8 November 2024
Surabaya, Indonesia
Berita

Begini Praktik Toleransi Beragama yang Benar Menurut Ajaran Islam

Dr Imam Syaukani mengisi materi di silaturahmi Muballigh Muhammadiyah Kota Surabaya. (Habibie/Klikmu.co)

KLIKMU.CO- “Islam memegang prinsip keseimbangan dalam segala hal terkait kehidupan manusia dan menjadikan konsep keseimbangan sebagai karakteristik utama bagi umatnya sesuai dengan firman Allah. Yaitu, “Dan demikian pula kami telah menjadi yang kamu umat Islam, umat yang adil dan pilihan agar kamu menjadi saksi atas perbuatan manusia dan agar Rasul Muhammad menjadi saksi atas perbuatan kamu.”

Hal itu disampaikan Ketua Korps Muballigh Muhammadiyah (KMM) Kota Surabaya Ustadz Dr Imam Syaukani MA dalam acara silaturahmi Muballigh Muhammadiyah Se-Kota Surabaya di Masjid Jenderal Sudirman Jalan Darmawangsa No 2 Surabaya, Senin (17/10).

Imam Syaukani mengatakan, kata al wasath dalam bahasa Arab bisa bermakna keadilan, kebaikan, dan pertengahan antara dua ujung.

“Ummatan wasathan adalah umat yang adil, baik, tengahan, dan seimbang atau moderat dalam konteks kehidupan di dunia sekarang ini,” katanya.

“Dengan pilihan jalan tengah atau moderat ini diharapkan kita akan mampu menampilkan diri sebagai seorang muslim yang wajar, tidak ekstrem dan tidak berlebihan dalam mengaktualisasikan dan melaksanakan praktik-praktik ajaran Islam dalam kehidupan sosial kita sehari-hari,” tuturnya.

Menurut pengisi rubrik Ngaji Dino Iki (KLIKMU.CO) tersebut, ada dua paham yang sangat ekstrem, yakni paham materialisme dan paham spritualisme.

“Kita menempuh jalan tengah dengan berusaha meraih kemuliaan hidup di negeri akhirat, namun tetap harus berusaha untuk mendapatkan kemuliaan hidup di dunia. Tanpa menempuh jalan ini kita pasti akan mengalami kehidupan yang tidak wajar sehingga bisa menimbulkan kesulitan dan kesengsaraan baik secara pribadi  keluarga maupun orang lain,” kata dia.

Karena itu, kata Imam, tidak ada jalan lain selain kita harus berbau dan menyatu dengan sesama umat manusia dalam bentuk kerja sama, tolong-menolong, saling menghormati, saling menyayangi dan saling bertoleransi antar sesama umat manusia.

“Karena tidak ada seorangpun yang bisa hidup dengan baik dan mulia tanpa bantuan dan kerja sama dengan orang lain,” tegasnya.

James Bond, biasa dia dipanggil, menjelaskan bahwa Islam sebagai agama yang membawa rahmat bagi seluruh alam tidak hanya menyuruh untuk dapat membina hubungan yang baik dengan sesama umat Islam. Tetapi juga membina hubungan baik dengan sesama umat manusia pada umumnya walaupun berbeda keyakinan dan agamanya.

“Namun, menghormati dan bertoleransi perbedaan keyakinan dan agama bukan berarti kita mengakui kebenaran agama dan keyakinan mereka. Walaupun kita juga harus mewakili kebenaran agama dan keyakinan mereka dalam realitas kehidupan masyarakat, berbangsa, dan bernegara. Sikap toleransi juga bukan berarti kita mengompromikan beberapa ajaran agama yang berbeda menjadi ajaran bersama atau sinkretisme dalam praktek ritual keagamaan dan keyakinan bersama. Tentu hal ini sangat tidak dibenarkan dengan dalih dan alasan apapun bahkan secara tegas praktik toleransi seperti ini harus kita tolak karena telah melenceng dari prinsip-prinsip toleransi itu sendiri,” tegas dia.

“Dengan pemahaman dan sikap moderasi yang dapat kita demonstrasikan sebagai seorang muslim di tengah-tengah kehidupan sosial kemasyarakatan itu, berarti kita telah mampu mengaktualisasikan dan menampilkan diri sebagai seorang muslim moderat, yaitu membawa kedamaian, pencerahan dan rahmat bagi alam semesta,” tambahnya. (Habibie/AS)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *