Agama Birokrasi dan Glorifikasi

0
7
Dr Nurbani Yusuf MSi, dosen UMM, pengasuh komunitas Padhang Makhsyar. (AS/Klikmu.co)

Oleh: Dr Nurbani Yusuf MSi

Sebagian besar kita disatukan oleh fiqih meski berselisih, juga disatukan kalam meski tambah nemen perselisihannya.

Lantas sebagian orang atau ulama keluar dari pakem meski tidak pakem. Sebab ribuan ikhtilaf tentang fiqih dan kalam terus meruak tidak bisa disatukan.

Lahirlah para ulama sufi dengan legitimasi karomah dan kesaktian mungkin kita tidak percaya dan menganggapnya takhayul sebab sebagian mereka terlalu berlebihan.

Sebagaimana mereka juga memicingkan pikiran memandang ulama fiqih dan ulama kalam karena dianggap terlalu kaku dan birokratis.

Masing-masing kita punya pengalaman batin yang berbeda.

Gerakan shalat kita mungkin sama, tapi penghayatan dan pengalaman batin pasti berbeda. Kaifiyat puasa kita mungkin sama, tapi pengalaman esoterisnya sangat mungkin berbeda.

Cara pandang shalat saja setidaknya ada tiga kelompok ekstrem.

Pertama, para fuqaha hanya fokus pada bacaan dan gerakan berdebat ramai tentang ribuan ikhtilaf shalat. Maka lahir puluhan bahkan ratusan kitab membahas tentang gerakan dan bacaan shalat yang terakhir lahirlah kelompok salafi dkk dengan ratusan kitabnya.

Kedua, lahir antitesis bahwa gerakan dan bacaan tidak penting, yang penting hati dan jiwa bisa nyambung kepada Gusti Allah. Maka lahirlah konsep shalat da’im yang dikembangkan Syaikh Siti Jenar bersanad kepada raja sufi al Hallaj yang masyhur dengan konsep Hulluliyah.

Kelompok pertama tidak pernah mi’radz karena berhenti pada bacaan dan gerakan. Kelompok kedua hanya mikir batin, tapi abai terhadap syariat… (*)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini