2 November 2025
Surabaya, Indonesia
Berita

Buka Tanwir IMM, Bahlil Ungkap Alasan di Balik Rencana BBM Etanol

Bahlil Lahadalia bersama Khofifah Indar Parawansa, Muhadjir Effendy, Agung Danarto, dan Nazaruddin Malik menghadiri pembukaan Tanwir Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) di UMM. (Humas UMM/KLIKMU.CO)

KLIKMU.CO – Masa depan negara ini ada di tangan pemuda, tetapi bukan sembarang pemuda—melainkan mereka yang benar-benar menyiapkan diri. Hal itu ditegaskan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Republik Indonesia Bahlil Lahadalia saat membuka Tanwir XXXIII Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) bertema Energi Kolektif untuk Negeri di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Rabu (29/10/2025).

Dalam acara pembukaan tersebut, Bahlil hadir bersama Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, Ketua PP Muhammadiyah Dr Agung Danarto MAg, Penasihat Khusus Presiden Bidang Haji Prof Dr Muhadjir Effendy MAP, serta Rektor UMM Prof Dr Nazaruddin Malik MSi. Acara dibuka dengan simbolis memainkan alat musik dawai, menggambarkan semangat kebersamaan dan kolaborasi antara pemerintah, akademisi, dan kader muda Muhammadiyah.

Dalam sambutannya, Bahlil menekankan pentingnya kemandirian bangsa yang hanya dapat terwujud melalui generasi muda yang berdaya saing dan bersemangat membangun negeri. Ia menilai IMM memiliki peran strategis dalam mencetak kader pemimpin yang tidak hanya kritis secara intelektual, tetapi juga adaptif terhadap perkembangan teknologi dan tantangan energi global.

“IMM adalah kader yang kelak menjadi pemimpin negara ini. Jangan hanya berhenti pada wacana, tapi harus turun tangan mengeksekusi gagasan. Negara ini butuh anak muda yang punya visi dan keberanian mengambil keputusan,” ujarnya.

Bahlil kemudian menyoroti kebijakan energi nasional yang kini difokuskan pada dua hal utama, yakni kemandirian energi dan transisi energi berkelanjutan. Ia menegaskan bahwa Indonesia tidak boleh terus bergantung pada impor bahan bakar, karena hal itu dapat melemahkan kedaulatan ekonomi bangsa.

Ia menegaskan, pemerintah tidak sedang berbicara soal oplos bensin, melainkan tengah mengembangkan etanol sebagai bahan bakar alternatif yang lebih ramah lingkungan dan berbasis pada kekayaan alam Indonesia.

“Saya tegaskan, kita tidak bicara soal oplos bensin. Yang sedang kami kembangkan adalah etanol—energi bersih yang bisa dibuat dari jagung dan singkong. Ini bukan akal-akalan, tapi langkah nyata agar Indonesia tidak terus bergantung pada impor,” tegasnya.

Bahlil menjelaskan bahwa etanol merupakan bentuk bahan bakar bioenergi yang mampu menggantikan sebagian kebutuhan bensin sekaligus mengurangi emisi karbon. Ia mencontohkan negara seperti Brasil dan India yang telah sukses mengembangkan industri etanol sehingga mampu menekan biaya impor bahan bakar dan meningkatkan nilai ekonomi pertanian.

Menurutnya, jika Indonesia serius mengembangkan etanol, petani akan diuntungkan, lapangan kerja bertambah, dan devisa negara dapat diselamatkan. Indonesia, katanya, memiliki potensi besar untuk itu—hanya dibutuhkan kemauan dan keberanian mengeksekusinya.

Lebih lanjut, ia mendorong agar riset dan inovasi di perguruan tinggi terus dikembangkan guna memperkuat ketahanan energi nasional. “Saya ingin mahasiswa, termasuk kader IMM, ikut terlibat dalam pengembangan energi alternatif ini. Jangan biarkan potensi negeri ini diambil alih pihak luar karena kita ragu untuk mulai,” tambahnya.

Sebagai bentuk dukungan terhadap generasi muda, Bahlil juga mengumumkan pemberian 10 beasiswa kepada kader IMM berprestasi. Ia berharap kader IMM menjadi pelopor inovasi yang mampu mengintegrasikan nilai-nilai Islam, nasionalisme, dan kemajuan teknologi dalam kerja nyata bagi bangsa.

Dalam kesempatan yang sama, Ketua DPD RI Sultan Bachtiar Najamudin turut menegaskan pentingnya kolaborasi lintas generasi dan lembaga dalam membangun masa depan Indonesia yang berkelanjutan. Ia memperkenalkan konsep Green Democracy, yakni demokrasi yang tidak hanya menekankan partisipasi politik, tetapi juga tanggung jawab terhadap lingkungan dan kesejahteraan sosial.

“Tidak ada lagi namanya one man show. Membangun bangsa sebesar ini hanya bisa dilakukan dengan kolaborasi. Demokrasi kita harus pro-pemuda, pro-rakyat kecil, dan pro-ekologi,” ucap Sultan.

Sementara itu, Rektor UMM Prof Dr Nazaruddin Malik MSi menyampaikan apresiasi atas terselenggaranya Tanwir IMM di kampus yang dikenal dengan sebutan Kampus Putih tersebut. Ia menilai forum ini bukan sekadar pertemuan organisasi, melainkan ruang strategis untuk mengonsolidasikan gagasan besar tentang masa depan Indonesia.

“Tanwir IMM bukan sekadar forum seremonial, melainkan momentum untuk meneguhkan peran mahasiswa sebagai penggerak perubahan. Kami di UMM berkomitmen mendukung lahirnya generasi muda yang berani, cerdas, dan siap memimpin masa depan Indonesia,” pungkasnya.

(Wildan/AS)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *