Al Qaradhawi: Siwak Wasilah Membersihkan Gigi

0
29
Cendekiawan muslim Syaikh Dr Yusuf Al Qaradhawi. (Getty Images/Munir Zakirog)

Oleh: Ahmad Aditiya Pratama

KLIKMU.CO

Rasulullah SAW mengajarkan kepada umatnya untuk selalu menjaga kebersihan, mulai kebersihan tubuh, pakaian, lingkungan, dan sebagainya. Dengan menjaga kebersihan, kita dapat terhindar dari segala penyakit, karena awal mula datangnya suatu penyakit itu tergantung bagaimana kita menjaga pola hidup bersih. Sebagaimana tercatat dalam tinta emas sejarah bahwa Nabi Muhammad SAW hanya mengalami dua kali sakit selama hidup beliau.

Keteladanan sifat beliau sejalur dengan firman Allah Ta’ala di dalam Al-Qur’an surah Al Baqarah ayat 222 yang berbunyi:

‎وَيَسْـَٔلُونَكَ عَنِ ٱلْمَحِيضِ ۖ قُلْ هُوَ أَذًى فَٱعْتَزِلُوا۟ ٱلنِّسَآءَ فِى ٱلْمَحِيضِ ۖ وَلَا تَقْرَبُوهُنَّ حَتَّىٰ يَطْهُرْنَ ۖ فَإِذَا تَطَهَّرْنَ فَأْتُوهُنَّ مِنْ حَيْثُ أَمَرَكُمُ ٱللَّهُ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ يُحِبُّ ٱلتَّوَّٰبِينَ وَيُحِبُّ ٱلْمُتَطَهِّرِينَ

Artinya: “Mereka bertanya kepadamu tentang haid. Katakanlah: ‘Haid itu adalah suatu kotoran.’ Oleh sebab itu, hendaklah kamu menjauhkan diri dari wanita di waktu haid, dan janganlah kamu mendekati mereka sebelum mereka suci. Apabila mereka telah suci, campurilah mereka itu di tempat yang diperintahkan Allah kepadamu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertobat dan menyukai orang-orang yang menyucikan diri.” (QS Al Baqarah: 222)

Perlu digarisbawahi dalam ayat tersebut pada kata ٱلْمُتَطَهِّرِينَ yang memiliki banyak makna di dalam pandangan mufasir. Namun, penulis mencantumkan satu pendapat dari Syaikh Wahbah Az Zuhaili dalam tafsirnya yang menyebutkan bahwa makna kata tersebut adalah orang-orang yang bersuci dari jinabat, hadas, dan hal-hal yang kotor.

Ahmad dalam jurnalnya yang berjudul Biological Activities of Saldovora Persica L. menyebutkan bahwa batang kayu arak yang dibuat untuk siwak memiliki kandungan kimia yang baik untuk gigi. Di antaranya kandungan silica yang bermanfaat untuk membersihkan noda pada gigi, trimetilamina yang bermanfaat untuk antibakteri, serta asam olat yang bermanfaat untuk mencegah jamur dan bakteri.

Salah satu cara Rasulullah SAW untuk menjaga pola hidup bersih adalah dengan membersihkan gigi. Dahulu kala, rasul tidak menggunakan pasta gigi sebagai media untuk membersihkan gigi seperti zaman sekarang, tetapi Nabi SAW menggunakan siwak. Siwak atau miswak adalah sebatang kayu yang diolah untuk membersihkan gigi. Kayu ini berasal dari pohon arak (Salvador persica) yang tumbuh di dataran Timur Tengah. Pohon ini termasuk kategori tanaman semak belukar.

Tak diragukan lagi manfaat dari pohon ini, salah satunya untuk mencegah gigi berlubang. Tidak heran jika dahulu Nabi SAW menggunakan siwak sebagai media untuk membersihkan gigi.

Nabi Muhammad SAW bersabda pada hadis yang diriwatkan oleh Abu Hurairah RA:

‎ عن أبي هريرة رضي الله عنه أنّ رسول الله ﷺ قال: ((لولا أن أشقّ علي أمتي لأمرتهم بالسّواق عند كلّ صلاة)).

Artinya: “Dari Abu Hurairah RA bahwasanya Rasulullah SAW bersabda: ‘Sekiranya tidak memberatkan umatku, sungguh aku telah memerintahkan kepada mereka untuk bersiwak ketika hendak melaksanakan shalat’.”

Syaikh Dr Yusuf Al Qaradhawi dalam kitabnya Fiqih Maqasid Syari’ah menyebutkan bahwa maksud dari bersiwak yaitu membersihkan mulut hingga mendapat rida dari Tuhan.

Sebagaimana yang disebutkan dalam hadis:

‎السِّوَاك مَطْهَرَةٌ لِلْفَمِ مَرْضَاةٌ لِلرَّبِّ

Artinya: “Siwak membersihkan mulut dan diridai Tuhan.”

Namun, apakah siwak punya maksud atau sekadar wasilah yang sesuai dengan dan mudah di negeri Arab? Nabi Muhammad SAW menyifati siwak dengan sesuatu yang dapat mencapai maksud dan mudah bagi bangsa Arab. Di negeri-negeri lain wasilah tersebut bisa berubah. Sebab, negeri tersebut akan kesusahan untuk mendapatkan pohon arak.

Dengan demikian, mereka bisa membuat wasilah lain yang bisa memenuhi tuntutan ratusan juta manusia, seperti sikat atau yang lainnya.

Sebagian ahli fikih telah menulis hal tersebut. Dalam fikih Hambali, “Hidayah Ar-Raghib” ditulis, “Menggunakan kayu gaharu dari arak, zaitun, dan lainnya, tidak akan menyebabkan kesusahan dan kemudaratan.”

Dimakruhkan hal yang bisa menyebabkan kesusahan dan kemudaratan. Yang memudaratkan adalah seperti delima, kemangi, tamarisk, dan lain-lain. Orang yang bersiwak dengan tanpa kayu gaharu tidak melakukan sunah.

Syaikh Abdullah Al-Bassam menukil bahwa An-Nawawi berkata, “Dengan apa pun seseorang bersiwak dengan sesuatu yang bisa menghilangkan perubahan dia telah bersiwak. Seperti kain dan jari. Ia adalah mazhab Abu Hanifah. Karena keumuman dalilnya.”

Dalam Al-Mughni ditulis, “Sunah telah dilakukan dengan hal yang bisa menyebabkan kebersihan. Sunah yang sedikit tidak bisa ditinggalkan karena tidak bisa melaksanakan sunah yang banyak. Itulah yang sahih. Selain sunah yang dianjurkan oleh Rasulullah SAW, siwak juga memiliki kelebihan dalam bidang kesehatan. Dengan demikian, siwak menjadi wasilah dalam menjaga kesehatan gigi, karena kandungan pada siwak yang mampu membasmi partikel-partikel negatif terhadap kesehatan gigi. (*)

Ahmad Aditiya Pratama
Mahasiswa PUTM PP Muhammadiyah

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini