Bukan Kebahagiaan yang Menjadikan Manusia Bersyukur, tapi Sebaliknya…

0
58
Muchammad Arifin mengisi tausiyah di Masjid Remaja Jl Kalilom Lor III/41 Kenjeran Surabaya. (Habibie/Klikmu.co)

KLIKMU.CO – “Bukan kebahagiaan yang menjadikan manusia bersyukur, tapi bersyukurlah yang menjadikan manusia bahagia.”

Hal itu disampaikan Ketua Lembaga Dakwah Khusus (LDK) Pimmpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur Ustadz Muchammad Arifin SAg MAg dalam pengajian rutin Ahad Shubuh Masjid Remaja Jl Kalilom Lor III/41 Tanah Kali Kedinding Kenjeran Surabaya, Ahad (4/8/2022).

Ustadz Arifin menyampaikan, kita umat Islam lima kali 24 jam dipanggil oleh Allah. Hal ini tidak terjadi dalam agama yang lain. Kita oleh Allah pagi, siang, menjelang petang selalu dipanggil dengan ‘hayya ‘alashshalaah’  tapi tidak semua hamba Allah yang memungsikan pendengaran ini untuk memenuhi Allah.

“Yang datang kemasjid itu bagian hamba Allah yang menang, yang kalah jangan mimpi mendapatkan hidayah Allah, karena tidak mau mengikuti kompetensi yang diadakan oleh Allah,” katanya.

“Bersyukur itu yang menjadikan bahagia, bersyukur melangkahkan kakinya ke dalam masjid. Banyak hamba Allah yang lebih banyak melangkahkan kakinya ke mal, ke tempat-tempat rekreasi, tetapi tidak mau memenuhi panggilan Allah hadir di masjid sekadar melaksanakan shalat,” jelasnya.

Menurut dia, ada empat fase perjalanan hidup manusia. Pertama, manusia sudah melewati alam rahim, sudah selesai. Kedua, tugas manusia bersyukur. Hidup di dunia, kita bersyukur karena kita akan menuju kepada alam barzah.

Ketiga, alam penantian. Kalau kita sebagai hamba Allah bersyukur, maka dininabobokkan oleh Allah, transit di stasiun, maka tidak ada lagi kegiatan. Benalu yang menghalangi bersyukur maka kita selesaikan.

“Maka kemudian dibangkitkan oleh Allah di alam akhirat, ini yang keempat. Di akhirat apakah akan mendapatkan kebaikan ditentukan saat hidup di dunia,” tutur Ketua Takmir Masjid Attaqwa Pogot itu.

“Marilah kita siapkan dengan sebaiknya untuk bersyukur. Dalam Alquran surat Al Hasyr ayat 18 ini disampaikan bahwa wahai orang-orang yang beriman bertaqwa kepada Allah dan hendaklah setiap orang memperhatikan apa yang telah diperbuat untuk hari esok akhirat dan bertaqwa kepada Allah. Sungguh Allah Maha Teliti terhadap apa yang kamu kerjakan,” ucapnya sambil menyitir firman Allah itu.

Oleh karenanya, kata dia, mereka kaum tidak beriman lebih banyak menyiapkan kehidupan dunia yang pendek, tetapi tidak menyiapkan kehidupan akhirat yang lebih panjang.

“Saya ingin mengajak kepada para jamaah memperhatikan pohon yang ada slide ini seperti akar ini diibaratkan akidah. Sebagai fondasi, masjid ini bertahan kokoh karena fondasinya kokoh. Batangnya ini sebagai ibadah, kemudian di atas ini adalah buah dari akidah dan ibadah, yakni adanya akhlak. Ketika akhlaknya baik maka tidak akan terpengaruh oleh politik, ekonomi, dan lainnya. Jangan sampai akidahnya kuat, ibadahnya bagus tetapi yang muncul benalu seperti dengki, hasut, sombong dan lainnya,” ujarnya.

“Maka cara memperbaiki akhlak yang baik mari perhatikan firman Allah surat An Nisa ayat 136. Wahai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada Allah dan rasul dan kepada kitab yang Allah turunkan kepada rasul serta kitab yang Allah turunkan sebelumnya. Barangsiapa yang kafir kepada Allah, malaikat-malaikatnya, kitab-kitabnya, rasul-rasulnya, dan hari kemudian maka sesungguhnya orang itu telah sesat sejauh-jauhnya,” tambahnya.

Masih menurut dia, dalam surat Ali Imran ayat 5 juga disebutkan bahwa sesungguhnya bagi Allah tidak ada satu pun yang tersembunyi di bumi dan tidak pula di langit. “Hidup kita di awasi CCTV Allah. CCTV Allah ini akan nyala selamanya tidak akan pernah mati. Kalau CCTV buat teknologi manusia ada matinya, maka di manapun akan dilihat oleh Allah, bagi orang beriman ini akan menambah keimanannya,” tukasnya. (Habibie/AS)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini