Ayah: Jauh di Mata Selalu Ada di Hati

0
73
Ace Somantri adalah Wakil Ketua PD Muhammadiyah Kabupaten Bandung dan dosen UM Bandung. (Ilustrasi Tim Redaksi KLIKMU.CO)

Oleh: Ace Somantri

KLIKMU.CO

Kaki jadi kepala dan kepala jadi kaki tanpa terasa dan dirasa. Itu semua bagian dari perjalanan panjang untuk sebuah perjuangan tanpa lelah, apalagi putus asa. He is hero, kegagahan nan wibawa ada dalam sosok ayah di manapun berada. Semangat juangnya tidak diragukan, dia memiliki karakter seorang pekerja keras, bahkan petarung sejati sekaligus membuat adem hati. Cucuran keringat membasahi tubuh kekarnya, bau badan menyengat akibat keringat tidak peduli yang penting semua untuk anak dan istrinya.

Tidak sedikit, ada beberapa ayah demi untuk memenuhi kebutuhan anaknya hingga rela melanggar ajaran agama. Hal itu salah, namun karena demi sang buah hati untuk membeli susu dan makanan lainnya, apa pun dilakukan. Banyak cerita dan kisah manusia di muka bumi, sang ayah sosok di antara manusia yang bertebaran di seantero alam semesta menjadi salah satu orang di balik kesukseksan dan kehebatan anak-anaknya.

Pergi pagi pulang sore, bahkan tidak pulang sebelum kerja selesai. Bahkan tidak pulang beberapa hari, kadang sepekan penuh dan bahkan tidak pulang sebulan lamanya. Itu semua hanya berjuang untuk anak dan istri kesayangannya, jauh dari tanah ke langit rasa syukur sulit diungkap kepada suami bagi istrinya dan anak bagi anaknya.

Karena berpikir bahwa itu adalah kewajiban seorang ayah, kadang tidak peduli apapun yang terjadi yang penting bagi dia adalah duit, walaupun dicarinya juga sangat sulit. Bagi ayah pun tidak peduli, dia tetap pergi pagi hari karena di depan matanya adalah masa depan anaknya. Karena cita-cita seorang ayah berharap anak harus lebih baik dari dirinya, kita juga sering mendengar celotehan orang-orang yang namanya ayah sekalipun dia seorang freeman, dan penjahat ataupun predikat buruk yang disandang selalu berpikir dan berusaha untuk anaknya lebih baik dari dirinya.

Ayah, engkau jauh di mata tetapi ada dalam hatiku. Suara parau terdengar, engahan rasa lelahmu selalu terdengar di telinga, jalan kakimu terlihat semangat. Tidak lupa dan selalu teringat serta mengiang dalam telinga, kala menjelang tidur lantunan suaramu mengurai dongeng si kancil, monyet dan kura-kura sering di ulang hingga tertidur lelap.

Karena jarang bertemu, rasa rindu kerap kali menghampiri jiwa dan raga. Belaian tangan kasarmu tetap aku merindukan, karena ketulusanmu tetap berharap mengusap-usap tubuh mungilku mengantar tidurku. Uang jajan tiap pergi pagi membersamai saku, entah dari mana ayahku di dapat. Tetap saja aku di minta untuk mengirit duit walaupun sedikit, dia bukan pedit atau kikir melainkan mendidik agar kita selalu hemat, luar biasa ayahku.

Ayah di mana pun kerjamu, tetap aku berharap semoga menyenangi kerja dan usahamu tanpa terpaksa apalagi merasa terpaksa. Kami tidak lupa, karena yakin seyakin-yakinnya apa saja yang dikerjakan dan diusahakan ayah untuk tetap menjaga dan memelihara dari cara-cara yang diridai Allah ta’ala. Setiap pulang kerja, wajah ceriamu aku tunggu, bukan buah tangan yang ditunggu.

Namun, faktanya tidak bisa ditolak era hari ini basah keringatmu kadang merasa tiada arti ketika tidak memenuhi kebutuhan pokok di rumah, wajah pengendali dapur kadang muram karena tidak cukup untuk kebutuhan, bagaimana lagi itu yang didapat. Ayah tetap semangat pagi pergi berusaha menambah yang masih kurang. Berbagai cara ditempuh walaupun harus menempuh jarak jauh, kadang terlihat kakinya terlihat melepuh akibat perjalanan jauh.

Ayah, rupamu gagah nan rupawan. So pasti istrimu atau ibuku mencintai dan menyayangi selamanya. Canda tawamu sambil menggendongku ke mana aku mau, rengekan tangisanku kadang membuat engkau iba di campur bahagia. Aku lihat pesona seorang ayah berwibawa penuh kharisma, namun tetap bersahaja dan sederhana. Petuah dan kata-katamu tidak banyak, tapi sekali bicara membuat semua orang di rumah pada diam menyimak penuh makna.

Walapun aku lebih tinggi strata pendidikannya, engkau tetap hebat dan menginspirasi. Semua anak bisa ini dan itu, pada mulanya dari ruang hampa yang terisi dari lisan-kata dan laku-sikapmu kala aku masih dalam buaian yang penuh jenaka nan belia. Ayah yang hebat senantiasa menjadi seorang penyelamat dunia dan akhirat. (*)

Bandung, September 2022

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini