Tabligh Akbar Pramasta Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Universitas Airlangga Surabaya

0
1188

Guna meningkatkan talisilaturrohim serta upaya rekrutmen anggota baru, Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Komisariat Universitas Airlangga Surabaya, menggelar acara Tabligh Akbar Pramasta, dengan tema : “Arah Gerak Perjuangan Pemuda (Mahasiswa) Untuk Negara dan Persyarikatan”,  di Gedung Dakwah Muhammadiyah Surabaya, pada hari Sabtu, 6 Oktober 2012, dengan narasumber Prof. Dr. Yunahar Ilyas, Lc.M.Ag.

Meski persiapan waktu yang begitu pendek, namun kader-kader Muhamadiyah itu mampu melakukan percepatan dan koordinasi maksimal, sehingga secara umum acara berlangsung sukses, yang dihadiri Pimpinan dan anggota Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah dari berbagai Perguruan Tinggi di Surabaya, diantaranya : Universitas Muhammadiyah Surabaya, Universitas Negeri Surabaya, Institut Tehnologi Surabaya, Institut Agama Islam Negeri Surabaya, Universitas Airlangga, serta Kepala Sekolah SD Muhammadiyah, SMP Muhammadiyah, SMA dan SMK Muhammadiyah se-Kota Surabaya, para Guru Al Islam dan Ke-Muhammadiyaan, Pimpinan Cabang Muhammadiyah, Pimpinan Ranting Muhammadiyah, Pimpinan Daerah Muhammadiyah, dan Pimpinan Wilayah Muhammadiyah.

Sebagai acara penyerta dari Tabligh Akbar ini, tampilnya nasyid  terdiri dari 6 anak muda Mahasiswa Muhammadiyah Fakultas Kedokteran Hewan UNAIR yang begitu komunikatif dan piawai melantunkan lagu-lagu yang dibawakannya. Selanjutnya, Prof. Dr. Yunahar Ilyas, Lc, M.Ag, selaku Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah, dalam uraiannya mampu meyakinkan dan memotivasi khususnya kepada para Mahasiswa Muhammadiyah, yang merupakan salah satu pewaris sah dari Muhammadiyah, sehingga perannya sangat diharapkan untuk meneruskan perjuangan Muhammadiyah. Ada 3 aspek yang harus dimiliki para kader Muhammadiyah, khususnya Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah, yaitu 1) Kepribadian, merupakan prasarat utama, dimana para kader hendaknya senantiasa menunjukkan kepribadian  seorang Islam, dimana gerakan Muhammadiyah memiliki ciri-ciri khusus, yaitu : selalu merujuk pada Al Qur’an dan Hadist, tidak memihak pada salah satu mahzab yang ada; Muhammadiyah sebagai gerakan Tajdid (Pembaharuan), yang menyangkut dua aspek , yaitu : Purifikasi (Pemurnian) dan Dinamisasi, sehingga gerakan Muhammadiyah secara teologis tetap terjaga kemurniannya, dan secara sosiologis  Muhammadiyah mampu memberikan terobosan-terobosan dakwah yang relevan dengan perkembangan dan kebutuhan masyarakat; Muhammadiyah merupakan Gerakan Amal, dari kesadaran agama Islam itulah akhirnya diwujudkan dan diamalkan dalam berbagai aspek kehidupan sehingga berdirilah berbagai Amal Usaha Muhammadiyah sebagai media dakwahnya. 2) Ke-Ilmuan, sebagai seorang akademisi ada tolak ukur yang berupa Indeks Prestasi (IP) sehingga dapat mengetahui tingkat ke-ilmuan dari para mahasiswa, IP Mahasiswa Muhammadiyah harus tinggi meski tetap beraktifitas di organisasi IMM, dan ada pengalaman menarik ketika Prof.Yunahar memberikan kuliah umum pada mahasiswa Indonesia di Amerika, yang rata-rata para mahasiswa itu hanya mengambil 6 sampai 8 SKS dalam semesternya, sehingga ditanya mengapa hanya sedikit, sedang di Yogjakarta bisa sampai 24 SKS dalam semesternya, lalu para mahasiswa menguraikan bobot 6 hingga 8 SKS itu sudah sangat berat karena harus bisa menguasai dan   memahami beberapa literature dari buku-buku yang jumlah halamannya ribuan lembar, sehingga kemampuan membaca harus terus dikembangkan, selanjutnya, Prof.Yunahar, menceritakan pengalaman Prof. Buya Syafi’i Ma’arif ketika tugas belajar di Amerika, Buya dengan jujur mengatakan, bahwa dirinya paling malas untuk membaca, justru Amien Raislah kuat membacanya, sehingga ditanya oleh Prof. Yunahar, Buya malas membaca buka, setiap harinya berapa jam ?, dijawab oleh Buya, dirinya hanya sekitar 12 jam baca di perpustakaan, sedang Amien Rais membaca di perpustakaan bisa sampai 16 hingga 18 jam sehari, sehingga ada pertanyaan, sudah berapa jamkah kita membaca buku dalam sehari ?, atau malah dalam setiap harinya tidak pernah membaca buku, karena dengan membaca buku itulah akan ada banyak manfaat yang bisa kita dapatkan,  dan 3) Kejuangan, berbagai aktifitas di Muhammadiyah merupakan bentuk perjuangan yang harus terus dimaksimalkan, lebih-lebih kepada para Mahasiswa Muhammadiyah, karena tantangan saat ini berbeda dan lebih kompleks permasalahannya pada masa depan, sehingga semangat juang dalam menggerakkan roda organisasi merupakan pembelajaran dalam problem solving, karena kita mampu memecahkan permasalahan dan dinamika organisasi yang ada itulah akan menjadi bekal dalam kehidupan ke depan untuk tetap unggul dan berprestasi.

Semoga dengan adanya tabligh akbar ini semakin menumbuhkan semangat berorganisasi khususnya bagi Mahasiswa Muhammadiyah, sekaligus sebagai upaya kaderisasi Pimpinan Persyarikatan. (Andi/RED)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini