Bedah Buku: Menyelami Pemikiran dan Keteladanan Kyai Dahlan

1
1723
Buku Sang Pencerah: Salah satu foto Kyai Dahlan yang terdapat dalam buku baru tersebut.

KLIKMU.CO – Modernisasi pendidikan yang dinikmati msyarakat Indonesia saat ini, tak dapat dilepaskan dari jasa KH Ahmad Dahlan. Pendiri persyarikatan Muhammadiyah ini sangat memahami bahwa dengan pendidikanlah masyarakat Indonesia dapat bangkit dari keterpurukan.

Merealisasikan ide progresif ini, Kiai Dahlan kemudian merombak ruang tamu rumahnya menjadi sebuah ruang kelas. Dari ruang kecil inilah awal mula lahirnya Amal UsahaMuhammadiyah di bidang pendidikan yang di kemdian terus berkembang seantero Indonesia. Hingga saat ini, di usianya yang telah mencapai satu abad, Muhammadiyah telah memiliki lebih dari 15.000 lembaga pendidikan mulai dari tingkat pendidikan dasar sampai perguruan tinggi.

Pendiri persyarikatan Muhammadiyah ini sudah memberikan contoh. Saat itu, Indonesia berkembang dua sistem pendidikan. Yang mana, Pendidikan Barat dengan sekolah-sekolah formalnya yang didirikan oleh pemerintah Hindia-Belanda dan pendidikan non formal berupa pesantren yang diasuh oleh Kiai. Kedua sistem pendidikan mempunyai karakteristik yang berbeda dari segi kurikulum, proses, maupun tujuannya. Pendidikan Barat adalah sistem pendidikan sekular yang tidak memasukkan agama di dalamnya. Sebaliknya, pendidikan pesantren tidak memasukkan “materi-materi umum” di dalamnya.

Pencerahan Berkemajuan: Inilah sampul buku baru yang mengangkat kisah perjuangan Kyai Dahlan yang diterbitkan oleh Kemendikbud RI.

Di tengah situasi semacam inilah, terobosan pendidikan Muhammadiyah lahir. Kiai Dahlan merintis jalan baru sistem pendidikan Indonesia dengan mamadukan antara sistem pendidikan Barat dan pesantren
Dalam buku ini juga banyak mengupas keteladanan tokoh pembaruan tersebut. Hal yang patut dicontoh dari suami dari Nyai Walidah ini adalah hidupnya yang sangat sederhana, dharma bhaktinya dalam modernisasi pendidikan di Indonesia, dan jasanya dalam memajukan kaum perempuan, layak untuk dijadikan teladan bagi generasi muda.

Kepeloporan pemikiran lainnya ialah perempuan yang diidentikan saat itu sebagai scond class. Yang mana emansipasinya terbatas di ruang public. Lahirnya Aisyiyah, sebagai wadah kaum perempuan itulah membuktikan bahwa kaum perempuan mampu duduk sejajar, dan setingkat dengan kaum laki-laki.

Tidak berlebihan, bahwa buku ini akan sangat bermanfaat bagi masyarakat. Dengan terbitnya buku ini, diharapkan akan menumbuhkan semangat yang telah diwariskan oleh Kiai Haji Ahmad Dahlan. Pendek kata membaca buku ini kita akan menyelami pemikiran dan keteladanan dari pendiri persyarikatan modern. Selamat Membaca. (Kholiq)

1 KOMENTAR

  1. Pendidikan Muhammadiyah melampaui zamannya. Maka pada waktu itu mendapat label dari masyarakat Islam dan tokoh Islam disebut sekolah kaum kafir.
    Tetapi saat sekarang pendidikan di Indonesia menggunakan sistem yang sama dan mrncontoh yang telah dilakukan oleh Sang Pencerah.
    Jayalah pendidikan Muhammadiyah selamanya.
    Aamiin.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini