59 Tahun FIAD Surabaya, Sejarah Membendung Ideologi Komunis

0
145
Fakultas Ilmu Agama dan Dakwah (FIAD)/Fakultas Ushuluddin Universitas Muhammadiyah Surabaya zaman dulu. (Istimewa)

Oleh: Andi Hariyadi

KLIKMU.CO

Dakwah Islam merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Muhammadiyah, sehingga setiap gerakannya senantiasa membawa misi dakwah. Demikian halnya yang dilakukan para kader Muhammadiyah yang belajar di Fakultas Ilmu Agama dan Dakwah (FIAD)/Fakultas Ushuluddin Universitas Muhammadiyah Surabaya, yang kiprah dakwahnya sudah memasuki usia 59 tahun.

Tepatnya berdiri pada 12 September 1964 di Masjid Dakwah Jalan Embong Malang Blauran, Surabaya. Dan pada tahun 1965-1966 pindah ke Perguruan Muhammadiyah Kapasan Jalan Kapasan 73-75 Surabaya. Kemudian pada tahun 1990-an melebur dengan Jurusan Syariah, Tarbiyah, Ushuluddin ke Fakultas Agama Islam (FAI) Universitas Muhammadiyah Surabaya.

Di antara para pendirinya ialah Ustadz AM. Nursalim MA, Ustadz Mas’ud Turwiyo, Ustadz Marsika Fatawi, Ustadz Rahmat Djatmika, kemudian Ustadz Isro Kusnoto, Ustadz Ahmad Sunaryo, Dr Hamzah Tualeka, Hamri Al Jauhari, dan lainnya.

Kehadiran FIAD Surabaya saat itu merupakan Hasil Kongres Tabligh Nasional. Juga berdirinya FIAT (Fakultas Ilmu Agama dan Tarbiyah) di Kediri dan FIAS (Fakultas Ilmu Agama dan Sosial) di Bangkalan, tetapi sudah bubar.

Beberapa lembaga dakwah tersebut secara internal Muhammadiyah sangat diperlukan untuk menggerakkan dan memperkuat dakwah Muhammadiyah di berbagai daerah. Juga secara eksternal dihadapkan pada kondisi bangsa dalam cengkeraman bahaya komunisme oleh para tokoh penggerak Partai Komunis Indonesia (PKI) yang saat itu begitu arogan dan provokatif memecah belah umat, dengan teror permusuhan hingga pembunuhan.

Kader-kader FIAD begitu militan dan istiqamah dalam berdakwah. Meski berisiko tetap dijalani dengan semangat jihad fisabilillah. Materi perkuliahan tentang aqidah, dakwah dan strateginya dari para dosen begitu kuat tertanam sebagai benteng sekaligus penangkal dari ideologi komunis yang anti-Tuhan.

Pertentangan dan permusuhan antarwarga bahkan sesama saudara karena beda ideologi yang Pancasilais sejati yang mengakui dan meyakini ada Tuhan berhadapan dengan yang tidak percaya dengan Tuhan (ateis) membuat suasana kehidupan begitu menegangkan, mencekam, dan membahayakan.

Kader FIAD Surabaya hadir untuk peduli memberikan dakwah bil lisan dan bil hal serta penuh keteladanan, sehingga memperkuat fondasi aqidah Islam. Karena PKI sering melontarkan ujaran penghinaan pada umat Islam yang tidak pantas diucapkan, tetapi bagi orang PKI yang anti-Tuhan bebas berbuat dan menghalalkan berbagai cara untuk tercapai tujuannya.

Ustadz Jemadi yang alumnus FIAD dan juga Wakil Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah Surabaya menyampaikan, guna meningkatkan peran dakwah Muhammadiyah di masyarakat sekaligus upaya peduli dakwah di era digital, diharapkan berdiri  jurusan Dakwah (Komunikasi dan Penyiaran Masyarakat Islam di FAI Universitas Muhammadiyah Surabaya) sehingga sinergi dakwah dan solusinya semakin nyata. (*)

Andi Hariyadi
Ketua Majelis Pustaka, Informatika, dan Digitalisasi PDM Surabaya

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini