Oleh: Anang Dony IrawanWakil Ketua PCM Sambikerep, Dosen UM Surabaya, Anggota APHTN-HAN dan MAHUTAMA, Penikmat Sejarah Banyak peristiwa penting terjadi di bulan Mei, termasuk terbentuknya PKI (Partai Komunis Indonesia). Jika berbicara tentang PKI, tidak bisa dilepaskan dari sejarah ISDV (Indische Sociaal Democratische Vereniging), karena ISDV merupakan cikal bakal ideologi, politik, dan organisasi bagi kelahiran PKI

Oleh: Drs Najib Sulhan MAKetua PCM Mulyorejo, Surabaya Perkembangan pendidikan akan terus bergerak. Kurikulum pun sering berganti nama. Namun, sesungguhnya konsepnya tidak pernah berubah. Kerangka utama pendidikan abad ke-21 mencakup tiga hal, yaitu penguatan karakter, pembudayaan literasi, dan pengembangan kompetensi terhadap beragam potensi. Ketiga konsep ini berakar dari Al-Qur’an dan Hadits. Bicara soal penguatan karakter,

Oleh: Dwi Taufan HidayatWartawan senior, Ketua Lembaga Dakwah Komunitas PCM Bergas, Wakil Ketua Majelis Pustaka dan Informasi PDM Kab Semarang Harta warisan adalah hak yang telah ditentukan oleh Allah SWT melalui wahyu-Nya, bukan sekadar warisan budaya atau hasil mufakat keluarga. Maka, memperlakukan waris dengan prinsip suka-suka atau asas keadilan menurut logika manusia—tanpa mengikuti syariat—bukan hanya tindakan

Oleh Iqbal Firdaus AhmadMahasiswa Universitas Muhammadiyah Surabaya Penegakan hukum yang adil merupakan salah satu fondasi utama dalam menjaga stabilitas negara serta membangun kepercayaan rakyat terhadap pemerintahan. Tanpa penerapan hukum yang tegas dan tidak memihak, keadilan hanya menjadi ide kosong yang gagal memberikan perlindungan kepada seluruh warga negara. Oleh karena itu, pemerintah perlu memastikan bahwa setiap

Oleh: Nashrul Mu’mininContent writer asal Yogyakarta Era digital bukan lagi masa depan, melainkan realitas yang sudah menyentuh seluruh aspek kehidupan kita. Dari bangun tidur hingga kembali beristirahat, gawai dan internet hampir tak pernah lepas dari tangan. Mulai dari pekerjaan, pendidikan, belanja, hiburan, hingga interaksi sosial, semuanya telah bermigrasi ke dunia digital. Sayangnya, tidak semua lapisan

Oleh: Dwi Taufan HidayatWartawan senior, Ketua Lembaga Dakwah Komunitas PCM Bergas, Wakil Ketua Majelis Pustaka dan Informasi PDM Kab Semarang Dalam lembar sejarah umat manusia, pemimpin adalah cermin peradaban. Bila pemimpinnya jujur, adil, amanah, dan takut kepada Allah, maka rakyat pun akan merasakan kedamaian dan keadilan. Namun, bila pemimpinnya berdusta, lalim, memperalat agama, dan memelihara para

Oleh: Dwi Taufan HidayatWartawan senior, Ketua Lembaga Dakwah Komunitas PCM Bergas, Wakil Ketua Majelis Pustaka dan Informasi PDM Kab Semarang Ada yang menarik dari desain visual yang disebarkan oleh Tempo, media yang dikenal tajam dalam membaca peta politik nasional. Teks besar berbunyi “Habis Jokowi, Terbitlah Dedi Mulyadi” terpampang bersama potret Dedi Mulyadi mengenakan iket khas Sunda

Oleh: Haedar NashirKetua Umum PP Muhammadiyah Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas) tidak sekadar merupakan peristiwa yang dilakukan oleh sebagian kelompok anak bangsa, melainkan hasil dari seluruh gerakan nasional di Indonesia yang dilandasi oleh keinginan bersama untuk menghapus penjajahan dari muka bumi. Pada peringatan Hari Kebangkitan Nasional (20 Mei), Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Haedar Nashir,

Oleh: Dwi Taufan HidayatWartawan senior, Ketua Lembaga Dakwah Komunitas PCM Bergas, Wakil Ketua Majelis Pustaka dan Informasi PDM Kab Semarang Salah satu pelajaran paling mendalam dari kehidupan Rasulullah shallallāhu ‘alaihi wa sallam adalah sikap beliau terhadap makanan. Dalam riwayat Muslim, dikisahkan bagaimana Nabi memuji cuka sebagai lauk terbaik, meskipun cuka bukanlah jenis makanan yang mewah. Dari

Oleh Muhammad ZarkasiGuru Geografi SMA Muhammadiyah 2 Surabaya Kebijakan Gubernur Jawa Barat, Kang Dedi Mulyadi (KDM), yang mengirim siswa bermasalah ke markas militer sempat ramai dibahas di media sosial. Surat Edaran No. 43/PK.03.04/Kesra jadi pemicu, dan banyak tokoh nasional ikut berkomentar. Bahkan Menko PMK, Cak Imin, sempat nyeletuk singkat, “Nggak perlu segitunya.” Kami di SMA