Berbicara di R20, Imam Addaruqutni: Tudingan Muhammadiyah Radikal Salah Paham

0
157
Mantan Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah Imam Addaruqutni saat menjadi pembicara di forum R20. (Foto: Dok. PBNU)

Nusa Dua, KLIKMU.CO – Di usianya yang lebih dari satu abad, Muhammadiyah terus berkomitmen membangun negeri melalui jalur pendidikan tanpa memandang apapun latar belakangnya.

Demikian dikatakan Mantan Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah Imam Addaruqutni dalam forum Relion 20 (R20) yang digelar PBNU bersama Liga Muslim Dunia atau Muslim World League (MWL) di Nusa Dua, Bali, pada 2-3 November 2022.

Di acara yang dihadiri pemimpin agama, aliran, dan tradisi dunia tersebut Imam menuturkan bahwa tudingan bahwa Muhammadiyah adalah organisasi berpaham radikal dan fundamentalis tidaklah benar.

“Kami telah menjalankan dedikasi dalam visi dan misi kami hingga sekarang ada lebih dari 200 universitas (Muhammadiyah) di seluruh Indonesia, mengakomodasi 1.000-an siswa nonmuslim untuk mengejar pendidikan mereka,” ungkap Imam di Hotel Grand Hyatt, Nusa Dua, Bali, Kamis (3/11/2022) seperti dikutip Kompas.com.

Lebih lanjut Imam menjelaskan keberadaan perguruan tinggi dan lembaga pendidikan Muhammadiyah lainnya tersebar di seantero negeri dan menjangkau wilayah-wilayah yang secara demografis dihuni umat nonmuslim.

“Termasuk, di Nusa Tenggara, kampus-kampus Muhammadiyah dijuluki sebagai Universitas Kristen Muhammadiyah,” katanya disambut tawa peserta.

Menurut Sekjen Dewan Masjid Indonesia (DMI) tersebut, umat Muhammadiyah juga hidup rukun berdampingan dengan masyarakat di manapun berada. Sebagai contoh, ketika terjadi kerusuhan pada era Reformasi 1998, kampus-kampus Muhammadiyah di Papua diamankan oleh umat Kristen setempat.

Imam menyayangkan pihak-pihak yang tidak menyukai Muhammadiyah menghembuskan fitnah organisasi yang didirikan oleh K.H. Ahmad Dahlan ini berpaham fundamental dan radikal.

“Muhammadiyah menyatakan itu salah paham karena di Indonesia kita tidak pernah, selama 100 tahunan Muhammadiyah berdedikasi dalam visi dan misinya tidak pernah berpikir menerima agenda yang mengganti sistem negara kita,” tandas ulama hafiz qur’an tersebut.

Menurut informasi, Forum R20 diikuti 338 peserta dari 32 negara. Sejumlah 124 peserta berasal dari luar negeri. Forum ini juga dihadiri oleh 45 narasumber dari 5 benus di dunia. [AIKaffa]

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini