Bisakah Tujuan Pendidikan Muhammadiyah Dicapai dengan Kurikulum Merdeka?

0
23
Dr Nurbani Yusuf MSi, dosen UMM, pengasuh komunitas Padhang Makhsyar. (AS/Klikmu.co)

Oleh: Dr Nurbani Yusuf MSi

Pendidikan mengubah lingkungan atau lingkungan yang mengubah pendidikan, atau keduanya tidak sama sekali. Sejak Prof Daoed Joesoef dan Prof Fuad Hasan meninggal, saya belum bisa temui lagi filsuf pendidikan yang setara yang bisa dijadikan rujukan membincang pendidikan.

Ada apa dengan sekolah Muhammadiyah? Bukankah Muhammadiyah adalah pelopor pendidikan. Kenapa larut pada kebijakan pemerintah?

Daripada mengkritik kebijakan tentang Kurikulum Merdeka, kenapa tidak bikin kurikulum sendiri.

Hipotesisnya adalah: Sekolah-sekolah Muhammadiyah tidak kompetitif sebab tidak melakukan perubahan ketika zaman telah berubah.

Pendidikan itu memanusiakan manusia. Bukan semata transfer ilmu semacam memindah tempat benda-benda. Lantas dinilai seberapa banyak ilmu telah bisa dipindah.

Guru hanya mengajar–sarat dengan target dan beban, disibukkan dengan RPP dan upah bulanan, lantas apa bedanya guru dengan kuli bangunan?

Dengan model guru seperti itu, apa kira-kira yang didapat oleh murid—mungkin janji hidup enak dan masa depan yang baik. Lantas, sejak kapan sekolah menjadi peramal nasib dan perumus masa depan anak?

Prof Daoed Joesoef dan Prof Fuad Hasan setidaknya menjadi pengingat: ketika seorang filsuf diangkat menjadi menteri pendidikan. Keduanya tak hanya berpikir teknis mengajar. Tak hanya berhenti pada peesiapan pengajar atau sibuk berdebat tentang hasil belajar yang dituangkan dalam angka-angka.

Tapi tentang manusia yang berpribadi yang tak hanya pandai hitung mencongak atau terampil menggunakan aplikasi. Membangun kecerdasan dan akal budi. Bukan manusia yang bersaing dengan mesin dan kecerdasan buatan.

Ironisnya, Muhammadiyah dan NU dua ormas besar yang kaya pengalaman di bidang pendidikan justru larut ikut mengamini kebijakan Mas Nadiem yang kering dari spirit nilai. Muhammadiyah seakan kehilangan jati diri dan tak berdaya.

Tujuan pendidikan Muhammadiyah: Mewujudkan manusia muslim yang bertaqwa, berakhlak mulia, cakap, percaya kepada diri sendiri, cinta tanah air, berguna bagi masyarakat dan negara serta beramal menuju terwujudnya masyarakat Islam yang sebenar-benarnya.

Tujuan pendidikan nasional adalah untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan yang Maha Esa dan memiliki budi pekerti yang luhur.

Tujuan pendidikannya jelas tidak sama.

Pertanyaan dasarnya adalah: Bisakah mewujudkan masyarakat Islam yang sebenar-benarnya dicapai dengan Kurikulum Merdeka? (*)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini