Buka Muktamar NA, Menag: Tidak Ada Peradaban tanpa Perempuan

0
57
Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas saat membuka Muktamar XIV Nasyiatul Aisyiyah di Bandung, Jawa Barat. (Dok Kemenag)

Bandung, KLIKMU.CO – Pembukaan Muktamar XIV Nasyiatul Aisyiyah yang digelar pada Sabtu (3/12/2022) di Kabupaten Bandung, Jawa Barat, dihadiri langsung oleh Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas. Dalam sambutannya, Menag mengapresiasi keluarga besar Muhammadiyah, khususnya Nasyiatul Aisyiyah, atas dedikasinya kepada negara. Terutama dalam menjaga keutuhan bangsa melalui pendidikan, perbaikan akhlak, dan penanaman nilai-nilai keagamaan.

“Sejatinya, ketiga elemen tersebut tidak hanya menjadi dasar untuk menjaga keutuhan bangsa, tetapi juga dapat dijadikan dasar penguatan peradaban,” kata Menag Yaqut, Sabtu (3/12/2022). 

“Dengan kata lain, tidak hanya kaum laki-laki yang berkewajiban dan mampu merealisasikannya, kaum perempuan juga mampu berperan sesuai dengan kapasitasnya. Dengan tegas saya katakan, dikotomi seperti ini sudah tidak memiliki tempat di Indonesia,” sambung Yaqut. 

Menurut Menag, Muktamar XIV Nasyiatul Aisyiyah yang mengusung tema “Memajukan Perempuan Menguatkan Peradaban” masih sangat sejalan dengan spirit yang digagas oleh pendahulu Nasyiatul Aisyiyah. 

Menag pun mengapresiasi peran Nasyiatul Aisyiyah dalam memajukan perempuan Indonesia. Perempuan, lanjut dia, harus berjalan beriringan dengan perkembangan zaman, tidak berhenti dan merasa cukup dengan tugas-tugas yang diidentikkan dengan perempuan. Dengan demikian, output yang dihasilkan adalah penguatan peradaban.

“Berbicara tentang perempuan dan peradaban yang menjadi kata kunci dari muktamar ini sama halnya berbicara tentang muatan negara,” ujar mantan ketua GP Ansor tersebut. 

Menurut Yaqut, perempuan dan peradaban tidak dapat dipisahkan dari negara. Dengan kata lain, tidak ada negara tanpa peradaban dan tidak ada peradaban tanpa adanya perempuan.

“Oleh karena itu, memajukan perempuan dari segala aspek sama halnya dengan menguatkan peradaban dalam wilayah tersebut,” tandasnya.

Menag menambahkan, pada dasarnya, menguatkan atau bahkan memajukan peradaban sebuah bangsa merupakan tanggung jawab sosial dari seluruh elemen, tanpa mengenal apakah dia seorang perempuan atau pun laki-laki. 

Akan tetapi, untuk menguatkan peradaban diperlukan banyak aspek yang harus disentuh, mulai dari pendidikan, sosial, budaya, pemikiran dan agama. Tujuannya tidak lain untuk melahirkan insan-insan yang beradab.

“Mungkin sebagian orang berpendapat bahwa membangun bangsa melalui penguatan peradaban adalah tugas elite politik dan elit intelektual. Padahal, sebagaimana disebutkan di muka bahwa permasalahan tersebut adalah tugas kita bersama, laki-laki ataupun perempuan,” tuturnya. 

“Saya yakin, dengan dinamika dan ketajaman dalam membaca permasalahan-permasalahan yang sedang melanda negeri ini, Nasyiatul Aisyiyah mampu merumuskan konsep yang tepat untuk memajukan perempuan dan menguatkan peradaban. Kuncinya, jangan sampai mengabaikan spirit yang diwariskan, yaitu pendidikan, perbaikan akhlak, dan penanaman nilai-nilai keagamaan,” tandasnya. (AS)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini