Malang, KLIKMU.CO – Pekan pertama Agustus 2023, Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) menggandeng dunia usaha dunia industri (DUDI) aKancatani yang bergerak di bidang hulu hilir pemasaran hasil pertanian di Kabupaten Sumenep. Kegiatan awal yang dilakukan adalah sosialisasi dan pendampingan petani koro Sumenep.
Tak tanggung-tanggung, Dr Elly Purwanti MP, ketua program Matching Fund Mokorbef “Modified Koro Bean Flour” UMM, memboyong para ahli untuk melakukan pendampingan kepada petani koro di Sumenep. Setidaknya ada dua profesor dan satu doktor yang ditunjuk untuk menerapkan keilmuannya di Masyarakat.
Dua profesor tersebut yaitu Prof Dr Ir Warkoyo MP, dosen Teknologi Pertanian UMM dan ahli teknologi pemrosesan pangan, serta Prof Dr Rr Eko Susetyarini MSi, dosen Pendidikan Biologi UMM yang menjadi narasumber pemrosesan halal.
Selain itu, ada Dr Asma Hidayati MP, ahli pakan ternak. Ahli pertanian juga turut diundang. Kegiatan tersebut dihadiri pula oleh perwakilan Dinas Pertanian Kabupaten Sumenep, yaitu Eka Novidayanti SP MP.
Menurut Elly Purwanti, petani koro khususnya di Sumenep perlu mendapatkan pendampingan untuk menjadikan koro sebagai komoditas utama yang potensi dikembangkan di lahan-lahan kering di Sumenep, seperti di Desa Grujugan ini.
“Koro merupakan tanaman anggota famili Fabaceae atau tanaman polong polongan. Koro memiliki kandungan nutrisi yang penting, yaitu protein, lemak, karbohidrat, serat kasar, dan mineral. Tanaman ini dapat tumbuh di lahan kritis, seperti di Sumenep, sehingga berpotensi menjadi sumber gizi dan diversifikasi pangan bagi masyarakat,” tuturnya.
“Pengembangan diversifikasi pangan ke arah bahan pangan lokal merupakan salah satu cara yang dipandang efektif untuk mengatasi sejumlah kerawanan sekaligus untuk mendukung terwujudnya ketahanan pangan yang mantap,” imbuh dosen Prodi Pendidikan Biologi FKIP UMM yang telah beberapa kali meraih pendanaan Matching Fund ini.
Eka Novidayanti dari Dinas Pertanian Kabupaten Sumenep sangat mengapresiasi langkah para peneliti UMM ini untuk mengembangkan koro di Sumenep. Menurutnya, para petani di Sumenep ini memang belum mengetahui prospek budidaya koro. Sebab, di lapangan peminat koro tidak stabil sehingga perlu adanya penguatan tentang manfaat konsumsi koro.
“Kami berharap perhatian yang intens dari UMM dapat membantu masyarakat petani di Sumenep dan mengangkat potensi tanaman koro. Kami sangat berterimakasih, siap membantu, dan akan ikut berkolaborasi,” ujarnya dalam sambutan.
Sementara itu, Prof Warkoyo dalam paparannya menyatakan bahwa secara praktis antizat gizi/racun yang terkandung dalam koro bisa diminimalkan dengan perendaman air selama 24 jam. Selain itu, dapat meningkatkan kandungan protein seperti isoflavonoid yang dapat berfungsi sebagai immunostimulan untuk meningkatkan daya tahan tubuh.
Di sisi lain, Prof Eko Susetyarini memaparkan pentingnya pengolahan pangan yang halal dalam implementasinya pembuatan tepung koro ini.
“Pengolahan bertandar halal sangat penting karena akan lebih meyakinkan konsumen untuk memilih produk ini. Perlu kiranya diperhatikan, suatu produk disebut halal mengacu pada kriteria syariat Islam, seperti halal zatnya, halal cara memperolehnya, dan halal cara pengolahannya,” ujarnya.
“Pada kriteria halal cara pengolahannya mensyaratkan proses produk halal yang mencakup rangkaian kegiatan untuk menjamin kehalalan produk, seperti penyediaan barang, pengelolaan, penyimpanan, pengemasan, pendistribusian, serta penjualan,” imbuh Kaprodi Pendidikan Biologi FKIP UMM ini. (Husamah/AS)