Amanah Istri Kapten Imam, Korban Gugur KRI Nanggala, untuk PAM Kenjeran

0
398
Sertu TTU M ulinnoha memberikan hasil usahanya dengan Almarhum Kapten Imam Adi di PAM Kenjeran. (Nashiiruddin/KLIKMU.CO)

KLIKMU.CO – “Sebagai kru, menjadi hal yang biasa mengikuti pelayaran ke mana pun. Sebelum kejadian internal patrol dan kapal selam KRI Nanggala 402 mengalami trobel, saya selalu ikut terus ke mana pun.”

Hal itu disampaikan Sertu TTU M Ulinnoha NRP 84664 yang memulai dinas pada tahun 2000 dan tinggal di rumah Dinas Wonosari Surabaya. Sore itu, dia berkunjung ke lembaga kesejahteraan sosial anak (LKSA) Panti Asuhan Muhammadiyah (PAM) Kenjeran Surabaya, Kamis (12/5). Tujuannya, menyumbangkan rezeki hasil usaha dirinya dengan Kapten Imam Adi (alm), salah satu korban gugur dari tenggelamnya KRI Nanggala 402.

Sertu Ulinnoha mengatakan, setelah gugurnya awak kapal selam KRI Mandala 402 di selat Bali, banyak yang ke rumahnya untuk takziah. Mereka mengira Sertu Ulinnoha ikut dalam latihan menembak di selat Bali dan dinyatakan gugur.

“Sebelum kejadian, karena di satuan pendidikan sekolah kapal selam (Sekasel) Pusat Pendidikan Khusus (Pusdiksu) Komando Pendidikan Operasi Laut (Kodikopsla), waktu itu banyak yang sudah pensiun,” katanya.

Pusat meminta bantuan ke orang-orang kapal termasuk dirinya saat itu. Tetapi, setelah kejadian tenggelamnya kapal selam KRI Nanggala 402, dia sudah bergeser di posisi BKO.

“Saya juga kru yang bisa dianggap paling senior dan paling aktif. Saya sangat mengenal dan akrab dengan semua kru kapal selam termasuk KRI Mandala 402 yang gugur beberapa tahun yang lalu. Karena sebelumnya saya juga pernah mengikuti Pendidikan Brevet (Dikbrevet) Pendidikan Calon Awak Kapal Selam (Dikcawakkasel),” ujar dia.

Memang, kata dia, ketika diperlukan untuk bertugas maupun latihan, selalu diambilah dari Dikcawakkasel orang-orang yang sudah senior termasuk dia.

“Kapten Imam Adi (almarhum) sebelumnya mengajak saya untuk berlayar kembali untuk latihan menembak di selat Bali. Waktu itu saya sampaikan, biar adik-adik saya saja yang bertugas kapten. Saya sebagai kabag memberikan kesempatan kepada yang muda-muda supaya yang muda mempunyai pengalaman,” jelasnya.

Sebelum kejadian, dirinya dan kapten merintis usaha baru hari ini usahanya bisa terbagi dan ada hasil dari usaha itu. Dia berikan hasilnya ke istri kapten Imam Adi dan atas saran dari istri beserta keluarganya hasilnya di berikan saja ke PAM Kenjeran melalui dia.

“Kapten Imam Adi orangnya baik di sela bertugas berlayar kapten selalu memberikan contoh kepada anak buahnya. Seperti ketika beribadah selalu tepat waktu, juga mengumandangkan azan di kapal, menjadi imam dalam shalat 5 waktunya, bahkan menjadi imam dan khotib pada shalat Jumat berjamaah di kapal yang sempit. Baik juga dalam segala hal, kapten memang pribadinya rajin dan cekatan. Bahkan jiwa sosialnya juga sangat tinggi. Anak buahnya sakit beliau selalu menyempatkan untuk menjenguk termasuk saya saat itu sedang sakit,” tambah M. Ulinnoha menceritakan kebersamaan dengan kapten sambil berlinang air mata.

“Saya ucapkan ini amanah dari istri kapten Imam Adi. Semoga dana yang kami berikan ini bisa digunakan untuk kebutuhan anak-anak PAM Kenjeran dan semoga sahabat-sahabat saya yang gugur dalam bertugas semua amal dan ibadahnya diterima oleh Allah SWT dan ditempatkan di surga,” pungkasnya. (Nashiiruddin/Habibie)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini