah terjadi. Bahkan, setiap saat semakin bertumbuh kecepatannya. Kalau sampai perubahan yang terjadi di luar mengalahkan perubahan yang terjadi di dalam diri kita, maka kita bisa berada dalam kondisi yang berbahaya.

Jack Welch General Electric pernah berkata, intinya, jika perubahan di luar perusahaan lebih besar dan mengalahkan perubahan di dalam perusahaan, maka akhir dari perusahaan itu sudah dekat. Nah, kita bisa memilih, berubah sekarang atau kapan-kapan saja? Berubah itu tidak sulit. Ya, tidak sulit. Asalkan kita punya niat kuat, Insya Allah bisa.

Sebagai ending tulisan, saya beri petuah imam besar ya. Ini, “Jika melihat orang jahat, jangan anggap kita lebih mulia kerana mungkin satu hari nanti dia akan insaf dan bertaubat atas kesalahannya.” (Imam Al-Ghazali)

*) Wakil Ketua Bidang Pendidikan dan Kaderisasi PC Pemuda Muhammadiyah Wonokromo, Kota Surabaya

1 Comment

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *