Belajar Menghargai Makanan dengan Praktik Langsung Mengolah Padi Jadi Beras

0
97
Sejumlah siswa MI Muhammadiyah 5 Surabaya praktik menanam padi di Villa Emak, Trawas, Mojokerto. (Ikma/KLIKMU.CO)

Mojokerto, KLIKMU.CO – Sejumlah siswa kelas 1 MI Muhammadiyah 5 Surabaya (Sekolah Mulia) mengikuti outing class selama dua hari sejak Rabu dan Kamis (1-2/11) di Villa Emak, Trawas, Mojokerto.

Agenda utamanya, mereka belajar cara menanam padi hingga proses pengolahannya menjadi beras. Netti, guru kelas 1, mengungkap alasan mengapa anak belajar proses pengolahan padi hingga menjadi beras.

“Belajar kali ini, anak-anak akan melihat dan mencoba bagaimana proses menanam padi agar mereka tahu bahwa proses yang dilalui tak mudah. Dari sini mereka akan lebih menghargai makanan,” paparnya.

Erwin, trainer AFG yang bertugas memandu, menjelaskan bagaimana cara menanam padi hingga jadi nasi yang selalu kita makan setiap hari.

“Ada 10 proses penanaman padi dengan cara tradisional yang menghasilkan beras hingga siap untuk di masak,” katanya.

Pertama, dimulai dari membajak sawah dengan menggunakan sapi untuk menyiapkan tanah dalam keadaan lunak, gembur, dan cocok untuk proses penanaman. Di sini mereka juga menjajal menunggangi mesin traktor tradisional dengan tenaga sapi.

Dilanjutkan menebar benih dengan catatan benih yang disemai haruslah direndam dahulu sekitar 2 x 24 jam.

Setelah benih tumbuh menjadi padi ditanam dengan jarak kurang lebih 40 x 40 cm yang kemudian setelah berusia 3-4 bulan padi siap untuk dipanen dengan ciri gabah terlihat berwarna kuning keemasan dan posisi padi telah merunduk.

Padi yang siap dipanen melalui proses pengeringan selama 2-3 hari. Lalu digebyok dengan memukulkan batang padi ke papan penggebyokan.

Setelahnya, tumbuk padi dengan menggunakan lesung yang terbuat dari kayu berbentuk seperti perahu berukuran kecil agar padi terpisahkan dari tangkai dan kulitnya.

Selanjutnya, dilakukan proses pengayakan dengan menggunakan tempeh untuk memisahkan beras dan kulitnya. Proses terakhir adalah beras dicuci dan ditanak dengan perbandingan beras dan air 1:2.

Menanam padi ini menjadi pengalaman pertama bagi siswa kelas 1. Jika kebanyakan mereka hanya tahu beras yang sudah jadi nasi, kini mereka melihat dan mencoba secara langsung rentetan proses pengolahan padi jadi nasi.

“Anak hebat, prosesnya tidak mudah bukan? Hargai apa yang kalian makan. Terutama nasi yang biasanya kalian konsumsi agar tidak jadi mubazir,” tambah Erwin.

(Ikma/Ana Rose/AS)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini