18 November 2024
Surabaya, Indonesia
Berita

Abdul Mu’ti Ungkap Alasan Muhammadiyah Terus Bertahan di Usia 112 Tahun

Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Abdul Mu’ti membuka Milad Ke-112 Muhammadiyah di SMA Muhammadiyah 1 Taman. (Nashiiruddin/KLIKMU.CO)

KLIKMU.CO – Abdul Mu’ti meminta warga Muhammadiyah harus banyak bersyukur. Sebab, di usia 112 tahun atau lebih dari seabad ini, Muhammadiyah tetap menjaga eksistensinya.

“Kalau toh ada organisasi yang sampai dengan satu abad, tidak banyak yang keadaannya tetap kokoh dan kuat. Banyak yang masih ada organisasinya, tapi tidak lagi sekuat ketika pertama kali didirikan. Karena itu, warga Muhammadiyah tentu harus bersyukur kepada Allah atas anugerah ini,” kata Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) itu.

Abdul Mu’ti hadir langsung dalam peringatan Milad Ke-112 Muhammadiyah yang diselenggarakan oleh Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur di SMA Muhammadiyah 1 Taman (Smamita) Sidoarjo, Sabtu (16/11/2024).

Menurut pria yang juga Sekretaris Umum PP Muhammadiyah itu, persyarikatan Muhammadiyah tercinta ini telah melampaui zaman. Melintasi usia satu abad.

“Bahkan dari yang semula hanya berdiri di sebuah Kampung Kauman di Yogyakarta, sekarang telah berkembang menjadi organisasi yang berdiri di tingkat 30 negara di dunia. Kalau dulu Ahmad Dahlan memulai dengan membuat sebuah langgar, sekarang sudah ada lebih dari 6.000 sekolah dan madrasah serta 164 perguruan tinggi dan itu tidak hanya di Indonesia,” tuturnya.

Sebagian sekolah Muhammadiyah juga berdiri di luar negeri, khususnya di Australia. Bahkan ada juga di Kairo, Mesir.

Mu’ti juga menjelaskan, sebagian sekolah Muhammadiyah di luar negeri sudah meluluskan banyak sekali anak-anak. Tidak hanya dari warga negara Indonesia, tetapi juga warga negara yang lain.

“Kita masih terus berjuang mempunyai Universitas Muhammadiyah Malaysia. Mudah-mudahan ke depan bisa berdiri lagi beberapa sekolah lain di negara lain,” ujarnya.

Menghadirkan Kemakmuran untuk Semua

Terkait tema Milad Ke-112 Muhammadiyah ini, Menghadirkan Kemakmuran untuk Semua, Mu’ti menyebut ini menunjukkan bagaimana komitmen Muhammadiyah untuk bangsa secara terus-menerus. Berusaha mewujudkan cita-cita kemerdekaan yang termaktub dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945.

“Kita menjadikan Indonesia ini sebagai negeri yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil, dan makmur. Ini komitmen Muhammadiyah yang juga sejalan dengan apa yang ada di dalam program pemerintah dan kalau Muhammadiyah melaksanakan itu sesungguhnya bagian dari Muhammadiyah memenuhi apa yang menjadi panggilan Al-Quran,” ujarnya.

Mu’ti melanjutkan, manusia sebagai khalifah di muka bumi ini bertanggung jawab untuk memakmurkan kehidupan di bumi. Sebagai khalifah di muka bumi dan tumbuh di muka bumi, manusia harus menciptakan kemakmuran di bumi.

Jadi, upaya menciptakan kemakmuran semesta itu bagian dari Muhammadiyah. Istiqamah untuk menuju kepada Al-Quran dan As-sunnah dalam berbagai hal agama, khususnya ibadah umum menjadikan Al-Quran ini sebagai leading atau petunjuk.

“Senantiasa hidup tidak sekadar sebagai memimpin atau pemimpin. Untuk itu, kita berpedoman pada Al-Quran dan itu kita jadikan sebagai pedoman yang membuat kita berbuat baik sehingga Al-Quran senantiasa hidup. Bisa hadir dan amal-amal kita yang bersumber pada Al-Quran. Pemahaman inilah yang membuat kita berusaha untuk menjadikan Al Quran itu tidak hanya sebagai bacaan, tetapi sebagai bagian panduan hidup dan panduan yang senantiasa hidup dan menghidupkan. Inilah yang menjadi tugas Muhammadiyah,” tuturnya.

Memilih Nusa Tenggara Timur

“Oleh karena itu, kita sengaja memilih Kupang, Nusa Tenggara Timur, sebagai tempat penyelenggaraan peringatan milad Muhammadiyah tahun ini karena dua alasan. Pertama, kita ingin menunjukkan bahwa Muhammadiyah itu tidak hanya organisasi yang ada di Pulau Jawa seperti Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Jawa Barat”.

“Tetapi, organisasi yang juga hadir di wilayah di mana manusia menjadi kelompok. Kita ingin menunjukkan bahwa Muhammadiyah adalah organisasi yang sudah betul-betul hadir di seluruh Indonesia. Itulah alasan pertama kenapa kita memilih Kupang,” katanya.

Kedua, Muhammadiyah memilih Nusa Tenggara Timur karena melihat secara statistik data-data menunjukkan bahwa angka kemiskinan itu memang salah satu yang tertinggi adalah Nusa Tenggara Timur. Angka tertinggi stunting, bahkan provinsi yang juga banyak mengirim pekerja imigran ke luar negeri adalah Nusa Tenggara Timur.

“Banyak juga yang ke luar negeri ketika pulang tidak membawa uang, tapi pulang dibungkus di dalam peti mati. Karena itu, kita memilih Kupang sebagai tuan rumah penyelenggaraan Milad Ke-112 Muhammadiyah. Dengan spirit bahwa Muhammadiyah akan hadir di daerah-daerah yang masih memerlukan uluran tangan kita yang masih memerlukan bantuan kita,” pungkasnya.

(Nashiiruddin/AS)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *