Belajar dari Kesederhanaan Paus Fransiskus

0
34
Paus Fransiskus memilih duduk di samping sopir mobil Innova Zenix yang ditumpanginya dari Bandara Soetta menuju Kedubes Vatikan, Selasa (3/9/2024). (REUTERS/Willy Kurniawan)

Oleh: Nashrul Mu’minin, mahasiswa Universitas Cokroaminoto Yogyakarta

Pada 3 September 2024, Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir memberikan pernyataan yang mengagumkan tentang kesederhanaan Paus Fransiskus, yang menurutnya bisa menjadi contoh bagi para pemimpin nasional dan global. Kesederhanaan yang ditunjukkan oleh Paus Fransiskus tidak hanya mencerminkan kepribadian yang rendah hati, tetapi juga menonjolkan esensi sejati dari kepemimpinan yang berorientasi pada pelayanan.

Saya merasa bahwa sosok seperti Paus Fransiskus dapat memberikan inspirasi yang berharga bagi para pemimpin kita dalam mengedepankan sikap sederhana dan merakyat.

Islam dan Kesederhanaan dalam Kepemimpinan

Kesederhanaan dalam kepemimpinan bukanlah konsep yang asing dalam Islam. Bahkan, Al-Qur’an mengajarkan kita tentang pentingnya menjalani hidup dengan sikap rendah hati dan menjauhi sifat sombong. Dalam surah Al-Furqan, Allah SWT berfirman:

وَعِبَادُ الرَّحْمَٰنِ الَّذِينَ يَمْشُونَ عَلَى الْأَرْضِ هَوْنًا وَإِذَا خَاطَبَهُمُ الْجَاهِلُونَ قَالُوا سَلَامًا

“Dan hamba-hamba Tuhan Yang Maha Penyayang itu (ialah) orang-orang yang berjalan di atas bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang jahil menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-kata yang baik.” (surah Al-Furqan: 63)

Ayat ini menegaskan bahwa kesederhanaan adalah salah satu ciri utama dari hamba Allah yang sejati. Seorang pemimpin yang benar-benar melayani rakyatnya harus bisa meneladani sifat ini, berjalan di muka bumi dengan kerendahan hati dan bersikap ramah terhadap siapa pun, termasuk mereka yang mungkin tidak sependapat.

Paus Fransiskus: Contoh Nyata Kesederhanaan

Paus Fransiskus, sejak awal kepemimpinannya sebagai pemimpin Gereja Katolik, telah menunjukkan bahwa kesederhanaan adalah salah satu pilar utama dalam menjalankan tugasnya. Ia memilih untuk tinggal di apartemen sederhana daripada istana megah, dan sering terlihat menggunakan mobil kecil untuk transportasinya, berbeda dari para pemimpin agama lainnya yang mungkin lebih memilih kemewahan.

Tindakan-tindakan ini mencerminkan filosofi bahwa seorang pemimpin seharusnya tidak terpisah dari orang-orang yang dilayani, melainkan hidup di antara mereka, merasakan dan memahami kebutuhan serta kesulitan mereka.

Saya percaya bahwa teladan Paus Fransiskus dalam kesederhanaan dapat menjadi cermin bagi para pemimpin di Indonesia. Di tengah gaya hidup yang kerap kali dipenuhi dengan kemewahan, kesederhanaan Paus Fransiskus memberikan pesan yang kuat bahwa kemuliaan seorang pemimpin tidak diukur dari apa yang dimilikinya, tetapi dari seberapa besar pengaruh positif yang ia berikan kepada orang lain.

Kesederhanaan dalam Kepemimpinan Nasional

Dalam konteks kepemimpinan nasional, nilai-nilai kesederhanaan seperti yang dicontohkan oleh Paus Fransiskus juga sangat relevan. Di Indonesia, kita sering melihat bahwa jabatan publik sering kali diiringi dengan gaya hidup yang mewah dan terpisah dari kenyataan sehari-hari rakyat.

Padahal, Al-Qur’an mengingatkan kita bahwa pemimpin harus selalu dekat dengan rakyatnya dan hidup dengan penuh tanggung jawab. Dalam surah Al-Baqarah, Allah SWT berfirman:

وَلَا تُؤْتُوا السُّفَهَاءَ أَمْوَالَكُمُ الَّتِي جَعَلَ اللَّهُ لَكُمْ قِيَامًا وَارْزُقُوهُمْ فِيهَا وَاكْسُوهُمْ وَقُولُوا لَهُمْ قَوْلًا مَعْرُوفًا

“Dan janganlah kamu berikan kepada orang-orang yang belum sempurna akalnya, harta (mereka yang ada dalam kekuasaanmu) yang dijadikan Allah sebagai pokok kehidupan. Berilah mereka belanja dan pakaian dari harta itu (serta) ucapkanlah kepada mereka kata-kata yang baik.” (surah Al-Baqarah: 267)

Ayat ini mengajarkan bahwa pemimpin harus bijak dalam mengelola sumber daya dan selalu mengutamakan kesejahteraan rakyatnya. Dengan meneladani kesederhanaan Paus Fransiskus, para pemimpin di Indonesia diharapkan dapat lebih fokus pada tugas utama mereka, yaitu melayani rakyat dengan penuh tanggung jawab dan keadilan.

Tantangan di Era Modern

Di era modern ini, kesederhanaan dalam kepemimpinan menghadapi tantangan besar. Media sosial dan tren budaya konsumerisme sering kali mendorong gaya hidup yang lebih materialistis.

Sebagai mahasiswa, saya menyadari betul bagaimana media sosial sering kali menjadi cermin dari kemewahan dan gaya hidup yang mungkin jauh dari realitas kebanyakan rakyat. Namun, justru di tengah godaan ini, kesederhanaan Paus Fransiskus memberikan teladan yang jelas bahwa seorang pemimpin sejati tidak terjebak dalam budaya konsumerisme, melainkan tetap fokus pada tanggung jawab sosialnya.

Mengambil Pelajaran dari Paus Fransiskus

Kesederhanaan Paus Fransiskus adalah cerminan dari kekuatan spiritual dan moral yang seharusnya dimiliki oleh setiap pemimpin. Pada 3 September 2024, PP Muhammadiyah dengan tepat menyoroti kesederhanaan ini sebagai teladan bagi para pemimpin nasional dan global.

Karena itu, saya berharap para pemimpin kita dapat mengambil pelajaran dari Paus Fransiskus dalam hal kesederhanaan dan tanggung jawab sosial. Dengan mengedepankan nilai-nilai ini, Indonesia dapat memiliki pemimpin-pemimpin yang benar-benar peduli pada rakyat dan mampu membawa perubahan positif yang nyata. (*)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini