Abdul Mu’ti: Sikap Politik Muhammadiyah Netral Aktif

0
52
Sekretaris Umum PP Muhammadiyah Abdul Mu’ti saat mengisi tausiah di Universitas Muhammadiyah Ponorogo (Umpo) Ahad (19/11). (Muhammadiyah.or.id)

Ponorogo, KLIKMU.CO – Sikap politik Muhammadiyah dalam Pemilu 2024 adalah netral aktif. Tidak cenderung ke salah satu calon, tapi tetap menjalin komunikasi dengan semua pasangan.

Hal itu ditegaskan Sekretaris Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Abdul Mu’ti saat mengisi tausiah di Universitas Muhammadiyah Ponorogo (Umpo) pada Ahad (19/11).

Sikap netral aktif tersebut, kata Mu’ti, salah satunya diaktualisasikan dalam bentuk Dialog Publik Terbuka untuk ketiga paslon capres-cawapres yang akan berkompetisi pada Pilpres 2024 mendatang.

Dialog Publik Terbuka telah dimulai hari ini (22/11) di Universitas Muhammadiyah Surakarta dengan menghadirkan capres-cawapres Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar. Kemudian dilanjutkan Kamis (23/11) di Universitas Muhammadiyah Jakarta dengan mendatangkan capres-cawapres Ganjar Pranowo-Mahfud MD. Terakhir di Universitas Muhammadiyah Surabaya dengan menghadirkan pasangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka pada Jumat (24/11).

Lebih lanjut, Mu’ti menjelaskan, Dialog Publik Terbuka untuk ketiga paslon tersebut merupakan cara Muhammadiyah dalam membangun komunikasi politik dan menitipkan aspirasi. Sebab, Muhammadiyah tidak ingin ketiga paslon berangkat dengan “cek kosong” untuk Indonesia.

“Kita tidak ingin para calon presiden ini menggunakan ‘cek kosong’ untuk membangun Indonesia. Muhammadiyah sudah punya rumusan Indonesia Berkemajuan dan berbagai rumusan dalam isu-isu strategis keumatan, kebangsaan, dan kemanusiaan universal,” terangnya.

Rumusan-rumusan yang dimiliki Muhammadiyah tersebut, kata Mu’ti, adalah titipan aspirasi kepada ketiga paslon jika terpilih sebagai presiden dan wakil presiden.

Kepada paslon yang nanti terpilih, lanjut tokoh asal Kudus tersebut, Muhammadiyah akan mendukung secara loyal, tetapi tetap kritis.

“Muhammadiyah tentu akan mendukung dengan ciri khas Muhammadiyah, yaitu loyal-kritis. Kita mendukung karena memang dia adalah kepala negara dan kepala pemerintahan, tapi kita harus kritis karena mereka harus sesuai dengan undang-undang dan semua hal yang berlaku,” jelas guru besar UIN Jakarta itu.

Dalam pandangannya, Pilpres 2024 merupakan sesuatu yang penting, tapi tidak segala-galanya. Karena itu, Mu’ti mengajak untuk menyikapi dengan gembira dan penuh rasa persaudaraan sesama bangsa.

“Apalagi dengan sesama warga Persyarikatan Muhammadiyah kita,” tandasnya.

(AS)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini