Jakarta, KLIKMU.CO – Safari Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) ke elite PKS dan Partai NasDem sebelum bertolak ke Jerman disinyalir sebagai upaya pematangan wacana ‘Koalisi Perubahan’.
Demikian dikemukakan Direktur Parameter Politik Indonesia (PPI) Adi Prayitno kepada media. Kamis (27/10/2022). Menurutnya, safari tersebut juga mengisyaratkan lobi AHY untuk mengincar posisi cawapres pendamping Anies Baswedan pada Pilpres 2024.
“Pastinya bicara tentang pilpres, bukan yang lain. Kalau cuma sekadar ngobrol normatif sudah sering para tokoh ini berjumpa. Maraton AHY itu bisa ditafsirkan dua,” ujarnya seperti dikutip detik.com.
Tafsir yang dimaksud Adi adalah usaha AHY dan Partai Demokrat memastikan soliditas rencana koalisi dan targetnya sebagai cawapres Anies.
“Pertama, memastikan Demokrat tetap solid bangun koalisi dengan NasDem dan Anies capres. Kedua, AHY sepertinya menegaskan siap jadi cawapres mendampingi Anies di pilpres 2024. Itu artinya, AHY mengincar posisi nomor dua, bukan nomor satu,” tandas Adi.
Pertemuan AHY dan Surya Paloh sebelumnya juga disorot Adi sebagai langkah jemput bola putra sulung SBY tersebut untuk mengamankan tiket cawapres.
“Ketiga, AHY jemput bola sebagai sosok yang lebih siap dampingi Anies ketimbang Aher (Ahmad Heryawan) yang dijagokan PKS atau ketimbang figur lain yang masuk radar NasDem. Pergerakan AHY mesti diletakkan dalam konteks itu. Ingin mengamankan posisi cawapres Anies,” katanya.
Sebelumnya, Koordinator Juru Bicara Partai Demokrat Herzaky Mahendra Putra menegaskan jika pertemuan bosnya dengan Surya Paloh telah diagendakan dan hanyalah pertemuan silaturahmi.
“Memang ada rencana pertemuan Ketum PD Mas AHY dan Ketum Nasdem Pak Surya Paloh, sebelum Mas AHY ke Berlin, Jerman. Pertemuan kekeluargaan saja. Silaturahmi internal,” ujarnya.
Herzaky tidak menampik jika pertemuan AHY dan Ketua Umum Partai NasDem belakangan ini semakin intens. Namun, isi tertemuan tersebut belum bisa diungkap ke publik lebih banyak.
“Beliau-beliau berdua pun akhir-akhir ini memang semakin intens berkomunikasi dan bersilaturahmi. Hanya, namanya pertemuan kekeluargaan dan internal, tentunya tidak banyak yang bisa kami ungkap ke publik. Begitu pula dengan rencana tempat dan waktu,” pungkasnya. [AIKaffa]