Bunga Khas Bandung Jadi Logo Musywil NA Jawa Barat, Apa Makna dan Filosofinya?

0
76
Bunga patrakomala yang menjadi logo Musyawarah Wilayah XIV Nasyiatul Aisyiyah (NA) Jawa Barat. (Istimewa)

Bandung, KLIKMU.CO – Musyawarah Wilayah XIV Nasyiatul Aisyiyah (NA) Jawa Barat berlangsung mulai hari ini. Musyawarah Wilayah (Musywil) ini digelar di Auditorium KH Ahmad Dahlan, Universitas Muhammadiyah Bandung, mulai Jumat hingga Minggu (7-9/7).

Bunga patrakomala dipilih sebagai logo Musywil XIV NA Jawa Barat. Apa arti di balik logo tersebut?

Menurut Hera Suroya Humayra, anggota Divisi Publikasi dan Informasi Panitia Musywil XIV NA Jabar, bentuk dasar bunga patrakomala yang dipilih merupakan flora khas Kota Bandung, ibu kota Provinsi Jawa Barat, sebagai tuan rumah pelaksanaan Musywil XIV.

“Dengan bentuk bergelombang yang dinamis, menunjukkan sifat-sifat yang tidak kaku, keluwesan. Juga tetap menunjukkan keseimbangan,” jelasnya.

Hera menambahkan, logo Nasyiatul Aisyiah ditempatkan pada bagian putik bunga yang menjadi pusat bunga tersebut. Hal itu sekaligus melambangkan “perempuan” sebagai inti/pelaksana dari perhelatan musyawarah wilayah ini.

Sementara itu, pada ujung-ujung benang sari terdapat simbol berbentuk buku yang melambangkan pendidikan.

Putik (perempuan) yang dibuahi dengan serbuk dari benang sari (pendidikan) merupakan simbolisasi dari tema Musywil XIV, yakni “Mencerdaskan Perempuan, Mewujudkan Jabar Juara”. Sementara itu, benang-benang sari pada logo membentuk angka romawi XIV.

“Warna yang digunakan pada logo ini menyadur dari logo Muktamar XIV Nasyiatul Aisyiyah 2022. Warna kuning emas pada benang sari dengan simbol buku melambangkan harapan (lewat pendidikan dan kecerdasan) agar Nasyiah terus berjaya dan berprestasi,” bebernya.

Kemudian, warna biru pada tepian kelopak bunga menunjukkan keteguhan, sikap yang tidak mudah goyah. Sekaligus harapan agar turut berkontribusi menyelesaikan masalah tanpa keributan.

Adapun warna merah bata menunjukkan kepercayaan diri dan rasa aman serta  berani menegakkan amar makruf nahi munkar. “Sehingga mampu menghadirkan rasa nyaman bagi kemanusiaan,” tandasnya. (FA/AS)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini