Cedera saat Olahraga, Jangan Dipijat!

0
6
Cedera saat Olahraga, Jangan Dipijat!. (Foto: inovanewsroom.org)

Malang, KLIKMU.CO – Banyak orang memulai olahraga tanpa pemanasan. Meski terkesan remeh, hal ini ternyata dapat membawa dampak yang serius seperti cedera.

Kaprodi Fisioterapi Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) Dimas Sondang Irawan SSTFt MFis menyampaikan, cedera terdiri atas dua jenis.

Pertama, traumatik yang disebabkan oleh kontak  seperti keseleo atau terbentur. Kedua, cedera repetitif (overuse). Contohnya saat seseorang lari, namun sepatu yang digunakan kurang pas, serta teknik lari yang kurang tepat sehingga menyebabkan shin splint atau nyeri di area kaki bagian depan.

“Jika hal ini terjadi, langkah pertama yang perlu dilakukan adalah menghentikan kegiatan olahraga. Banyak kasus yang terjadi karena sebagian besar pasien membiarkan keadaan overuse pada tubuhnya dan mengira itu hal yang biasa,” tegas Dimas.

Langkah berikutnya yang perlu dilakukan adalah mengompres cedera dengan es batu. Meski ada penelitian yang mengatakan bahwa usaha tidak efektif untuk inflamasi atau pembengkakan, langkah ini baik untuk mengontrol rasa nyeri.

Sementara itu, langkah ketiga memeriksakan diri ke dokter atau ke klinik fisioterapi agar bisa mengetahui apa yang sedang dialami.

“Sayangnya, masih banyak masyarakat yang salah melakukan perawatan saat mengalami cedera. Ada yang mengompres dengan handuk hangat, mengoles cream, bahkan memijat,” ujar Dimas, Senin (3/6/2024).

Menurutnya, hal-hal tersebut harus dihindari. Melakukan hal yang salah justru akan membuat cedera semakin parah. Cedera harus ditentukan apakah termasuk traumatik atau overuse agar penanganannya juga tepat.

“Perlu dipahami bahwa proses penyembuhan dari cedera tidak bisa disamaratakan. Kita harus melihat jaringan apa yang rusak. Misalnya ligamen yang rusak atau pergelangan kaki terkilir. Keduanya bisa membutuhkan kurang lebih satu bulan untuk perawatan. Kemudian jika yang terjadi adalah kontusio atau benturan biasa, kemungkinan tiga hari sudah bisa sembuh,” jelasnya.

Dimas melanjutkan, masyarakat kadang mudah menilai bahwa dirinya sudah sembuh lantaran rasa sakitnya mereda. Kemudian memutuskan untuk kembali berolahraga yang sama. Padahal belum tentu cedera yang dialami sudah sembuh total.

“Dalam perspektif fisioterapi, sembuhnya cedera bukan hanya masalah hilang atau tidaknya nyeri. Melainkan juga kembalinya kemampuan fungsionalnya seperti kekuatan otot dan keseimbangan tubuh. Jadi harus mengikuti arahan dan aturan dari fisioterapis,” tegasnya.

Terakhir, Dimas berpesan bahwa salah satu hal yang harus dihindari ketika cedera adalah melakukan pijat. Apalagi kuatnya stigma di masyarakat yang menyebut bahwa keseleo harus dipijat. Padahal belum tahu sakit yang dialami diakibatkan oleh apa. Apakah ada ligamen yang robek, tulangnya patah atau tidak, adanya dislokasi atau tidak, dan lainnya.

“Maka, sebaiknya mengunjungi fisioterapis atau ahli yang memahami betul tentang cedera,” tandasnya.

(Wildan/AS)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini