Begini Peran IPM dalam Mendorong Perubahan Sosial

0
23
Radius Setiyawan mengisi materi perubahan sosial di PKMTM III PW IPM Jatim. (Kaysan/KLIKMU.CO)

KLIKMU.CO – Pada Pelatihan Kader Madya Taruna Melati (PKMTM) III hari ketiga, Sabtu (28/9/2024), PW IPM Jatim mengundang Radius Setiyawan untuk mengisi materi theory of social change. Acara berlangsungdi Aula PDM Sidoarjo.

Radius Setiyawan membuka materi dengan bertanya bagaimana cara seseorang melakukan perubahan, perubahan sosial, dan gerakan sosial baru.

Dia menjelaskan bahwa kita adalah penduduk asli digital native atau penghuni asli.

“Kenapa kok saya saat awal membahas wibu atau army, karena itu sudah melekat di dekat kalian,” ujar Sekretaris MPID PWM Jawa Timur itu.

Masuk pada materi, yakni theory of social change, Radius Setiyawan menyebut ada tiga kerangka teoretis dalam membahas perubahan sosial. Yakni, evolutionary theory, functionalist theory, conflict theory.

Ia menjelaskan bahwa pandangan teori fungsional adalah setiap masyarakat relatif bersifat stabil. Radius berpendapat bahwa setiap komponen masyarakat menunjang kestabilan.

“Setiap masyarakat biasanya relatif terintegrasi, kestabilan sosial sangat tergantung pada kesepakatan bersama,” ujar dosen UM Surabaya itu.

Dia berkata bahwa apakah masih penting perubahan di zaman sekarang ini, lalu bagaimana posisi IPM sebagai pelajar? Posisi IPM sebagai pelajar itu harus idealis.

“Sebagai IPM itu tugasnya belajar dan menjadi penerus bangsa,” tegasnya.

IPM sebagai satu komunitas/organisasi memiliki peran dalam perubahan sosial baru, maka yang didorong selain acara kaderisasinya adalah perubahan sosial.

“Kenapa relevan? Karena program-program IPM tidak hanya untuk kader kadernya, tapi di luar itu,” katanya.

Lantas, apa ciri gerakan sosial? Menurut dia, sesuatu bisa disebut secara gerakan sosial harus memiliki lima poin.

“Dan ini saya yakin IPM memiliki poin-poin tersebut,” ujarnya.

Pertama, dilakukan oleh warga negara. Kedua, collective action. Ketiga, memiliki tujuan. Keempat, memiliki strategi. Kelima, terkait dengan isu politik.

Bagaimana cara IPM sebagai pelajar itu bisa menciptakan perubahan tersebut? Radius berkata bahwa ada empat metode agar IPM bisa mendorong perubahan.

Pertama, IPM harus aktual. Kedua, IPM harus Adaptif. Ketiga, IPM harus Ilmiah. Keempat, IPM harus Inklusi.

“Apakah hanya empat saja cara IPM mendorong perubahan? Tidak, masih ada metode agar IPM bisa menciptakan gerakan sosial untuk perubahan,” jelasnya.

Lalu, bagaimana metode agar IPM bisa menciptakan gerakan sosial untuk perubahan? Radius menjelaskan lima metode agar bisa mencapai hal tersebut.

Yakni, rumuskan tujuan, petakan aktor, buat tahapan gerakan, instrumen apa yang bisa digunakan, dna buat alat ukur/evaluasi.

(Kaysan/AS)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini