Banyak Tuduhan Miring terhadap Muhammadiyah, Buka dan Baca Lagi Manhaj

0
160
Sarwo Edi (kanan) menyampaikan materi materi Manhaj Ber-Muhammadiyah pada Pengajian Ramadhan PCM Gubeng. (Deden/KLIKMU.CO)

Surabaya, KLIKMU.CO – Muhammadiyah senantiasa memberikan sikap khas terkait permasalahan yang menerpa bangsa Indonesia sesuai dengan manhaj atau pikiran dasar Muhammadiyah yang diinspirasi oleh KH Ahmad Dahlan selaku pendirinya.

Untuk itu, di tengah arus lalu lintas pemikiran dan aksi yang ada saat ini, warga persyarikatan Muhammadiyah diimbau untuk memahami kembali apa yang menjadi manhaj Muhammadiyah agar tidak salah kaprah.

“Mari kita me-refresh pemahaman tentang manhaj atau pikiran-pikiran dasar Muhammadiyah. Kita perlu meneguhkan kembali manhaj Muhammadiyah dalam konteks kekinian. Lebih jauh tujuannya yaitu konsolidasi pergerakan Muhammadiyah saat ini dan yang akan datang,” ungkap Sarwo Edi saat memberikan materi Manhaj Ber-Muhammadiyah pada Pengajian Ramadhan PCM Gubeng, Sabtu (15/4) di Masjid Baiturrohim.

Menurut Sarwo, banyak sekali ditemui kasus-kasus miris seperti banyaknya tuduhan masyarakat terhadap gerakan Muhammadiyah yang semakin hari semakin menyebar ke arah yang tidak dibenarkan. Mulai pernyataan bahwa Muhammadiyah yang anti bidah ternyata malah melakukan bidah, pernyataan tentang Muhammadiyah yang bermadzhab wahabi, serta tuduhan bahwa warga Muhammadiyah telah keluar dari ajaran/penyampaian paham keislaman yang diajarkan oleh KH Ahmad Dahlan.

“Sehingga pemahaman tentang Muhammadiyah yang tertuang dalam Himpunan Majelis Tarjih harus dibuka dan dibaca kembali. Manhaj tarjih harus disebarluaskan kepada warga Muhammadiyah itu sendiri, juga kepada masyarakat secara umum, untuk menjawab segala tuduhan dan pernyataan tentang yang tidak benar terhadap Muhammadiyah,” ujarnya.

Sarwo Edi juga menjelaskan manhaj Muhammadiyah berasal dari pemikiran dasar dari KH Ahmad Dahlan. “Dalam konteks Muhammadiyah, manhaj punya banyak segmen yang menjadi titik masuk dalam memahami pikiran-pikran dasar. Segmen pemikiran berasal dari KH Ahmad Dahlan yang menjadi sumber inspirasi pemikiran dasar Muhammadiyah. Dari situ kita menjadi tahu kalau KH Ahmad Dahlan sangat menghargai akal pikiran,” lanjutnya.

Terakhir, Sarwo Edi mengibaratkan pemikiran KH Ahmad Dahlan adalah pemikiran yang melompat dalam gerakan pembaharuan Islam. Beliau menginginkan Muhammadiyah tetap sebagai pengemban dakwah.

“KH Ahmad Dahlan punya pemikiran yang melompat atau kuantum. Saat tahun 1918, Muhammadiyah diajak untuk dibuat menjadi partai politik oleh Agus Salim dari Serikat Islam. Namun KH Ahmad Dahlan dengan tegas menolaknya karena ingin Muhammadiyah tetap mengemban dakwah. Dahlan ingin tetap menjadikan Muhammadiyah sebagai gerakan islam yang bercorak organisasi kemasyarakatan,” ungkapnya.

“Dengan memahami dan melaksanakan segala urusan urusan sesuai dengan yang terdapat dalam tarjih, insya Allah kita sebagai warga Muhammadiyah dapat menjawab segala kritik ditengah masyarakat yang arahnya kepada Muhammadiyah,” pungkasnya. (Deden/Ima/AS)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini