Catatan Demokrasi Indonesia, IMM Surabaya Undang Dua Tokoh Nasdem dan Gerindra

0
29
Dari kiri, Ketua DPC Partai Gerindra Surabaya Cahjo Harjo Prakoso, Ketua DPC Partai Gerindra Surabaya Cahjo Harjo Prakoso, dan akademisi UM Surabaya Satria Unggul Wicaksana. (Ghifari Fajar Anugerah/KLIKMU.CO)

Surabaya, KLIKMU.CO – PC IMM Kota Surabaya menggelar acara bertajuk Diskusi Catatan Demokrasi Indonesia di Kafe Mahabarata Jumat (12/1/2024). Kegiatan ini dihadiri tak kurang dari 100 peserta.

Agenda tersebut yang seharusnya dihadiri oleh narasumber dari tiga partai pengusung calon presiden pada Pemilu 2024, yaitu Nasdem, Gerindra, dan PDIP. Namun, pihak PDIP berhalangan hadir.

Wakil Ketua PDM Surabaya Muhammad Jemadi dalam sambutannya mengapresiasi adanya ruang diskusi ini untuk keberlanjutan demokrasi di Indonesia.

“Anak muda harus peka terhadap isu-isu politik dan kebangsaan, meskipun Muhammadiyah secara organisasi tetap pada khitah-nya, yakni tidak berpolitik secara praktis. Akan tetapi, edukasi politik harus tetap digencarkan kepada kader-kader di Muhammadiyah agar nantinya bisa mencerahkan panggung politik di Indonesia,” ujar pria kelahiran Banyuwangi tersebut.

Sementara itu, Ketua DPC Partai Gerindra Surabaya Cahjo Harjo Prakoso mengungkapkan, diskusi seperti inilah yang dibutuhkan anak muda untuk terlibat andil langsung dalam demokrasi.

“Dengan adanya sinergi dari anak muda dan masyarakat di ruang-ruang diskusi seperti ini, diharapkan nantinya akan membangkitkan nalar kritis untuk pemerintahan dalam pengambilan kebijakan. Yang tidak merugikan masyarakat dan kebijakan tersebut bisa bermanfaat bagi masyarakat yang dipimpin,” ucapnya.

Sejalan dengan hal tersebut, Ketua Fraksi Nasdem DPRD Surabaya Imam Syafi’i mengungkapkan, pendidikan politik bagi anak muda sangat diperlukan.

“Diskusi ini sangat penting bagi anak muda khususnya mahasiswa. Karena hal ini merupakan salah satu pembelajaran untuk terlibat dalam kegiatan politik seperti diskusi, debat, atau kegiatan sosial yang dapat meningkatkan kesadaran politik yang nantinya akan berdampak bagi kualitas kepemimpinan dalam individu mahasiswa tersebut,” ucapnya

Sementara itu, Satria Unggul Wicaksana mengungkapkan, demokrasi di era post-truth berdampak bagi masyarakat, khususnya anak muda, di mana kebenaran kini diukur dari emosional, bukan berdasarkan fakta lapangan dan ilmiah yang sedang terjadi.

“Perlunya literasi politik khususnya bagi mahasiswa agar tidak terbawa arus disinformasi ini, salah satunya adalah hoax, hate speech, dan fake news. Hal tersebut bisa merusak nalar kritis kita dan rusaknya demokrasi di negara kita,” ujar Dekan Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Surabaya tersebut.

Nadief Rahman Haris, ketua panitia pelaksana, menjelaskan bahwa tujuan dari acara ini ialah agar mahasiswa, khususnya mahasiswa Muhammadiyah Surabaya, bisa berkontribusi dalam pembangunan demokrasi di Indonesia.

“Salah satu usaha kontribusi mahasiswa Muhammadiyah dalam demokrasi yang notabene bergerak dalam bidang akademik adalah dengan membaca, menulis, dan berdiskusi. Ketiga elemen ini berusaha diwujudkan dalam bentuk tulisan keluh kesah demokrasi di Indonesia, yang para kader IMM Surabaya tuangkan dalam buku Catatan Demokrasi Indonesia yang di-launching pada saat acara berlangsung,” ucapnya

Nadief menambahkan, seyogianya sebagai mahasiswa Muhammadiyah yang bergerak berdasarkan intelektualitas, dengan adanya diskusi ini, bisa memantik ruang-ruang dialektika antar elemen masyarakat. Agar nantinya hasil dari diskusi ini bisa berdampak bagi bangsa dan negara.

Ketua Umum PC IMM Surabaya Ramadhani Jaka Samudra menambahkan, diskusi Catatan Demokrasi Indonesia ini adalah sebagai sebuah bentuk usaha agar mahasiswa Muhammadiyah Kota Surabaya bisa lebih memantik lagi nalar kritis mereka menjelang pesta demokrasi dan diharapkan agar bisa lebih mewarnai lagi dinamika politik dengan diskusi dan dialog.

“Harapannya, dengan terselenggarakan acara ini, edukasi politik bisa sampai kepada mahasiswa dan masyarakat. Agar nantinya semua elemen di masyarakat bisa memahami isu-isu publik apa saja yang sedang terjadi dan meningkatnya partisipasi dalam demokrasi,” kata lelaki kelahiran Surabaya tersebut.

Muhammad Irsyad Setiawan, Ketua Bidang Hikmah Politik dan Kebijakan Publik PC IMM Surabaya, menambahkan, diskusi ini menunjukkan bahwa IMM sebagai ortom di bawah naungan Muhammadiyah selalu memegang teguh netralitas sebagai kader persyarikatan.

“Dengan terselenggarakannya acara diskusi catatan demokrasi ini, kami berharap memberikan edukasi untuk tetap selalu menjunjung tinggi demokrasi, mengajak para pemuda untuk berpartisipasi dalam politik yang aktif, bukan politik praktis. Menyuarakan politik berdasarkan nilai etika dan moral. Dan semoga hasil dari kajian akademis yang dibuat oleh IMM Kota Surabaya dapat memberikan dampak perubahan bagi bangsa dan negara,” ujar lelaki kelahiran Gresik ini.

(Ghifari Fajar Anugerah/AS)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini