15 Desember 2024
Surabaya, Indonesia
Opini

Catatan Oase Kehidupan #77: Nandur Pari Cukul Suket Teki

Foto suket teki diambil dari saptomanggala.blogspot

KLIKMU.CO Kalau anda kebetulan anda tinggal didesa atau dikampung dan disana ada persawahan, coba amati di ladang persawahan yang ada, selain ada tanaman padi juga disekitarnya seringkali juga tumbuh rumput rumput. Apakah para petani sengaja menanam rumput? Tentu tidak, rumput itu tumbuh sendiri, karena memang faktor alam yang menyebabkan dia harus tumbuh.

Faktor alam yang menyebabkan rumput tumbuh dalam persoalan diatas, seringkali kita sebut dengan variabel lain. Variabel lain itu macamnya ada dua, ada variabel yang bisa dikontrol dan ada yang tidak.

Apa yang kita alami dalam keseharian, tentu ada banyak variabel variabel yang mewarnai yang akan menyebabkan terjadinya sesuatu terhadap kita. Orang sering menyebutnya dengan takdir. Jadi sejatinya apa yang terjadi pada kita tidak ada yang kebetulan, semua sudah terangkai, masalahnya ada yang bisa kita jangkau dan ada yang tidak. Allah menyebutnya sebagai “sunnatullah “.

Sebagai contoh, untuk menjaga keselamatan berkendara di jalan, maka kita mempersiapkan segala hal agar kita selamat. Kita gunakan helm standar, kecepatan yang rata rata sesuai dengan peraturan, tidak terlalu cepat, berjalan dipinggir dan lain lain yang bisa kita lakukan agar kita selamat di jalan. Tapi apakah dijamin kecelakaan tidak akan terjadi? Kalau dari sisi kita, maka bisa dipastikan kecelakaan akan bisa dihindari, tapi dari sisi lain di luar kita apakah kecelakaan bisa dicegah? Belum tentu, karena faktor diluar kita tidak bisa kita kontrol.

Jalan berlubang berada diluar kewenangan kontrol kita, orang ugal ugalan berkendara, juga faktor lain diluar kita yang tak bisa kita kontrol.

Mempersempit Ruang Jangkauan Harapan

Segala sesuatu mesti harus terukur. Artinya bahwa dalam hidup kita mesti harus rasional dalam menjalaninya. Tidak bisa harapan terlalu tinggi, tapi kita tidak mempersiapkan bekal untuk mencapai yang tinggi, sehingga kita hanya bermimpi. Tak mungkinlah kita menjadi seorang dokter kalau sekolah kita di fakultas hukum. Tak mungkinlah kita akan bisa membangun tatanan yang tertib, kalau hidup kita juga tak tertib. Semuanya saling terkait.

Mempersempit ruang jangkauan dalam mencapai tujuan merupakan langkah tepat. Mempersempit ruang jangkauan berarti kita sedang merancang apa saja yang bisa kita jangkau dengan meminimalisir variabel lain yang tak bisa dikontrol.

Membangun Kepastian

Kepastian bisa berarti sesuatu yang bisa diprediksi hasilnya. Nah dalam rangka membuat kepastian akan hasil yang akan kita capai, maka kita perlu menentukan tujuan yang akan kita capai dalam suatu pekerjaan, setelah kita tentukan langkah langkah menuju penyelesaian.

Menentukan langkah langkah penyelesaian, juga harus mempertimbangkan kemampuan yang kita miliki, dan apa yang bisa kita jangkau dan menjadi kewenangan kita. Sehingga kalau semua langkah dan tujuan bisa kita ukur dan dalam jangkauan kita, maka saat itulah kita sedang membuat kepastian.

Nah kawan, mulailah membangun kepastian dengan memulai dari apa yang bisa, mudah dan murah untuk kita laksanakan.

“Dan Dialah yang menidurkan (mematikan) kamu pada malam hari. Dan Dia mengetahui apa yang kamu kerjakan pada siang hari. Kemudian Dia membangunkan kamu pada siang hari,buat disempurnakan umurmu pada yang telah ditentukan. Kemudian kepada Allah SWT kamu kembali,lalu Dia memberitahukan padamu apa yang terdahulu apa yang kamu kerjakan” (QS.Al-An`am:60)

Surabaya, 25 April 2018

M. Isa Ansori, Pegiat pendidikan yang memanusiakan, Sekretaris Lembaga Perlindungan Anak Jatim, Anggota Dewan Pendidikan Jatim, Pengajar di Untag 1945 Surabaya

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *