Begini Cara SMAMX Bina Siswa Pelanggar dengan Cara Humanis dan Tidak Otoriter

0
8
Sejumlah siswa mendapat pembinaan.(Suardi/KLIKMU.CO)

Surabaya, KLIKMU.CO – Masa remaja adalah masa eksplorasi yang tinggi bagi para siswa. Sebagian siswa dapat dengan mudah dan lancar melalui masa naik turun ini dengan kegiatan-kegiatan yang positif berprestasi.

Namun, juga ada sebagian siswa yang terkendala hingga terjerumus pada hal-hal yang kurang baik.

Banyak sekali faktor yang berpengaruh dalam perkembangan masa remaja ini. Lingkungan yang sehat atau bimbingan orang tua dan guru saja tidak cukup. Dalam perkembangan zaman sekarang, siswa juga sangat membutuhkan kemampuan menghargai diri sendiri untuk dapat melalui waktu remajanya secara positif.

Salah satu konselor SMAMX Budi Prasetyo menjelaskan, tim konselor SMA Muhammadiyah 10 Surabaya (SMAMX) berkesempatan melaksanakan kegiatan bimbingan kelompok bagi para siswa-siswinya. Terutama bagi siswa yang sebelumnya melakukan kesalahan kedisiplinan, pelanggaran akhlak, dan sebagainya, Jumat (12/1/2024).

“Kemampuan menghargai diri sendiri itu disebut efikasi diri. Yakni individu mampu mengapresiasi sekecil apa pun pencapaian positifnya, dan tidak berlebihan menyalahkan keadaan atau lari dalam aktivitas negatif,” ujarnya.

Kegiatan ini, lanjut Budi Prasetyo, berisi materi-materi pembinaan psikis dan sentuhan kalbu pada para siswa bermasalah tersebut. Total siswa yang mengikuti adalah 21 orang.

“Hal ini merupakan perlakuan nyata sekolah akan fenomena kenakalan remaja yang akhir-akhir ini marak. Sekolah mencoba hadir untuk mendampingi para siswa bermasalah agar mereka dapat merasa diperhatikan,” tuturnya.

“Kami di SMAMX merasa lebih perlu menindak mereka dengan cara yang humanis dan tidak otoriter. Kami lakukan pendekatan melalui kegiatan bimbingan kelompok ini agar mereka merasa dirangkul dan tidak dijauhi sekolah,” imbuhnya.

Sementara itu, Waka Kesiswaan SMA Muhammadiyah 10 Surabaya Alfianur Rizal RRA MPd menjelaskan, SMAMX memang sekolah yang memiliki konsep berbeda dalam penanganan pelanggaran siswanya. Alih-alih menghukum secara keras bahkan fisik, sekolah ini memilih fokus pada penyembuhan psikologis dan akhlak anak.

“Kegiatan bimbingan kelompok ini adalah perlakuan awalan bagi para siswa bermasalah tersebut. Selanjutnya akan ada terapi dengan shalat malam, puasa sunah, dan zikir bersama untuk mereka,” ujarnya.

“Harapan kami, melalui perlakuan dan treatment ini, para siswa akan menjadi pribadi yang lebih baik dan membawa manfaat bagi masyarakat dan keluarga,” tandasnya.

(Suardi/AS)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini