Apakah Sudah Dianggap Islam kalau Pakai Kopyah, Baju Takwa, dan Pelihara Jenggot?

0
222
Dr H Sulthon Amin, MM di Kajian Muktamar PDM Kota Pasuruan (Dadang Prabowo/KLIKMU.CO)

KLIKMU.CO – Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur Dr H Sulthon Amien MM menyampaikan bahwa rata-rata umat Islam saat ini berislam masih menjadi beban dan belum menjadi kebiasaan. Hal tersebut dia simpulkan dari realitas kehidupan sehari-hari.

Menurut Sulthon, orang-orang bule yang pakaiannya sering tidak senonoh itu bisa menampakkan perilaku yang mengagumkan. Orang bule itu, lanjutnya, sudah terbiasa untuk antre, tidak berdesak-desakkan, bersikap sopan kepada orang, dan apabila berbuat salah langsung meminta maaf.

Hal ini, jelas dia, berbeda dengan perilaku sebagian orang lslam yang tidak mau antre. Kalau senggolan dengan orang lain, matanya melotot seperti mau bertengkar. Begitu juga kalau ada orang duduk, tidak mau permisi.

“Sehingga jadi pertanyaan, orang bule itu agamanya apa? Dan orang-orang di Indonesia ini agamanya apa?” ujarnya pada pengajian Ahad lalu (30/10/2022).

“Apakah seseorang sudah dianggap muslim kalau sudah memakai kopyah? Memelihara jenggot? Kumisnya dicukur? Pakai baju takwa? Celananya cingkrang hampir sampai dengkul? Apa itu?” tanyanya kepada para peserta kajian yang hadir di Masjid Darul Arqam Kota Pasuruan itu.

Bagi Sulthon, yang demikian itu baru aksesoris. Tapi, yang dimaksud dengan islami itu adalah perilaku keseharian umat Islam yang sesuai dengan ajaran Islam.

Untuk itu, ia pun menyampaikan kepada peserta kajian tentang pesan Kiai Ahmad Dahlan bahwa Islam itu bukan hanya Allah ada di dalam jiwa kita, tetapi yang namanya kehidupan islam menjadi real, nyata, melalui perilaku-perilaku.

“Itulah Islam,” terang Sulthon.

Kiai Ahmad Dahlan, ungkap dia, tidak sekadar mengajar. Dia turun ke lapangan. Kiai Ahmad Dahlan tidak sekadar ngomong, tapi juga memberi contoh.

Lebih dari itu, lanjut Sulthon, Kiai Ahmad Dahlan selalu berpikir tentang apa yang dia berikan untuk umat.

Berbeda dengan tokoh-tokah umat Islam pada zaman itu yang banyak mengarang buku, ungkap Sulthon, Kiai Ahmad Dahlan tidak meninggalkan karya tulis yang kemudian bisa dipelajari. Tapi Kiai Dahlan mewariskan tindakan-tindakannya.

“Kiai Ahmad Dahlan adalah role mode (berkehidupan yang islami),” ujarnya.

Sulthon pun mengutip satu pesan Kiai Ahmad Dahlan yang banyak dijadikan pegangan warga Muhammadiyah: Hidup-hidupilah Muhammadiyah, Jangan Mencari Penghidupan di Muhamadiyah.

Preskom PT Cita Mulia Grup itu memaknai pesan tersebut bahwa kalau bekerja di Amal Usaha Muhammadiyah (AUM) haruslah profesional dan proposional.

“(Kerja) yang ketat, yang ahli (di bidangnya dan sesuai aturan). Itu yang dituntut di Muhammadiyah,” tandasnya. (Dadang Prabowo/AS)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini