Belajar di Alam Terbuka, Awalnya Tegang Jadi Senang

0
63
Salah satu siswa SD Muhammadiyah 22 Surabaya menjajal flying fox di kawasan wisata Pacet, Mojokerto. (Andi Hariyadi/KLIKMU.CO)

Mojokerto, KLIKMU.CO – Sumber belajar tidak hanya didapatkan dari sekolah saja, tetapi juga bisa memanfaatkan berbagai tempat. Seperti yang dilakukan siswa SD Muhammadiyah 22 Surabaya di kawasan wisata di daerah Pacet, Mojokerto, sehingga suasana belajar jadi menyenangkan.

Kepala SD Muhammadiyah 22 Surabaya Listianah SEI turut mendampingi langsung kegiatan tengah semester yang berlangsung Senin (6/11) tersebut.

Listianah menjelaskan, kegiatan bertajuk outing class ini dilakukan secara bertahap. Kelas 5 dan 6 pada Senin (23/10), kelas 1 dan 2 pada Selasa (24/10), sedangkan kelas 3 dan 4 pada Senin (6/11).

“Selama KTS ini, para siswa terlihat begitu semangat dan senang mengikuti penjelajahan melintasi suasana pedesaan, kejernihan air sungai dengan bebatuannya, dengan penampakan gunung semakin menambah kekaguman akan kekuasaan Allah SWT dan rasa syukur pada-Nya,” tuturnya.

Ustadz Budiono, wali kelas 3 A yang mendampingi siswa, menyatakan, antusiasme anak-anak melakukan penjelajahan secara berkelompok merupakan pengalaman yang menyenangkan. Sebab, mereka bisa mengetahui secara langsung sebagian bentangan alam dengan menyusuri lembah dan sedikit tanjakan.

“Meski melelahkan, tetap semangat. Dengan penjelajahan seperti ini diharapkan semakin membuka wawasan untuk mencintai lingkungan, menjaga keasrian, merawat kebersihan, serta sadar tidak membuang sampah sembarangan,” jelasnya.

Budiono melanjutkan, penjelajahan semakin seru dan menantang ketika menggunakan flying fox, menuruni lembah melihat persawahan dan sungai di sekitar.

“Keberanian menghadapi tantangan dengan meluncur dari ketinggian, yang sepertinya menakutkan dan khawatir terjadi kecelakaan, dan syukur alhamdulillah berjalan aman dan lancar. Bahkan anak-anak bisa menikmati suasana yang tegang menjadi senang,” ujarnya.

Lebih lanjut, Budiono menjelaskan, program outing class memberi ruang seluas-luasnya kepada siswa untuk mengekspresikan potensi diri sekaligus membangun persaudaraan dan kerja sama sekaligus kekompakan dalam beragam game outbound.

Dengan begitu, terbangun karakter kepedulian baik pada sesama teman maupun dengan lingkungan.

“Meski seragam olahraga yang dipakai mulai kotor dan basah karena permainan kekompakan, anak-anak tetap ceria,” imbuhnya.

Setelah outbound, para siswa melakukan gerakan kebersihan lingkungan dari sampah dan dibuang pada tempatnya. Dilanjutkan kebersihan badan dan diakhiri makan siang dan shalat berjamaah sebagai kewajiban yang harus dilakukan.

“Inilah salah satu model pembelajaran yang terintegrasikan sehingga karakternya unggul dan berprestasi serta spirit menjalankan ibadah. Semoga menjadi anak yang shaleh dan shalehah,” tandasnya.

(Andi Hariyadi/AS)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini