Angkat Transformasi Pendidikan Keperawatan, Aziz Alimul Hidayat Dikukuhkan sebagai Guru Besar

0
34
Prof Dr A. Aziz Alimul Hidayat SKep Ns MKes (kiri) bersama Rektor UM Surabaya Dr dr Sukadiono MM saat upacara pengukuhan guru besar. (Humas UM Surabaya)

Surabaya, KLIKMU.CO – Dosen Fakultas Ilmu Kesehatan (FIK) UM Surabaya Prof Dr A. Aziz Alimul Hidayat SKep Ns MKes resmi dikukuhkan sebagai guru besar bidang ilmu keperawatan. Upacara pengukuhan jabatan guru besar berlangsung di gedung At-Tauhid Tower lantai 13 UM Surabaya pada Sabtu (30/9).

Pada pengukuhan tersebut, Prof Aziz Alimul Hidayat menyampaikan pidato dengan judul “Transformasi Pendidikan Keperawatan di Era Society 5.0”.

Dalam pidatonya, Aziz menjelaskan, pendidikan keperawatan adalah pendidikan yang sifatnya akademis dan profesional yang menghasilkan perawat atau profesi ners. Mereka dituntut untuk memiliki kompetensi  dalam praktik keperawatan dengan tugas sebagai pemberi asuhan keperawatan, penyuluh dan konselor bagi klien, pengelola pelayanan keperawatan, serta peneliti keperawatan.

Selain itu, pelaksana tugas berdasarkan pelimpahan wewenang  untuk melakukan tindakan medis  dan dalam rangka program pemerintah, baik yang sifatnya delegatif maupun mandate secara tertulis, serta sebagai pelaksana tugas dalam keadaan keterbatasan tertentu  berdasarkan penugasan pemerintah. 

“Orientasi pendidikan keperawatan harus sejalan dengan perkembangan pelayanan keperawatan, perubahan di berbagai aspek dalam pelayanan keperawatan. Karena hal ini memberi konsekuensi  perubahan dalam proses pendidikan keperawatan,” ujar pria yang juga rektor Universitas Muhammadiyah Lamongan itu.

Ia mengatakan, perubahan dalam pelayanan keperawatan di era Society 5.0 lebih memfokuskan pada konteks manusia yang memungkinkan dalam aktivitas menggunakan ilmu pengetahuan berbasis modern (AI, Robot, IoT) untuk kebutuhan agar dapat hidup secara nyaman bagi manusia sebagai komponen utamanya.

Menurutnya, era Society 5.0 internet tidak hanya digunakan sumber informasi, tetapi juga digunakan untuk menjalani kehidupan. Termasuk manusia diharapkan mampu menciptakan nilai baru melalui perkembangan teknologi.

Dalam pidato pengukuhannya, Aziz juga menjelaskan bagaimana meningkatkan mutu pendidikan yang berkorelasi dengan kebutuhan mutu pelayanan keperawatan di masa sekarang dan masa depan.

Ternyata, pria kelahiran Pucuk, Lamongan, tersebut mengembangkan model sistem mutu yang merupakan pengembangan dan modifikasi dari model sistem mutu Malcolm Baldrige.

Pertama, dengan rekonstruksi kurikulum yang berorientasi pada OBE (outcome base education). Menurutnya, dengan berbasis skill masa depan perawat seperti skill komunikasi dan berpikir kritis/kreatif untuk problem solving, tentu hal ini akan meningkatkan kemampuan dalam analisis, sintesis, evaluasi, pengambilan keputusan, dan berpikir kreatif, kolaboratif, dan adaptif.

Skill teknologi meliputi computer literacy (digital literacy), internet skill, dan mengambil dan mengelola informasi melalui teknologi (nursing data science) dan skill keperawatan itu sendiri, termasuk di dalamnya terdapat skill interpersonal dan personal. Diharapkan, lulusan mampu membangun  teamwork, membangun hubungan, manajemen konflik, manajemen perubahan, responsiveness, dan perilaku caring.

Kedua,penataan sistem pembelajaran berbasis teknologi Informasi. Penataan sistem tersebut dengan menggunakan model blended learning dengan pendekatan contextual teaching learning, problem based learning, dan project based learning.

Pengembangan blended learning merupakan bagian dari pengembangan pembelajaran karena di dalamnya terdapat proses yang sistematis untuk mencapai tujuan pembelajaran. Mulai identifikasi masalah, pengembangan strategi dan pengembangan bahan ajar, serta evaluasi bahan ajar.

Ketiga, integrasi sistem pendidikan dan pelayanan keperawatan adalah bagian dari link and match dunia industri kesehatan. Link and match adalah menghubungkan pendidikan dengan dunia industri. Dengan begitu, diharapkan ada relevansi atau kesinambungan antara institusi sebagai pencetak lulusan (produk tenaga kerja) dengan industri yang membutuhkan tenaga kerja yang sesuai bidang keahlian.

“Dari ketiga upaya dan solusi dalam menyelesaikan masalah tersebut, perlu digunakan prinsip kerja dengan menggunakan pola ADLI: A = approach (pendekatan), D = deployment (penyebarluasan), L = learning (pembelajaran), dan I = integrasi dalam mengukur, mengevaluasi, serta menjalankan upaya tersebut,”imbuh Aziz.

Dengan demikian, ketiga upaya tersebut tentu dapat melakukan transformasi pendidikan keperawatan di era Society 5.0 sehingga dapat memberikan kontribusi pada kualitas perawat-perawat baru yang dihasilkan dari institusi pendidikan keperawatan.

“Dan akhirnya dapat meningkatkan kualitas pelayanan keperawatan di tatatan pelayanan kesehatan atau industri kesehatan,” tuturnya. (Uswatun Hasanah/AS)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini