KLIKMU.C0
Oleh: DEBORAH TARULY W.H., S.Pd., M.Pd.*
Menemukan sosok yang sangat mencintai Indonesia di kota Busan, Korea Selatan terlebih saat NKRI sedang merayakan HUT ke-74 sungguh pengalaman yang sangat luar biasa. Yap… saya beruntung sekali karena tepat tanggal 17 Agustus 2019 berkesempatan untuk mampir di Cafe Luwak yang berlokasi di Busan Indonesia Center (BIC) beserta tim Delegasi Pendidikan Kota Surabaya yang mendapat tugas belajar di Dong-Eui University.
Adalah Prof. Kim Soo Il -biasa dipanggil dengan sapaan Prof.Kim- sang founder sekaligus CEO BIC, warganegara Korea berusia 67 tahun dan tetap energik dan seorang Indonesianist sejati, benar-benar berjiwa Indonesia !!!. Gaya bicaranya santai, tampilannya bersahaja, ramah, terkadang kocak juga dengan sesekali menyisipkan ungkapan khas Suroboyo yang begitu familiar di telinga kita.
Prof. Kim dan sang istri, Jun Song Hak (saat itu tidak hadir) merupakan pasangan yang kompak mewujudkan kecintaan mereka terhadap Indonesia. Mantan Walikota Busan sekaligus mantan Rektor Daegu University 2012 ini bahkan memilih jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia saat kuliah sarjana di Seoul National University. Bahkan beliau dipercaya menjadi perwakilan RI di Korea sejak tahun 1993 – 2007. Besarnya rasa cinta terhadap Indonesia pula yang menginspirasi beliau untuk membangun Cafe Luwak, kedai kopi yang kental akan nuansa Indonesia, meski harus merogoh kocek lebih dari $5juta…Totally Indonesianist. Meski sempat ditutup sementara karena kesibukan beliau sebagai pengajar di Busan University of Foreign Studies, tahun 2014 Cafe Luwak kembali dibuka dan tetap eksis hingga saat ini.
Memasuki Cafe Luwak kita akan dibuat ngefly serasa masuk di kedai kopi tanah air. Betapa tidak, mulai pintu masuk cafe kita sudah disapa dengan senyuman ramah pelayan bahkan sapaan ala Suroboyoan dengan aroma khas kopi yang semerbak. Berbagai pilihan. mulai kopi Bali, Toraja, Gayo, Mandailing hingga Robusta tersedia. Untuk pengunjung yang kurang suka kopi masih ada berbagai varian jus dan teh. Meski demikian, sesuai nama cafe tetap saja Kopi Luwak asli yang jadi favorit pengunjung.
Harga secangkir kopi Luwak asli sekitar ₩ 110.000. Wooow….ini benar-benar harga fantastis untuk ukuran dompet mahasiswa hahaha….Namun jangan khawatir karena hanya dengan ₩ 20.000 hingga ₩30.000 pun kita tetap masih bisa menikmati kopi dalam gelas karton di Cafe Luwak dengan pelayanan tetap santun dan professional. Sambil menikmati kopi pengunjung dihibur dengan alunan lagu khas Indonesia (saat itu yang terdengar adalah lagu keroncong Rangkaian Melati….hhhmmm jadi baper deh) dengan sudut-sudut yang mengasyikkan bagi para penghobi selfie dan wefie. Koleksi asesoris, kain batik,tenun, kipas hingga camilan khas Indonesia membuat saya dan teman-teman takjub sekaligus kegirangan saat mendapati keripik singkong, dodol Garut hingga permen ting ting jahe pun tersedia di sana…buat yang tinggal di Busan tapi rindu kampung halaman….ini tempat yang paling recommended.
Gedung BIC terdiri atas lima lantai, lantai I difungsikan sebagai Cafe Luwak yang menghadirkan panorama jalan raya menuju Bandara Gimhae, Busan..dari bandara hanya butuh waktu sekitar 15 menit untuk bisa sampai ke lokasi. Lantai II berisi koleksi furniture, angklung hingga souvenir pengunjung yang pernah singgah dari berbagai instansi tertata rapi disini, lantai III semula difungsikan sebagai KJRI tempat para TKI di Korea berkeluh kesah, namun sejak masa kontrak habis kini dimanfaatkan sebagai Taman Kanak Kanak gratis di hari Sabtu khusus bagi anak Indonesia, lantai IV sebagai kantor Prof. Kim saat menerima kunjungan tamu (termasuk kehadiran kami) di Cafe Luwak yang sarat akan tanda penghargaan, termasuk foto beliau saat menjabat sebagai Walikota Busan (jujur loh…beliau keren bangeetz)….sedangkan lantai V difungsikan sebagai quest house bagi warga Indonesia.
Keberadaan Cafe Luwak yang menyajikan nuansa cafe ala Indonesia dengan sapaan khas Suroboyoan menjadi ajang promosi tersendiri bagi warga Indonesia yang kebetulan berkunjung ke Busan,so..kurang lengkap bila ke Busan tanpa mampir ke Cafe Luwak.
Prof Kim berkisah bahwa beliau sangat bangga dengan Surabaya, terlebih figur walikota Ibu Risma,yang begitu identik dengan nama Surabaya. Prof.Kim sangat antusias bila berbicara tentang perkembangan kota Surabaya, bahkan jalan Surabaya terpampang persis di depan Cafe Luwak….benar-benar membanggakan…..menemukan jiwa Suroboyo dalam diri negarawan dan akademisi seperti Prof. Kim
*Guru SMP Negeri 16 Surabaya