10 November 2024
Surabaya, Indonesia
SekolahMu

28 Siswa SDM 9 Surabaya Lulus Ujian Munaqasah Tasmi Al-Qur’an

Lana Nismara Alvredo Agustian sedang mengikuti munaqasah tasmi Al-Qur’an di SD Muhammadiyah 9 Surabaya. (Nashiiruddin/KLIKMU.CO)

Surabaya, KLIKMU.CO – SD Muhammadiyah 9 Surabaya, Sekolah Islami Bernuansa Bahari, melaksanakan Munaqasah Tasmi Al Qur’an. Satu juz satu kali duduk kegiatan tersebut menghadirkan delapan penguji Islamic Homeschooling Al Kawaakib Surabaya, Senin (27/5/2024).

Kegiatan yang dilaksanakan di ruang kelas 2A dan 2B ini merupakan awal kegiatan yang baru dilaksanakan oleh sekolah. Tujuannya mengetahui kemampuan hafalan setiap siswa dan meningkatkan kemampuan mental anak-anak.

Sebanyak 28 siswa dinyatakan lulus ujian. Mereka ada yang mendapatkan predikat Mumtaz, Jayyid Jiddan, dan Jayyid.

Predikat Mumtaz (Istimewa) diraih Muhammad Raka Azka Putra (kelas 1C), Muhammad Fajri Nur Bachri (kelas 1C), Myeisha Rafanda Khoiruddin (kelas 3A), Muhammad Raditya Nugraha (kelas 5B), Fadhilah Najaah Cahyani (kelas 5A), dan Syifa’ Faiyah Azzahra (kelas 6B).

Predikat Jayyid Jiddan (Baik Sekali) disandang Amritha Lathifa Lisya Ana (kelas 5A), Alifia Kaizenia Putri Ramdhani (kelas 5A), Khonsa Sajidah Fiqomro (kelas 5B), Izzat Frananda Al-Azizi (kelas 6A), Nadia Asyafa Nurvianti (kelas 6B), Nur Aulia Azzahra (kelas 6B), Nauval Haydar Askari (kelas 6B), dan Sabrina Aurel Cantika (kelas 6B).

Lalu, predikat Jayyid (Baik) disematkan pada Aisyah Farah Azzahrah (kelas 1A), Zahra Rafaidah Ashila (kelas 3A), Lana Nismara Alvredo Agustian (kelas 3A), Kanza Zhafirah Sitha Ramadhani (kelas 5A), Amirah Sya’baniyah Ariyanti (kelas 5A), Azzalea Qisha Aqilah (kelas 5A), Naza Mirrah Madniyah (kelas 6B), Assyifa Cahaya Antoniesta (kelas 6A), Nashita Rachmat (kelas 6B), Assyifa Cahaya Antoniesta (kelas 6A), Nashita Rachmat (kelas 6B), Tivania Rizka Adhira Putri (kelas 6B), Khalid Amrani (kelas 6A), dan Gibran Abdillah Ramdhan (kelas 6A).

Nur Kholifah, wali murid Muhammad Fajri Nur Bachri, memberikan apresaisi kepada sekolah dengan adanya kegiatan murajaah tasmi Al-Qur’an.

“Alhamdulillah, sejujurnya saya merasa bangga dan terharu karena anak saya bisa melewati ujian tasmi dengan predikat mumtaz. Memang membutuhkan sebuah kesabaran ketika kita mendidik anak menjadi penghafal Al-Qur’an,” ujarnya.

Dia selalu memberikan motivasi kepad anaknya untuk lebih percaya diri dengan penguatan dan murajaahnya. Hampir setiap hari murajaah dilakukan. Walaupun hanya beberapa menit tetap diusahakan supaya hafalannya tidak sampai lupa.

“Pada kegiatan tasmi ini, saya berkesempatan mendampingi anak saya. Alhamdulillah, ujian tasmi lancar dan mendapatkan predikat mumtaz. Saya berharap putra saya ini lebih fokus untuk belajar tentang agama begitu juga hafalannya supaya selalu meningkat,” imbuhnya.

“Saya merasa bangga dan terharu karena saya yakin setiap anak pasti mempunyai kekurangan, tetapi ingat Allah juga selalu memberikan kelebihan. Insya Allah anak saya Fajri juga mempunyai keinginan menjadi ustadz yang diidolakan masyarakat,” ujarnya sambil mengusap air matanya.

Sementara itu, Ustadz Muhammad Zia Ulhaq sebagai penguji munaqasah tasmi Al-Qur’an merasa kagum dengan siswa SD Muhammadiyah 9 Surabaya. Saat mendampingi anak-anak sebagai penguji, dia melihat mereka sangat bersemangat dalam mengikuti ujian yang dilaksanakan pada pagi itu.

“Kami sebagai penguji memberikan pesan bahwa anak-anak yang sekarang ini di usianya yang masih tergolong muda diberikan kesempatan menjadi penghafal Al-Quran itu sangat luar biasa. Tidak semua anak mampu dan mau menjadi penghafal Al-Qur’an,” bebernya.

“Jangan sampai kita menghafal Al-Quran hanya sampai sebatas sekolah dasar. Ketika anak-anak kita sudah tamat sekolah dasar dan pindah ke sekolah yang lain, di sana tidak ada kegiatan tahfidz itu sangat berbahaya,” katanya.

Menurut dia, menjadi penghafal Al-Qur’an harus selalu istiqamah. Jadi, dia berpesan untuk para orang tua terus membimbing anak-anaknya supaya tetap dekat dengan Al-Qur’an karena anak-anak seusia mereka itu memang harus ditanamkan mengenai Al-Qur’an.

“Ketika sudah belajar dan mendalami isi Al-Qur’an, semoga ke depan sejatinya dia terhindar pada kemaksiatan. Insya Allah dia akan sadar dan dia akan kembali lagi kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala,” katanya.

“Maka, tanamkanlah Al-Qur’an pada anak-anak sejak dini. Semoga kelak nanti kita bisa mendapatkan kebahagiaan di dunia bahkan juga kebahagiaan di akhirat dan akan menjadi syafaat kita kelak,” ujar alumnus Pondok Mahad Aly An Nur Sukoharjo Solo itu.

(Nashiiruddin/AS)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *