UMM Bikin Inovasi untuk Tunjang Kinerja Dokter, Namanya Safety Chamber

0
564
Safety chamber atau bilik keselamatan buatan UMM untuk menunjang kerja dokter agar tetap aman. (UMM/Klikmu.co)

KLIKMU.CO – PB Ikatan Dokter Indonesia (IDI) kembali mengumumkan dokter yang menjadi korban pandemi Covid-19, Jumat (27/3). Melalui akun media sosial, PB IDI mengucapkan dukacita atas meninggalnya dua dokter tersebut. Mereka berdua adalah dr Bartholomeus Bayu Satrio Kukuh Wibowo dari IDI Cabang Jakarta Barat dan dr Exsenveny Lalopua MKes, pengurus IDI Cabang Jawa Barat.

Berangkat dari kebutuhan menjaga keselamatan tenaga medis dari tertularnya virus mematikan ini, civitas academica Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) membuat inovasi di bidang kesehatan. Baru-baru ini, civitas Kampus Putih yang melibatkan mahasiswa membuat alat safety chamber atau bilik keselamatan untuk menunjang kerja dokter agar tetap aman.

Untuk diketahui, menurut WHO, virus itu menular dari manusia satu ke manusia lain. Cara penularannya, virus Covid-19 menyebar melalui tetesan air liur atau keluar dari hidung ketika orang yang terinfeksi sedang batuk atau bersin. Tetesan tersebut mendarat di mulut atau hidung orang yang berada di dekatnya. Virus korona jenis baru itu juga bisa menular antar-orang yang saling bersentuhan.

Alat berbentuk kotak transparan ini digadang-gadang mampu meminimalisasi penularan. “Saat melakukan pemeriksaan pasien, biasanya mereka bersin atau batu-batuk. Alat ini dibuat untuk menghindarkan tertularnya tenaga kesehatan saat menyentuh dan mendiagnosa pasien terduga Covid-19,” terang dr Thontowi Djauhari MKes, koordinator Tim Tanggap Covid-19 RSU UMM, Jumat siang lalu (27/3).

Cara penggunaannya, pasien tinggal masuk ke pelindung yang terbuat dari bahan mika ini untuk diketahui gejala yang dirasakan. Tenaga medis yang bertugas tentunya akan lebih aman karena dipisahkan ruang dari pasien. “Alat ini bukan tentunya bukan satu-satunya standar keselamatan yang kami pakai. Kami akan tetap menggunakan alat perlindungan diri (APD),” ujar Thontowi.

Meski masih dalam tahap penyempurnaan, sambung Thontowi, ke depan alat itu akan dilengkapi sejumlah fitur lain untuk lebih meminimalkan peluang penularan. Misalnya, penambahan alat bantu bernapas. Sehingga pasien tetap merasa nyaman saat dilakukan pemeriksaan di dalam safety chamber. Selain itu, akan diminimalkan dari penggunaan lem agar terhindar dari kebocoran.

Thontowi melanjutkan, alat inovasi kesehatan prakarsa UMM di tengah pandemi global Covid-19 ini rencananya akan diproduksi masal untuk membantu rumah sakit rujukan pasien Covid-19 dan para tenaga kesehatan. “Perawatannya mudah, tinggal dibersihkan dengan alkohol. Atau cukup menggunakan sabun deterjen. Karena detergen lebih efektif membersihkan,” ungkap Thontowi.

Terakhir, Thontowi berharap ada pihak yang bersedia membantu mengembangkan dan mendanai proyek inovasi kesehatan ini. “Ke depan, jika ada stakeholder yang berminat mendanai alat ini, semoga bisa diproduksi secara masal. Tentu UMM melalui RSU UMM akan secara senang hati membuka pintu kerja sama agar inovasi ini juga bisa dipakai di banyak rumah sakit,” tandasnya. (*)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini