KLIKMU.CO – Tim kelas Olahraga SMA Muhammadiyah 10 Surabaya (SMAMX) memborong enam medali dalam kejuaraan pencak silat Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) tingkat nasional di Semarang.
Keenam siswa tersebut yaitu Evril Ar Zaha Wijaya kelas 10-2 yang meraih medali perunggu, RM Bagus Raharjo Wibisono kelas 10-4 meraih medali perunggu, dan Muhammad Sheva Davin kelas 10-6 meraih medali perunggu.
Restu Indah Savitry kelas 10-1 meraih medali perunggu, Moch Fahry Firmansyah kelas 10-1 meraih medali perunggu, dan Satria Cendekia Pratama kelas 10-4 menjadi satu satunya atlet SMAMX yang meraih medali perak.
“Alhamdulillah, dari enam atlet yang kita kirim dalam mengikuti kejuaraan ini, semuanya mendapatkan medali. Ini sudah sangat bagus. Meskipun belum ada yang mendapatkan emas, saya apresiasi perjuangan mereka mengingat mereka semua masih kelas 10. Semoga tahun depan kami bisa tingkatkan kemampuannya dan bisa meraih emas,” kata pelatih pencak silat Tapak Suci Putera Muhammadiyah SMAMX Ustadz Jamal.
Sebelumnya, siswa-siswi SMAMX harus melewati berbagai pertandingan di tingkat kota dan tingkat provinsi hingga akhirnya bisa lolos sampai tingkat nasional.
Kejuaraan kali ini memperebutkan tiket untuk bisa mengikuti kejuaraan selanjutnya, yaitu kejuaraan pencak silat tingkat Internasional di Dubai.
Satria Cendekia Pratama, salah satu kontingen SMAMX, mengaku tidak menyangka bisa mendapatkan medali perak dalam pertandingan kali ini. Sebenarnya, dia berharap dapat emas agar bisa mengikuti tingkat selanjutnya di Dubai.
“Namun, sepertinya memang saya harus berlatih lebih keras dan disiplin lagi agar tahun depan bisa sampai kejuaraan internasional. Lawan saya memang lebih tua dua tahun dari saya namun itu sebenarnya bukan menjadi alasan kekalahan saya, mungkin lawan saya berlatihnya lebih keras dari saya sehingga dia bisa memenangkan pertandingan. Semoga tahun depan saya bisa mempersembahkan emas untuk Jawa Timur khususnya untuk smamx dan Surabaya,” katanya.
Kepala SMA Muhammadiyah 10 Surabaya Salim Bahrisy menyampaikan bahwa anak-anak sudah berjuang dengan keras. Mereka juga masih sangat muda, masih kelas 10, sehingga masih ada kesempatan untuk berproses.
“Yang paling penting adalah anak-anak bisa mengambil pelajaran berharga dari tiap pertandingan. Beyond the limits,” tandasnya.
(Salim Bahrisy/AS)